Hasil kajian kami terhadap pasar Jepang, dapat diambil pelajaran beberapa hal penting yang perlu diketahui oleh pengusaha eksportir dalam memasuki pasar Jepang. Tujuh hal penting yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
1.Pola Permintaan
a.Pengusaha Jepang biasanya mengimpor pertama kali dalam jumlah relatif kecil. Mereka melakukan kajian dan penilaian terhadap konsistensi mutu dan jumlah produk yang dikirimkan, ketepatan waktu pengiriman dan kelancaran komunikasi. Dari hasil kajian tersebut pengusaha akan menentukan apakah hubungan dagang perlu dikembangkan sehingga menguntungkan. Pada saat pengusaha Jepang telah percaya dengan partner bisnisnya maka mereka akan meningkatkan ekspornya secara berangsur-angsur.
b.Produk yang diminta harus sesuai dengan contoh yang disepakati. Apabila barang yang dikirim berbeda dengan contoh yang disepakati akan menimbulkan rasa kecewa. Memerlukan waktu lama untuk menghilangkan rasa kecewa tersebut.
2.Selera konsumen
a.Konsumen sangat sangat memperhatikan mutu produk. Mereka tahu tentang nilai gizi makanan dan keamanan makanan. Sehingga mereka tidak mau mengkonsumsi makanan yang belum diketahui nilai gizi dan keamanannya.
b.Lidah orang Jepang mempunyai perbendaharaan rasa yang sangat luas, mereka ingin mencoba berbagai macam rasa makanan yang lezat-lezat. Mereka menggunakan panca inderanya terlibih dahulu sebelum menentukan pilihan makanannya yang terlezat. Indera penglihatan sangat berperan, makanan dengan penampilan paling indah biasanya yang mereka pilih.
c.Konsumen negara Sakura termasuk paling teliti dalam memilih barang yang paling murah. Mereka biasa mengetahui produk apa dan dimana dilakukan penjualan dengan harga murah.
d.Konsumen sangat memperhatikan perkembangan teknologi baru, dan mereka ingin menggunakan produk inovasi baru tersebut untuk kenyamanan atau keenakan.
3.Jadwal Pengapalan
a.Pengiriman barang haris tepat waktu. Mereka telah menjadwalkan ditribusi produk tersebut sesuai dengan musim di Jepang. Keterlambatan pengiriman akan mengganggu distribusi tersebut sehingga mereka dapat membatalkan kontrak atau meminta eksportir membayar denda.
b.Apabila terjadi kerusakan setelah tiba di gudang importir, eksportir harus mengakui kesalahan itu dan menggantinya. Hal ini dilakukan untuk menjaga hubungan bisnis jangka panjang.
4.Distribusi
Terdapat dua macam sistem distribusi di Jepang yaitu
a. Importir-Wholesaler-Retailer-Konsumen. Sistem ini diterapkan untuk komoditi playwood kertas dan lain-lain.
b. Importir –Retailer-Konsumen (Spermarket, Department Store, dan lain-lain. Sistem ini diterapkan untuk produk bahan makanan.
Untuk komoditi pertanian kopi, karet, coklat dan lain-lainnya melakukan kegiatan impor pada umumnya kelompok pengusaha besar Jepang atau yang dikenal dengan nama ”Sogo Shosa”. Mereka yang mendistribusikan komoditi yang diimpor kepada Wholesaler.
5.Budaya Bisnis Jepang
a.Orang Jepang sangat menghargai senioritas. Mereka yang sudah senior diposisikan menjadi nara sumber yang banyak pengalamannya, sehingga apa yang dikatakan seniornya merupakan suara perusahaan yang harus didengar dan dipenuhi untuk dikerjakan untuk kemajuan perusaannya. Para senior dipasang terdepan dalam negosiasi dagang.
b.Pengusaha Jepang sangat memerlukan referensi dari seseorang yang sudah dikenalnya.
c.Dalam memulai bisnisnya dengan mitra baru pengusaha Jepang sangat berhati-hati sehingga memerlukan waktu yang cukup lama untuk dapat memperoleh mutu yang diinginkan, dengan cara memberikan bimbingan teknis atau transfer knowhow.
6.Promosi
Para pesaing dari lain negara sangat aktif mengirimkan katalog dan contoh produk kepada para importir Jepang, disamping juga aktif mengikuti pameran dagang di Jepang. Jumlah pengusaha yang melakukan tersebut sangat terbatas dibanding pengusaha Asing, maka perlu dilakukan usaha-usaha sebagai berikut:
a.Para pengusaha harus aktif mencari informasi jadwal kegiatan pameran atau expo di Jepang
b.Untuk efisien biaya pameran pengusaha perlu bekerjasama dengan pemerintah daerah untuk mempromosikan produknya di maca negara.
c.Pengusaha eksportir sangat dianjurkan mengirimkan profile perusahaanya berupa leaflet beserta katalog produknya kepada pengusaha importir di Jepang.
d.Leaflet dan katalog selain ditulis dalam bahasa Ingris alangkah baiknya disertai dengan bahasa Jepang agar lebih menarik dan mudah dipahami.
7.Sistem Komunikasi
a.Sangat lazim dalam perkenalan orang Jepang dengan cara tukar kartu nama. Wajib tukar-kartu nama bagi perkenalan pertama, sehingga apabila berkunjung ke Jepang harus mempersiapkan kartu nama secukupnya.
b.Pengusaha Jepang akan memberikan penghargaan tinggi apabila kita mengerti dan menggunakan bahasa mereka.
c.Apabila berkomunikasi lewat surat, faksimili dan email sebaiknya ditujukan langsung ke Divisi atau bagian yang sesuai. Hindari untuk menulis nama perusahaan atau alamat saja. Contohnya, Attention: Product import Manager.
d.Usahakan secepatnya membalas surat permintaan bisnis menggunakan bahasa Inggris atau jepang. Dianjurkan kita sabar menunggu jawaban mereka dan hindari meminta jawaban secepatnya.
e.Pengusaha Jepang akan menghargai kita apabila dalam suatu pertemuan bisnis atau negosiasi bisnis mitranya mencatat hal-hal yang dibicarakan dan mempersiapkan data dengan baik.
(Sumber: Mengenal Pasar Jepang, KBRI Tokyo, 2006)
Friday, 14 March 2008
Petunjuk Masuk Pasar Jepang
Posted by
Drh.Pudjiatmoko,PhD
at
21:10
2
comments
Labels: Pasar Produk Pertanian
Sunday, 9 March 2008
Terungkap! Harga Jahe di Pasar Jepang Bisa Tembus Tinggi—Tipe A Jadi Rebutan!
Gambar 1. Penampilan luar Jahe (tipe A sebelah kanan, tipe B sebelah kiri)
Gambar 2. Warna bagian dalam Jahe (tipe A sebelah kanan, tipe B sebelah kiri)
Jahe (Zingiber officinale Rosc.; Ginger) adalah tanaman herba tahunan yang tergolong famili Zingiberaceae.
Jahe banyak terlihat dijajakan di supermarket di Tokyo yang banyak dikunjungi oleh pelanggan. Supermarket ini menyediakan berbagai bahan makanan dan bahan dasar bumbu seperti jahe. Jahe termasuk bahan makanan yang banyak dikonsumsi orang Jepang terutama ketika makan Susi (nasi dengan ikan segar) dan juga untuk penyedap makanan lainnya.
Di sebuah supermarket di Tokyo 400 gram jahe bermutu bagus berharga 200 yen atau sekitar 16.000 rupiah. Sedangkan jahe yang kurang bagus dengan berat yang sama dipasang harga lebih murah, hanya 150 yen.
Bila diperhatikan lebih seksama terlihat jelas perbedaan jahe yang dihargai 200 yen (tipe A) dengan jahe yang dihargai 150 yen (tipe B).
Perbedaan kedua jenis jahe tersebut sebagai berikut.
1.Jahe tipe A penampilan luar berwarna cerah, mengkilat dan menarik (Gambar 2. jahe bagian kanan). Coba dibandingkan dengan jahe tipe B sebelah kiri yang warna kulitnya agak kusam.
2.Jahe tipe A ketika diiris melintang penampang dalam jahe berwarna kuning (Gambar 3. bagian kanan). Dan bandingkan dengan jahe B yang disebelah kiri warnanya pucat.
3.Jahe tipe A mempunyai serat lebih lembut dibanding jahe tipe B.
4. Jahe tipe A mempunyai aroma harum lebih kuat dibanding jahe tipe B.
Pada kemasan lazim dicantumkan nama negara asal jahe tersebut. Semoga petani dari negara kita dapat memproduksi jahe dengan tipe A sehingga dapat memperoleh harga jual yang bagus ini.
Bagaimana cara mencapainya ?
1)Mencegah cemaran mikroorganisme.
2)Menerapkan budidaya anjuran terbaik diantaranya dengan penggunaan bahan tanaman sehat yang berasal dari varietas unggul.
3)Pembakuan standar prosedur operasional (SPO) budidaya jahe guna mendukung GAP (Good Agricultural Practices).
Posted by
Drh.Pudjiatmoko,PhD
at
23:29
1 comments
Labels: budidaya jahe unggul, harga jahe Jepang, komoditas hortikultura, kualitas jahe ekspor, pasar sayur Tokyo, peluang ekspor jahe, perbedaan mutu jahe, standar GAP jahe
Gaji Wanita Lebih Rendah 33,4% dari Pria
Menurut laporan dari International Trade Union Confederation (ITUC) pada hari Kamis 6 Maret 2008, pegawai wanita memperoleh gaji rata-rata 16% lebih rendah dari pria dengan jenis pekerjaan yang sama, dengan perbedaan gaji terbesar di beberapa negara Asia dan Amerika.
Hasil kajian ITUC menunjukan pegawai wanita Jepang memperoleh gaji 33,4% lebih rendah dari pada pria, 31,5% lebih rendah di Korea Selatan, dan 32,7% lebih rendah di China.
Di Amerika Serikat upah pekerja wanita 22,4% lebih rendah dari upah pria rekan kerjanya; di Kanada perbedaan upah tersebut mencapai 27,5% dan di Paraguay 31,3%.
”Laporan tersebut menunjukkan secara rinci peningkatan diskriminasi upah antara wanita dengan pria dalam pekerjaan yang sama” kata Presiden ITUC Sharan Burrow.
Namun di beberapa negara wanita memperoleh gaji lebih tinggi dari pada pria, seperti di Bahrain wanita memperoleh gaji 40% lebih tinggi dari pada pria dan di Qatar dan Costarica 2,2% lebih tinggi.
Di Eropa rata-rata perbedaan gaji wanita dan pria 14,5% dan telah mengalami penciutan pada 10 tahun terakhir, kata ITUC.
Perbedaan upah berkisar antara 3% di pulau kecil Mediterranian Malta sampai dengan 25% di Estonia, 22% di Jerman, 20% di Finlandia, Inggris dan Austria.
Data dari WageIndicator berdasar survei gaji yang dilaporkan sendiri oleh pekerja melalui internet, dimana orang dapat membandingkan gaji yang diperoleh dengan gaji orang lain pada pekerjaan yang sama, menunjukkan sering kali wanita berpendidikan setara dengan pria atau lebih tinggi.
”Pendidikan lebih tinggi wanita tidak selalu menimbulkan perbedaan gaji menjadi lebih kecil. Akan tetapi terdapat beberapa kasus terjadi peningkatan perbedaan gaji dengan tingkat pendidikan yang diperolehnya” kata ITUC.
Perbedaan gaji cenderung menjadi lebih kecil untuk pekerja yang memiliki perserikatan kerja, tetapi perbedaan meningkat pada pekerjaan yang didominasi wanita, seperti perawat, pendidikan dan pekerjaan sosial.
(Sumber : Japan Times 8 Maret 2008)
Posted by
Drh.Pudjiatmoko,PhD
at
00:23
0
comments
Labels: Tenaga kerja
Friday, 7 March 2008
Rahasia Perkembangan Nishikigoi Terungkap! Evolusi ‘Permata Hidup’ Jepang dari Era Meiji hingga Showa (2)
2.Perkembangan Nishikigoi
Nishikigoi ditemukan 160 tahun yang lalu. Ikan ini merupakan turunan mutasi spesies ikan Karper yang biasa dimakan di propinsi Niigata. Kemudian secara bertahap ikan ini dikembangkan sehingga dapat dihasilkan ikan Koi Higoi, Asagi dan Beko. Ikan-ikan ini menjadi terkenal dan bisa laku dengan harga mahal. Nishikigoi merupakan Klan Nagaoka (Niigata) yang utama pada sekitar 1830.
Nishikigoi masih dikembangkan dan pada era Meiji Ki-Utsuri dibudidayakan. Pada era Taisho dibudayakan Shiro-Utsuri, Ki-Utsuri, Abegori, Taisho-Sanke, Sanke dan Kohaku. Pada masa selanjutnya di era Showa, ikan Koi Ginrin, Ogon dan Hikarimono yang lain berhasil dibudayakan dari persilangan antara Ogon dengan ikan koi yang lain.
Doitsu merupakan ikan Koi yang telah ikut menyumbangkan khasanah keindahan dan warna-warni ikan Nishikigoi. Terdapat dua jenis Doitsu; pertama ikan Leather Carp yang tidak mempunyai sisik dan kedua ikan Mirror Carp yang mempunyai dua deretan sisik di bagian punggung dan perutnya. Barbagai variasi pola sisik besar dan perbedaan warna pada kulit tanpa sisik tersebut membuat Nishikigoi menjadi indah dengan berbagai corak dan berwarna-warni .
3.Tempat asal Nishikigoi
Tempat asal Nishikigoi adalah wilayah bagian tengah Propinsi Niigata. Lebih tepatnya di Desa Takerawa, Higashi-Yama, Ota, Taneuhara dan Kamagashima. Beberapa daerah tersebut sekarang menjadi bagian dari kota Ojiya. Tempat asal Nishikigoi telah beidiri Sekolah Dasar Takezawa yang dibangun oleh Asosiasi Koperasi Pembudidaya Ikan Koi Yamakoshi Nishikigoi pada November 1966.
4.Musim Nishikigoi
Semua penyalur dan pedagang Koi pergi ke Niigata untuk membeli Koi sekitar pertengahan bulan Oktober dan mulai menjualnya. Awal November merupakan waktu yang baik untuk membeli Nishikigoi. Anda dapat berkunjung ke Niigata memilih sendiri ikan Koi yang anda sukai, atau pergi ke peternakan ikan terdekat dan membeli beberapa ekor yang telah didatangkan dari Niigata atau telah dibudidayakan dari pembibitan ikan. Pameran Koi di Niigata diselenggarakan di setiap Desa. Lomba ikan Koi amatir dimulai bulan Oktober dan berakhir bulan Maret. Pada awal bulan April Koi baru mulai dibiakkan dan berakhir pada pertengahan bulan Oktober. Pekerjaan akhir dari pembiakan Koi ini, memasukan semua ikan Koi yang bagus ke kolam alami.
SUMBER : Manual to Nishikigoi, Takeo Kuroki, Shin Nippon Kyoiku Tosho Co.
Posted by
Drh.Pudjiatmoko,PhD
at
09:07
0
comments
Labels: asal-usul koi Ojiya, budaya koi Jepang, Doitsu dan Ogon, evolusi koi modern, musim membeli Nishikigoi, perkembangan Nishikigoi, sejarah koi Jepang, varietas koi Niigata