Symposium on Agriculture, Science and Technology 2008 diselenggarakan atas kerjasama antara Indonesian Agricultural Science Association (IASA) dan Pehimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Kanto yang didukung KBRI Tokyo pada hari Sabtu tanggal 21 Juni 2008 bertempat di Tokyo University of Agriculture - Tokyo, Jepang. Symposium ini merupakan salah satu kegiatan yang termasuk dalam program peringatan hubungan diplomasi Indonesia – Jepang ke 50. Simposium mengangkat tema Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJ-EPA) dan Peran ASEAN Economic Community (AEC) dalam Memperkuat Ekonomi dan Ketahanan Pangan Indonesia.
Symposium dibuka oleh Bapak Ronny Prasetyo Yuliantoro Wakil Kepala Perwakilan Republik Indonesia KBRI Tokyo. Beliau membacakan sambutan pembukaan Dubes RI untuk Jepang, isinya menekankan bahwa dengan JI-EPA diharapkan Indonesia dapat meningkatkan ekspor berbagai macam produk termasuk produk pertanian, perikanan dan kehutanan ke Jepang, IJ-EPA juga diharapkan akan mendorong menguatnya hubungan bilateral Indonesia-Jepang.
Kesepakatan kemitraan ekonomi Indonesia-Jepang IJ-EPA yang telah ditandatangani tanggal 20 Agustus 2007 tahun lalu oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Jepang saat itu, Shinzo Abe, diharapkan akan mampu meningkatkan perekonomian kedua negara. Di pihak Indonesia, IJ-EPA ini diharapkan dapat meningkatkan ekspor Indonesia ke Jepang, meningkatkan investasi Jepang ke Indonesia, serta meningkatkan kapasitas dan kemampuan kompetitif industri Indonesia.
Harapan-harapan ini telah disampaikan oleh Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Iklim Usaha Perdagangan - Badan Litbang Departemen Perdagangan, Dr. Andin Hadiyanto, dalam makalah utama dalam Symposium kali ini. Dalam pemaparan makalahnya, Dr. Andin mengemukakan rincian yang merupakan hasil analisis simulasi model ekonomi bahwa penghapusan atau pengurangan tarif perdagangan dalam kesepakatan yang tertuang IJ-EPA akan memberikan peningkatan GDP bagi Indonesia sebesar 3,01 persen dan Jepang sebesar 0,06 persen. Di samping itu diperhitungkan bahwa ekspor Indonesia akan meningkat sebesar 4,68 persen dan ekspor Jepang meningkat sebesar 0,41 persen. Sementara dari aktivitas bursa saham, Indonesia akan memperoleh peningkatan sebesar 5,38 persen dan Jepang memperoleh peningkatan sebesar 0,05 persen. Pemaparan dari Dr. Andin ini memberikan suasana persiapan menjelang diberlakukannya IJ-EPA tanggal 1 Juli 2008 atau tepatnya 10 hari yang akan datang.
Profesor Dr. Keishiro Itagaki, profesor Bidang Pembangunan Pertanian Internasional pada Tokyo University of Agriculture dalam presentasinya mengemukakan sebuah kasus tentang kebijakan reformasi pangan beras pada masa transisi di Asia umumnya dan ASEAN khususnya. Berangkat dari keprihatinan meningkatnya harga pangan dunia termasuk beras yang berimplikasi pada instabilitas perekonomian di berbagai negara, Profesor Itagaki memaparkan pentingnya rencana aksi bersama negara-negara anggota komunitas ekonomi AEC untuk menyeimbangkan permintaan dan penawaran pangan sekaligus stabilisasi harga pangan beras di wilayah regional ini. Dalam paparan makalahnya ini Profesor Itagaki memberikan tiga perspektif terkait kebijakan reformasi pangan beras AEC yaitu: 1) fitur-fitur perbandingan kebijakan pangan di negara-negara produsen beras AEC ; 2) kecenderungan umum kebijakan pangan beras AEC ; dan 3) kerjasama saling menguntungkan yang diperlukan dalam AEC. Di samping itu juga Profesor Itagaki juga menyampaikan usulan agar AEC mempelajari sejarah kebijakan pangan Jepang yang mampu menjaga stabilitas swasembada beras selama ini.
Dr. Taro Adati dan Ryoji Sakamoto melengkapi pembicaraan di dalam symposium ini dengan mengemukakan kasus yang dilakukan dalam pekerjaannya masing-masing. Dr. Adati, yang merupakan Asisten Profesor bidang perlindungan tanaman tropis Tokyo University of Agriculture, mengungkapkan studi kasus di Indonesia tentang perlindungan sumberdaya alam dalam perspektif ilmu pengetahuan alam, sedangkan Mr. Sakamoto, yang merupakan Kepala Divisi Operasional JAEC (Japan Agriculture Exchange Council) menyampaikan uraian tentang program pelatihan pemuda tani di Jepang sebagai bentuk kerjasama bilateral yang melibatkan pemuda-pemudi dari berbagai negara khususnya dari negara-negara ASEAN.
Kegiatan simposium SAST 2008 ini merupakan agenda pertemuan ilmiah rutin yang diselenggarakan oleh IASA, sebuah wadah ilmiah pelajar dan peneliti pertanian Indonesia dalam pengertian luas di Jepang, dan pada kesempatan kali ini bekerja sama dengan Persatuan Pelajar Indonesia di Jepang - Koordinator Daerah Kanto (PPI Jepang-Korda Kanto) serta kelompok pelajar internasional dari Tokyo University of Agriculture.
Hadir dalam kegiatan ini dari pihak Indonesia yaitu KUAI Duta Besar RI untuk Negara Jepang beserta Atase Pertanian, Atase Perdagangan, dan Koordinator Fungsi Ekonomi KBRI Tokyo, Pimpinan dan Staf Bank Indonesia serta BUMN Perwakilan di Jepang, sedangkan dari pihak tuan rumah di Jepang yaitu Rektor Tokyo University of Agriculture beserta para profesor dari Fakultas Studi Pertanian dan Pangan Internasional Tokyo University of Agriculture, dan juga para undangan yang terdiri dari pejabat-pejabat kedutaan besar negara-negara ASEAN untuk Negara Jepang.
Sumber: Laporan Panitia SAST 2008
Monday, 30 June 2008
Symposium on Agriculture, Science and Technology (SAST) 2008
Posted by Drh.Pudjiatmoko,PhD at 17:56
Labels: Seminar Pertanian
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
info yg bagus
Post a Comment