Pangan Produk Rekayasa Genetika: Rahasia
Analisis Risiko Codex yang Wajib Anda Tahu!
Bayangkan jika
di meja makan Anda tersaji sepiring makanan yang tampak biasa saja, namun
ternyata di baliknya tersimpan teknologi canggih hasil rekayasa genetik. Apakah makanan itu aman? Bagaimana
memastikan tidak ada risiko tersembunyi bagi kesehatan? Untuk menjawab
pertanyaan ini, dunia internasional mengandalkan panduan resmi Codex
Alimentarius, seperangkat prinsip yang mengatur analisis risiko pangan,
termasuk yang berasal dari bioteknologi modern. Panduan ini lahir dari sejarah
panjang konsumsi pangan yang aman, dipadukan dengan kemajuan ilmu pengetahuan,
guna memastikan setiap suapan yang kita telan benar-benar terlindungi dari
bahaya yang mungkin mengintai.
Pendahuluan
Untuk sebagian
besar pangan, tingkat keamanan yang diterima masyarakat umumnya mencerminkan
sejarah panjang konsumsi aman oleh manusia. Pengetahuan untuk mengelola risiko pangan banyak diperoleh dari pengalaman
penggunaan tersebut. Pangan dianggap aman selama dikembangkan,
diproduksi, diolah, disimpan, ditangani, dan disiapkan dengan cermat.
Bahaya yang
terkait dengan pangan menjadi subjek proses analisis risiko oleh Komisi Codex
Alimentarius untuk menilai potensi risiko dan, jika perlu, mengembangkan
strategi pengelolaannya. Pelaksanaan
analisis risiko mengacu pada keputusan umum Komisi Codex Alimentarius serta
Prinsip Kerja Codex untuk Analisis Risiko. Meskipun metode ini telah lama
digunakan untuk mengatasi bahaya kimia seperti residu pestisida, kontaminan,
bahan tambahan pangan, dan bahan pembantu pengolahan—serta semakin banyak
diterapkan pada bahaya mikrobiologis dan faktor gizi—prinsip-prinsipnya belum
dirinci secara khusus untuk pangan utuh.
Pendekatan analisis risiko dapat diterapkan pada
semua jenis pangan, termasuk yang berasal dari bioteknologi modern. Namun,
penerapannya pada pangan utuh memerlukan penyesuaian dibandingkan ketika
digunakan pada bahaya terpisah. Prinsip-prinsip dalam dokumen ini perlu dibaca
bersama dengan Prinsip Kerja Codex untuk Analisis Risiko. Hasil penilaian
risiko dari otoritas pengatur lain juga dapat dimanfaatkan untuk membantu
analisis dan menghindari duplikasi pekerjaan.
Ruang Lingkup dan Definisi
Prinsip-prinsip ini bertujuan menyediakan kerangka
kerja analisis risiko terhadap aspek keamanan dan gizi pangan hasil
bioteknologi modern. Dokumen ini tidak membahas aspek lingkungan, etika, moral,
atau sosial-ekonomi dari penelitian, pengembangan, produksi, dan pemasaran
pangan tersebut.
“Bioteknologi modern” diartikan sebagai penerapan
teknik asam nukleat in vitro (termasuk DNA rekombinan dan injeksi
langsung asam nukleat ke dalam sel atau organel) atau fusi sel di luar famili
taksonomi yang mengatasi hambatan reproduksi atau rekombinasi alami, yang bukan
merupakan teknik dalam pemuliaan tradisional. “Rekanan konvensional” berarti
organisme atau varietas terkait, komponen, atau produknya yang memiliki riwayat
penggunaan aman sebagai pangan.
Prinsip-Prinsip Penilaian Risiko
Proses analisis risiko untuk pangan hasil
bioteknologi modern harus sejalan dengan Prinsip Kerja Codex untuk Analisis
Risiko. Penilaian risiko mencakup penilaian keamanan untuk mengidentifikasi
bahaya, masalah gizi, atau risiko lain, serta menentukan sifat dan tingkat
keparahannya. Perbandingan antara pangan bioteknologi dan pangan
konvensionalnya menjadi fokus utama, dengan penentuan kesamaan dan perbedaan
yang relevan bagi kesehatan manusia.
Penilaian keamanan dilakukan terhadap pangan utuh
atau komponennya dengan mempertimbangkan efek yang diinginkan maupun tidak
diinginkan, identifikasi bahaya baru atau yang berubah, serta perubahan
signifikan pada zat gizi utama. Proses penilaian harus terstruktur, terpadu,
berbasis kasus per kasus, dan menggunakan data ilmiah yang sahih, diperoleh
dengan metode yang tepat, serta dianalisis secara statistik.
Pendekatan penilaian risiko didasarkan pada data
dan informasi multidisiplin yang relevan, yang dapat berasal dari pengembang
produk, literatur ilmiah, ilmuwan independen, badan pengatur, badan
internasional, atau pihak berkepentingan lainnya. Semua data harus dievaluasi
dengan metode penilaian berbasis sains dan mempertimbangkan semua informasi
yang tersedia, selama metode pengujiannya ilmiah dan hasilnya dapat
dibandingkan.
Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko
Langkah manajemen risiko harus proporsional dengan
tingkat risiko berdasarkan hasil penilaian, serta mempertimbangkan faktor lain
yang relevan sesuai keputusan Komisi Codex Alimentarius. Berbagai langkah yang
berbeda dapat mencapai tingkat perlindungan yang setara. Manajer risiko perlu
mempertimbangkan ketidakpastian yang ditemukan dalam penilaian dan mengambil
langkah yang sesuai untuk mengelolanya.
Langkah manajemen risiko dapat mencakup pelabelan
pangan, persetujuan pemasaran, dan pemantauan pasca-pemasaran. Pemantauan ini
dilakukan untuk memverifikasi kesimpulan tentang dampak potensial terhadap
kesehatan atau memantau perubahan status gizi akibat pengenalan pangan baru.
Perangkat pendukung seperti metode analisis, bahan referensi, dan sistem
ketertelusuran mungkin diperlukan untuk memastikan efektivitas langkah-langkah
tersebut.
Prinsip-Prinsip Komunikasi Risiko
Komunikasi risiko yang efektif harus ada di setiap
tahap penilaian dan manajemen risiko, melibatkan semua pemangku kepentingan
seperti pemerintah, industri, akademisi, media, dan konsumen. Proses ini harus
transparan, terdokumentasi, terbuka untuk pengawasan publik, dan tetap
menghormati kerahasiaan informasi komersial yang sah.
Konsultasi yang dilakukan harus bersifat
interaktif dan responsif, melibatkan pandangan semua pihak, serta membahas isu
keamanan pangan dan gizi yang relevan selama proses analisis risiko.
Konsistensi dan Kerangka Regulasi
Pendekatan yang konsisten diperlukan untuk
mengkarakterisasi dan mengelola risiko pangan bioteknologi, sehingga tidak
terjadi perbedaan yang tidak wajar dalam tingkat risiko dibandingkan pangan
konvensional yang serupa. Kerangka regulasi harus transparan, terdefinisi
dengan baik, dan konsisten dalam persyaratan data, kerangka penilaian, tingkat
risiko yang dapat diterima, mekanisme komunikasi, serta proses pengambilan
keputusan yang tepat waktu.
Peningkatan Kapasitas dan Pertukaran
Informasi
Diperlukan upaya untuk meningkatkan kapasitas
otoritas regulasi, khususnya di negara berkembang, dalam menilai, mengelola,
dan mengomunikasikan risiko pangan bioteknologi, termasuk penegakan hukumnya.
Bantuan teknis dapat dilakukan melalui kerja sama bilateral maupun bantuan
organisasi internasional, dengan tujuan penerapan prinsip-prinsip ini secara
efektif.
Pertukaran informasi antara otoritas regulasi,
organisasi internasional, badan pakar, dan industri harus difasilitasi melalui
saluran yang sesuai, termasuk Titik Kontak Codex dan metode lain yang efektif.
Proses Tinjauan dan Penyesuaian
Metodologi analisis risiko harus konsisten dengan
perkembangan ilmu pengetahuan terkini. Mengingat pesatnya kemajuan
bioteknologi, pendekatan penilaian keamanan pangan perlu ditinjau secara
berkala untuk memasukkan informasi baru yang relevan. Ketika data ilmiah
terbaru menunjukkan adanya perubahan dalam penilaian risiko, langkah-langkah
manajemen risiko harus disesuaikan.
Ketentuan penelusuran produk harus sejalan dengan
Perjanjian SPS dan TBT, sebagaimana telah dibahas oleh Komite Codex untuk
Sistem Inspeksi dan Sertifikasi Impor dan Ekspor Pangan, termasuk
prinsip-prinsip ketertelusuran sebagai alat dalam sistem inspeksi dan
sertifikasi pangan.

No comments:
Post a Comment