Seminar umum ini diselenggarakan oleh The World Bank di Fukuoka Seimei Building, Tokyo pada tanggal 26 April 2007. Tema seminar adalah Sustainable Development and Human Security: Improving the quality of Growth.
Seminar dibuka oleh Mr. Lester Dally, Acting Special Representative, Japan, The World Bank. Sambutan pertama disampaikan oleh Ms. Katherine Siera, Vice President for Sustainable Development Network. Sambutan kedua disampaikan oleh Mr. Koji Tsuruoka, Director General for Global Issues, Ministry of Foreign Affairs, Japan. Dalam Panel discussion Ms. Kristalina Georgieva, Director of Strategy and Operations for Sustainable Development, The World Bank memimpin empat panelis yaitu:
1. Mr. Takeshi Osuga, Director for Global Issues Cooperation, Ministry of Foreign Affairs, Japan
2. Mr. Satoru Nishikawa, Director of Disaster Preparedness, Public Relations and International Cooperation, Cabinet Office, Japan
3. Ms. Keiko Kiyama, Secretary General, JEN
4. Mr. Dan Rohrmann, Director, UNICEF Tokyo (Office for Japan and the Republic of Korea)
Bebera hal yang perlu kita perhatikan yaitu Jepang telah memberikan contoh bahwa Jepang dapat mencegah dan mengurangi efek dari bencana alam. Jepang termasuk negara dengan frekwensi bencana alam paling tinggi terutama gempa bumi. Sebanyak 22% gempa bumi dunia terjadi di Jepang, terdapat 210 kali kejadian dalam kurun waktu 1995-2004. Bencana alam di Jepang yang rutin terjadi adalah gempa bumi, tsunami, gunung meletus, angin topan, hujan badai, banjir, tanah longsor, dan kecelakaan salju.
Yang perlu kita ambil pelajaran bahwa korban meninggal akibat bencana alam yang berkaitan dengan cuaca di Jepang telah mengalami penurunan yang tajam dibanding 4 dasa warsa yang lalu.
Dari tahun 1950 sampai dengan tahun 1960 korban bencana alam masih tinggi, jumlah korban per tahun di atas 1000 orang sebanyak 6 jangka waktu tahunan yaitu tahun 1950, 1955, 1956, 1958, 1959, dan 1960. Dan pada tahun 1960 jumlah korban mencapai 5.169 orang diakibatkan Ise-Wan Typhoon. Pada 2 dasa warsa selanjutnya sampai dengan tahun 1983 jumlah korban pertahunnya sudah dibawah 1000. Dua dasa warsa berikutnya sampai dengan tahun 2000 jumlah korban pertahuannya sudah dibawah 300 orang. Jumlah penurunan korban ini adalah hasil dari kesuksesan Jepang dalam melakukan usaha pencegahan bencana alam.
I. Usaha dalam pencegahan bencana alam yang dilakukan:
A. Perbaikan fasilitas pencegahan bencana alam
- Peralatan observasi seperti stelit meteorologi, radar observasi cuaca, dan seismometer;
- Sistem untuk komunikasi informasi keadaan darurat seperti fasilitas telekomunikasi dan siaran radio atau TV
B. Konservasi Tanah Nasional
- Konservasi tanah, perbaikan sungai, pembangunan dam untuk mengontrol aliran air;
- Pengontrolan erosi tanah, pencegahan tanah longsor, konservasi pesisir laut, manajemen tanah pertanian dan manejemen bencana alam.
C. Pengetahuan dan Kesadaran Bencana Alam serta Latihan menejemen bencana alam.
D. Organisasi tenaga sukarela lokal untuk pengelolaan bencana alam dan pengelolaan aktivitas tenaga sukarela
II. Hyogo Frame work for Action (HFA) telah diadopsi pada World Conference on Disaster Reduction (WCDR) Januari 2005 di Kobe
Terdapat 5 prioritas sebagai berikut:
A. Menempatkan menejemen bencana alam sebagai masalah prioritas nasional dan regional, dan menjamin dasar kelembagaan yang kuat untuk melaksanakannya.
B. Memperbaiki pengumuman bahaya dini untuk spesifikasi, evaluasi, dan monitoring resiko bencana.
C. Menggunakan pengetahuan, teknologi dan pendidikan untuk menetapkan budaya pengelolaan bahaya pada semua tingkat masyarakat.
D. Menurunkan faktor berpotensi yang menimbulkan resiko.
E. Memperbaiki pra-pesiapan agar mampu merespon keadaan darurat lebih efektif.
Friday, 27 April 2007
Seminar pembangunan berkelanjutan dan keamanan manusia: Peningkatan kwalitas pertumbuhan
Posted by Drh.Pudjiatmoko,PhD at 12:21
Labels: Seminar Pertanian
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment