Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design: Kisi Karunia
Base Code: Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Friday, 1 August 2008

Falsafah Official Development Assistance (ODA) Jepang

Falsafah Bantuan Jepang - Piagam Official Development Assistance (ODA) Jepang (telah direvisi atas keputusan Kabinet pada tgl. 29 Agustus 2003)

ODA Jepang dilaksanakan sesuai dengan falsafah dan prinsip, dll. yang tercantum dalam Piagam ODA. Berikut ini dijelaskan pokok-pokok utama dari Piagam ODA Jepang.

Tujuan
ODA Jepang bertujuan memberikan kontribusi bagi perdamaian dan pembangunan komunitas internasional, dan dengan demikian membantu menjamin keamanan dan kemakmuran Jepang sendiri. Jepang sebagai salah satu negara yang terkemuka di dunia, bertekad untuk menggunakan sebaik-baiknya ODA dalam prakarsa mengatasi isu-isu pembangunan.

Kebijakan Dasar
(1) Mendukung usaha swadaya negara-negara yang sedang berkembang
Falsafah yang paling penting dari ODA Jepang adalah mendukung usaha-usaha swadaya yang dilakukan oleh negara-negara yang sedang berkembang berdasarkan tata-pemerintahan yang baik, yaitu dengan memberikan kerjasama bagi pengembangan sumberdaya mereka, pembangunan institusi termasuk pengembangan sistem hukum, dan pembangunan prasarana ekonomi dan sosial, yang merupakan basis bagi pembangunan negara-negara tersebut.

(2) Perspektif "keamanan manusia"
Jepang akan mementingkan perspektif keamanan manusia dalam kegiatan-kegiatan ODA. Jepang akan melakukan usaha-usaha untuk melindungi individu-individu dan komunitas-komunitas dari ancaman seperti konflik, kejahatan, kemiskinan dan penyakit-penyakit menular, dan memberikan bantuan bagi pemberdayaan rakyat agar mereka dapat mengatasi berbagai ancaman tersebut.

(3) Jaminan keadilan
Dalam pelaksanaan ODA, Jepang akan mempertimbangkan kondisi kaum yang rentan secara sosial, jurang antara si kaya dan si miskin serta jurang yang terdapat antar berbagai kawasan di negara-negara yang sedang berkembang. Selanjutnya, akan diberikan perhatian penuh terhadap dampak lingkungan dan sosial dari proyek-proyek ODA. Jepang akan melakukan usaha-usaha selanjutnya untuk memperbaiki status kaum wanita.

(4) Pemanfaatan pengalaman dan keahlian Jepang
Jepang akan memanfaatkan pengalamannya sendiri, berbagai teknologi maju dan sumberdaya manusia dalam ODA-nya sementara mempertimbangkan berbagai kebijakan dan kebutuhan akan bantuan di negara-negara yang sedang berkembang.

(5) Kemitraan dan kolaborasi dengan masyarakat internasional
Jepang akan memperluas kolaborasi dengan para pelaku lainnya yang menangani bantuan pembangunan, seperti organisasi-organisasi internasional, negara-negara donor lainnya, LSM dan sektor swasta.

Isu Prioritas
Isu-isu yang akan diatasi sebagai priortas melalui ODA adalah (1) Pengentasan kemiskinan, (2) pertumbuhan yang berkesinambungan, (3) isu-isu global seperti berbagai masalah lingkungan, berbagai penyakit infeksi, populasi, makanan, energi, bencana nasional, terorisme, obat-obatan narkotik, kejahatan internasional, dll.), (4) pembangunan perdamaian.

Kawasan-kawasan prioritas
Asia sebagai kawasan yang menjalin hubungan erat dengan baik dengan Jepang, merupakan kawasan prioritas. ODA akan dipakai untuk membina hubungan yang lebih erat dengan kawasan ini dan untuk membetulkan berbagai kesenjangan.

Prinsip pelaksanaan ODA
Sejalan dengan falsafah yang dikemukakan di atas, ODA Jepang akan diberikan dengan memasukkan dalam pertimbangan: berbagai kebutuhan akan bantuan di negara-negara yang sedang berkembang, kondisi sosio-ekonomi, dan hubungan bilateral Jepang dengan negara penerima bantuan, sesuai dengan prinsip Piagam PBB (khususnya hak-hak kedaulatan, kesetaraan dan non-intervensi dalam urusan dalam negeri), serta juga pokok-pokok berikut ini.

(1) Lingkungan dan pembangunan akan berjalan seiringan.
(2) Dihindari pemakaian ODA untuk tujuan-tujuan kemiliteran atau untuk memperparah konflik.
(3) Perhatian penuh akan diberikan terhadap trends dalam perbelanjaan kemiliteran, pengembangan/
produksi senjata perusakan massal dan misil, ekspor/impor senjata di negara penerima serta hal-hal
lain di negara penerima.
(4) Perhatian penuh akan diberikan terhadap usaha-usaha demokratisasi dan penerapan ekonomi pasar,
dan perlindungan hak-hak asasi manusia di negara penerima.

Sumber: Kedutaan Besar Jepang di Jakarta

Tuesday, 29 July 2008

Belajar Ekspor Mangga kepada Mindano Selatan

Mindano bangga dengan dua Instalasi Vapor Heat Treatment (VHT) yang baru

Instalasi baru VHT di Mindano Selatan telah meningkatkan kemampuan pemasok mangga lokal dalam meningkatkan mutu pasca panen bisa memenuhi standar karantina sehingga mampu masuk ke pasar ekspor. Southern Philippine Fresh Fruits Corporation mulai mengoperasikan dua peralatan baru VHT sejak akhir tahun lalu. Instalasi VHT senilai P52-juta ini mampu mentreatment 12 metrik ton mangga yang dioperasikan selama 18 jam.

Pada pengiriman uji coba ke Jepang Desember tahun lalu Southern Philippine Fresh Fruits Corporation mengekspor 21 metrik ton mangga segar yang telah ditreatment dengan VHT, kata Chritine Legaspi, Wakil Pimpinan perusahaan tersebut. “Jepang mempunyai standar yang ketat baik dalam hal kesehatan maupun mutu buah. Sehingga kami merasa senang ketika seluruh pengiriman uji coba tersebut dapat melewati karantina” kata Legaspi.

Ia menambahkan bahwa Southern Philippine Fresh Fruits Corporation dibantu oleh USAid's Growth with Equity in Mindanao (GEM) Program dalam pemantapan hubungan dengan pembudidaya yang menghasilkan mangga bermutu bagus.

Menurut Kantor Statistik Nasional, Jepang merupakan pasar terbesar mangga Mindano. Pada tahun 2007, wilayah pulau ini mengirim langsung ke Jepang 1.092 metrik ton mangga segar dengan mutu bagus dengan nilai US$ 2.750.328.

Dalam periode 2006-2007, total volume ekspor mangga segar dari Mindano naik sebanyak 46.8% (dari 1.357 metrik ton menjadi 1.992 metrik ton), sementara nilai ekspor mangga menjadi dua kali lipat (dari US$1,795,653 menjadi US$3,592,770), kata pejabat Pusat Statistik Nasional. Jumlah negara yang mengimpor mangga dari Philipina meningkat dari 11 menjadi 14.

Negara pengimpor utama mangga Mindanao yang lain pada tahun 2007 adalah Korea Selatan (484 MT - US$484,408), Amerika Serikat (28 MT- US$154,810), Hong Kong (185 MT - US$88,850), Iran (17 MT - US$43,950), Malaysia (4 MT - US$23,149), dan China (128 MT - US$21,439).

Beberapa Negara seperti China, menerima impor mangga yang telah ditreatment dengan air panas. Akan tetapi vapor heat treatment dipersyaratkan bagi semua mangga yang masuk ke Jepang, Korea Selatan, dan Amerika Serikat. Sampai sekarang, hanya 20% mangga Mindano yang sesuai dengan standar yang dipersyaratkan Jepang, akan tetapi Southern Philippines Fresh Fruits Corporation dan perusahaan sejenis lainnya telah membantu peningkatan volume ekspor mangga asal Mindano.

Diamond Star, satu diantara eksportir mangga segar terbesar di Philiphina telah membangun Instalasi Vapor Heat Treatment di Mindano berlokasi di Carmen, Davao del Norte.

Keuntungan daerah Mindanao adalah tidak ada topan, kata Antonio Teh, Pimpinan Southern Mindanao Mango Council. “Petani mangga Mindano dapat memproduksi mangga dari bulan Juli sampai dengan bulan Desember, waktu dimana produksi mangga di Luzon dan Visayas jatuh akibat banyaknya angin topan”, kata Teh. Mindanao Fruit Industry Council (Minfruit), bermitra dengan GEM Program, telah membantu petani dalam pengembangan produksi mangga ketika produksi berkurang dan bekerja sama dengan kalangan industri mangga untuk memperkuat rantai pasokan produksi.

Budidaya mangga di musim hujan memerlukan biaya yang lebih besar. Tetapi telah dapat diatasi dengan cara memenuhi standar impor tinggi seperti Jepang yang membayar sebanyak P85 per kg. “Dengan fasilitas VHT baru dan masuknya instalasi pemrosesan yang lain, mangga Mindano mempunyai kesempatan yang lebih baik memasuki pangsa pasar luar negeri yang menguntungkan. Masa-masa yang menggembirakan bagi industri mangga” Teh menambahkan.

Harapan kami dari Tokyo, Indonesia dapat membangun dan mengoperasikan Instalasi VHT secepatnya karena pintu masuk ke Jepang dengan fasilitas bebas tarif telah dibuka sejak 1 Juli 2008. Mari kita pergunakan momentum ini dengan sebaik-baiknya.

Sumber: sunstar.com.ph; 6/13/2008

Meteor YK: Varietas Jambu Mete Unggul yang Tetap Hijau di Musim Kemarau



Kelebihan dari varietas Meteor YK ini terdapat keseragaman pertumbuhan baik pada tanaman yang lama dan yang baru. Pertumbuhan tanaman tetap menghijau pada musim kemarau disaat tanaman lainnya mengering, rasa kacangnya gurih dan manis sehingga sangat disukai oleh konsumen. Keunggulan spesifik lainnya adalah produksi gelondong, rendemen kacang, kadar protein kacang dan rasa kacang mete lebih baik dari varietas jambu mete yang ditetapkan sebelumnya seperti Gunung Gangsir 1 (GG 1) dan Segayung Muktiharjo 9 (SM 9).

A.PENDAHULUAN

Tanaman jambu mete merupakan salah satu tanaman yang mampu hidup baik pada lahan marginal beriklim kering seperti di daerah Gunung Kidul, DI Yogyakarta. Tanaman ini diperkenalkan pertama kali di Desa Semuluhlor, Kabupaten Gunung Kidul pada tahun 1922 oleh seorang pamong desa. Lama kelamaan tanaman ini menyebar luas di daerah tersebut seiring dukungan dari program pemerintah dalam membangun subsektor perkebunan yang memberi tekanan pada pengembangan tanaman jambu mete.

Masyarakat di DI Yogyakarta dalam mengembangkan tanaman jambu mete kebanyakan menggunakan bahan tanaman dari pohon induk di Semuluhlor, Kabupaten Gunung Kidul. Secara umum buah jambu mete mempunyai manfaat seperti : buah semu dapat dipergunakan untuk abon dan makanan ternak golongan ruminansia, biji sebagai kacang mete dan kulit biji dapat menghasilkan ”Cashew Nut Shell Liquid (CNSL)” suatu minyak yang dapat dipergunakan sebagai pelumas mesin jet, kosmetik dan lainnya.

B. ASAL USUL DAN CARA SELEKSI

Pada tahun 1972/1973 tanaman ini ditetapkan oleh pemerintah sebagai tanaman penghijauan untuk wilayah DI Yogyakarta dan sekitarnya. Benih tanaman jambu mete yang berasal dari Semuluhlor ini mulai menyebar ke daerah lainnya seperti ke provinsi Bali, NTB, NTT, Kalimantan, Sjawa Tengah, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.

Kemudian tahun 1980, melalui Proyek P4 dan Tahun 1990 Proyek P2WK, Dinas Kehutanan dan Perkebunan DIY mengembangkan tanaman jambu mete ini di Kabupaten Gunung Kidul, Bantul dan Kulonprogo. Akibatnya banyak industri kecil di masyarakat bermunculan dan mulai tumbuh cepat seperti pengacipan, pengolahan kacang mete yang mampu memenuhi kebutuhan didaerah sekitar, bahkan mampu diekspor ke India, Jepang dan Eropa. Kulit bijinya selain menghasilkan ”CNSL” ampas/kulitnya kacang mete dipres menjadi bahan bakar dalam pembuatan bata merah.

Melihat penampilan dan produksi tanaman ini cukup menjajikan, tahun 1996 Direktorat jenderal Perkebunan menetapkan Blok penghasil Tinggi (BPT) untuk kebun petani yang ada di Semuluhlor, Gunungkidul dan Bantul, DIY.

Untuk melengkapi data karakteristik tanaman yang ada di BPT Yogyakarta, maka pada tahun 2007 dilakukan evaluasi ulang untuk menetapkan kembali BPT dan pohon induk yang telah ditetapkan sebelumnya. Penggagas ide untuk melaksanakan penelitian, pengkajian, evaluasi dan mempersiapkan pelepasan varietas Meteor YK ini difasilitasi oleh Pemda DIY, Balittri Bogor dan BPTP Yogyakarta.

C. KARAKTER SPESIFIK METEOR YK

Bila dibandingkan dengan pendahulunya seperti varietas Gunung Gangsir 1 (GG 1) dan Segayung Muktiharjo 9 (SM 9), Meteor YK memiliki sifat yang khas seperti bentuk buah bulat segitiga, aroma buah harum segar, rasa buah manis, daging buah lembut berserat, rasa kacang gurih dan manis.

Sekilas digambarkan sebagian keunggulan Meteor YK dibandingkan dengan GG 1 dan SM 9 antara lain :

1. Bentuk batang
Meteor YK: bulat silindris; GG1: Bulat; SM9: bulat agak gepeng

2. Bentuk buah semu
Meteor GG: lonjong segitiga; GG1: Lonjong panjang; SM9: Lonjong

3. Bentuk kacang mete
Meteor YK: ginjal ujung tumpul; GG1: ginjal gepeng kecil; SM9: ginjal

4. Rasa kacang mete
Meteor: Gurih dan nyaman; GG1: Gurih; SM9: Tawar

5. Tebal biji gelondong basah
Meteor YK: 6,0 - 6,2 ; GG1: 1,5 – 1,9 ; SM9: 2,1 – 2,55

6. Berat biji kacang mete
Meteor YK:1,7 -1,9 gr ; GG1: 1,66 gr; SM9: 3,32 gr

7. Kadar gula (% brix)
Meteor YK: 11-16 ; GG1: 10,24; SM9: 12,7

8. Hasil/phn/Thn umur 10 Thn
Meteor YK:15 Kg; GG1: 8,9 Kg; SM9: 10 Kg

9. Rasa daging buah
Meteor YK: Manis ; GG1:- ; SM9: -

B. STRATEGI YANG GEMILANG

Dengan kemampuan dan inisitaif yang cukup kreatif dari Pemda DIY yang difasilitasi oleh para peneliti dari BPTP Yogyakarta dan Balittri, Bogor, sehingga potensi daerah yang selama ini belum terungkap dapat diusung menjadi potensi daerah sekaligus potensi nasional. Jambu mete varietas Meteor YK ditetapkan sebagai benih bina dan varietas unggul melalui Surat Keputusan menteri Pertanian Nomor : 338/Kpts/SR.120/3/2008 tanggal 28 Maret 2008. Secara konstitusi varietas tersebut sudah dapat dilepas ke masyarakat dengan label benih unggul dan bermutu. Kebun yang menghasilkan varietas metor YK terlebih dahulu harus ditetapkan sebagai sumber benih oleh Direktur Jenderal Perkebunan. Selain itu juga Varietas Meteor YK telah didaftarkan ke Pusat Perlindungan Varietas Tanaman (PPVT), Dep Pertanian dengan Surat No. 595/LB.240/A.11/11/2007 tanggal 19 November 2007, untuk mendapatkan perlindungan dari negara.

Salah satu keuntungan yang dinikmati oleh petani yang kebunnya ditetapkan sebagai sumber benih jambu mete Metor YK adalah royalty dari hasil penjualan benih selain komponen hasil lainnya.

Kemungkinan masih banyak potensi-potensi daerah yang belum tergali oleh para peneliti dan pemda setempat, kesempatan seperti Meteor YK ini dapat memberikan motivasi bagi daera-daerah lain untuk segera melaksanakan persiapan pelepasan varietas lokal yang potensial.Tidak ada yang sulit, asalkan ada kemauan bagi semua pihak yang berkepentingan dalam melestarikan sumber daya genetik yang begitu banyak di negeri ini.

Sumber: Direktorat Perbenihan dan Sarana Produksi, Ditjen Perkebunan, Deptan, 26 Juni 2008


#JambuMete 
#MeteorYK 
#VarietasUnggul 
#PerkebunanKering 
#KacangMete

Forum Perlindungan Varietas Tanaman Diresmikan di Tokyo

Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) telah mendapat perhatian masyarakat dunia termasuk negara-negara di Asia Tenggara dan Asia Timur. Negara ASEAN+3 yang terdiri atas Brunei, Cambodia, Indonesia, Lao PDR, Malaysia, Myanmar, Philipina, Singapura, Thailand, Vietnam, China, Jepang, dan Korea Selatan, akhirnya sepakat membentuk forum yang berhubungan dengan PVT dengan nama East Asia Plant Variety Protection Forum (EAPVP Forum).

Sebenarnya forum ini telah digagas tahun lalu ketika diselenggarakannya Workshop on the Cooperation and Harmonization in Plant Variety Protection in the Asian Region di Tokyo, pada 5 Oktober 2007. Saat itu dilakukan pertukaran pendapat dan pandangan antara perwakilan pemerintah dan organisasi dari negara-negara ASEAN+3 untuk membentuk sistem perlindungan varietas tanaman yang lebih kuat. Pada saat itu telah disepakati pernyataan bersama termasuk kerjasama bidang perlindungan varietas tanaman.

Kemudian pada 2 November 2007 dalam 7th Meeting of the ASEAN Ministers on Agriculture and Forestry plus 3 (AMAF+3) di Bangkok proposal Jepang tentang pembentukan Forum EAPVPF ini diterima yang kemudian melahirkan pertemuan pertama kalinya pada 23 Juli 2008 di Tokyo. Pertemuan perdana Forum EAPVP ini yang dihadiri oleh perwakilan pemerintah dari negara-negara ASEAN+3 untuk mengukuhkan pembentukan Forum EAPVP. Indonesia diwakili oleh Dr. Mulyanto Inspektur Jenderal Departemen Pertanian dan Ir. Hindarwati, MSc Kepala Pusat Perlindungan Varietas Tanaman Departemen Pertanian.

Ada 3 landasan dasar operasinal forum EAPVP yaitu: (1) kepentingan sistem perlindungan varietas tanaman, (2) kegunaan pengembangan dan harmonisasi sistem perlindungan varietas tanaman, (3) Pembentukan East Asia Plant Variety Protection Forum. Aktivitas yang akan dikerjakan forum dititikberatkan pada: (1) kebijakan kegiatan operasional dan (2) pertukaran informasi perlindungan varietas tanaman antar negara-negara anggota.

Kerangka kerja forum ini meliputi: (1) partisipasi negara anggota forum dan negara organisasi yang diundang, (2) pelaksanaan pertemuan-pertemuan, (3) penyusunan rencana kerja dan pelaksanaan kegiatan, (4) pelaksanaan kegiatan kesekretariatan.
Forum ini menetapkan lima kerangka kerja yaitu: (1) kerjasama dalam capacity building, (2) kegiatan kerjasama untuk pengembangan dan harmonisasi sistem perlindungan varietas tanaman, (3) kegiatan kerjasama yang berhubungan dengan pengujian, (4) kerjasama penelitian dan pengembangan tehnik identifikasi varietas tanaman dengan analisis DNA, dan (5) pembuatan website resmi.

Khusus untuk kerjasama dalam capacity building, ada tiga hal yang dijadikan fokus. Pertama, program pelatihan internasional dengan mengundang trainee dari negara-negara peserta. Enam program akan direncanakan oleh negara China, Jepang dan Korea Selatan. Kedua, workshop, seminar dan pelatihan dengan mengundang petugas bidang perlindungan varietas tanaman dari negara-negara peserta. Tujuh program ini akan disiapkan oleh Indonesia, Myanmar, Philipina, Thailand dan Vietnam. Ketiga, pengiriman tenaga ahli ke negara-negara peserta. Untuk itu, China, Jepang dan Korea akan menyediakan tenaga ahli bidang perlindungan varietas tanaman.

Kerjama teknis meliputi (1) harmonisasi garis besar pengujian termasuk pengujian kebaruan, keunikan, keseragaman dan kestabilan, (2) pengembangan dan penggunaan data base yang berhubungan dengan perlindungan varietas tanaman, (3) pengembangan sistem aplikasi secara elektronik. Pada kerjasama dalam pengujian, negara peserta dengan kepentingan yang sama akan memulai penyelidikan dan pengkajian pemanfaatan data pengujian umum.

Forum ini menyadari perlunya website resmi yang merupakan sarana untuk mencapai tujuan bersama anggota forum. Melalui tukar pikiran dan informasi dalam Forum EAPVP akan mendorong perluasan dan peningkatan hubungan kegiatan kerjasama di negara ASEAN+3 dan mendukung realisasi landasan umum sistem perlindungan varietas tanaman di setiap negara. Akhirnya harmonisasi sistem perlindungan varietas tanaman di negara ASEAN+3 dapat terealisasi.

Dari 13 negara ASEAN+3 yang telah masuk menjadi anggota International Union for Protection New Varieties of Plants (UPOV) yang berkedudukan di Genewa, Swis tercatat baru 5 negara yaitu China (Act of 1978), Jepang, Korea Selatan, Singapura, dan Vietnam (Act of 1991). Pada November 2007 jumlah anggota UPOV seluruhnya tercatat 65 negara.

Pada Juni 2008, Indonesia, Malaysia, Philipina, dan Jepang masih melindungi semua tanamannya. Akan tetapi Korea Selatan telah membuat daftar tanaman yang dilindungi sebanyak 223 varietas, sedangkan China 152 varietas, Thailand 33 varietas, dan Vietnam 27 varietas.

Melalui forum ini, Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan diri menjadi anggota UPOV. Dengan menjadi anggota forum ini, di dalam negeri sendiri diharapkan para peneliti dan breeder akan terdorong untuk meningkatkan kerjasama dalam pengembangan varietas unggul tanaman Indonesia. Para petani dapat meningkatkan mutu dan kwantitas produksinya dengan menggunakan varietas bibit unggul, di pihak lain breeder dapat memperoleh intensif melalui hak atas kekayaan intelektualnya.

Para breeder akan diberikan hak PVT sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pemberian sertifikat hak PVT dilakukan apabila suatu varietas telah memenuhi persyaratan baru, unik, seragam dan stabil berdasarkan hasil pemeriksaan substantif. Pemerintah Indonesia melaksanakan pengembangan penerbitan sertifikasi hak PVT untuk menyesuaikan kebutuhan masyarakat pertanian secara nasional maupun internasional.

Sumber: Berita Iptek online 28 Juli 2008