Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design: Kisi Karunia
Base Code: Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Wednesday, 13 August 2025

Rahasia Codex Mengungkap Risiko Pangan PRG



Pangan Produk Rekayasa Genetika: Rahasia Analisis Risiko Codex yang Wajib Anda Tahu!

 

Bayangkan jika di meja makan Anda tersaji sepiring makanan yang tampak biasa saja, namun ternyata di baliknya tersimpan teknologi canggih hasil rekayasa genetik. Apakah makanan itu aman? Bagaimana memastikan tidak ada risiko tersembunyi bagi kesehatan? Untuk menjawab pertanyaan ini, dunia internasional mengandalkan panduan resmi Codex Alimentarius, seperangkat prinsip yang mengatur analisis risiko pangan, termasuk yang berasal dari bioteknologi modern. Panduan ini lahir dari sejarah panjang konsumsi pangan yang aman, dipadukan dengan kemajuan ilmu pengetahuan, guna memastikan setiap suapan yang kita telan benar-benar terlindungi dari bahaya yang mungkin mengintai.

 

Pendahuluan

 

Untuk sebagian besar pangan, tingkat keamanan yang diterima masyarakat umumnya mencerminkan sejarah panjang konsumsi aman oleh manusia. Pengetahuan untuk mengelola risiko pangan banyak diperoleh dari pengalaman penggunaan tersebut. Pangan dianggap aman selama dikembangkan, diproduksi, diolah, disimpan, ditangani, dan disiapkan dengan cermat.

 

Bahaya yang terkait dengan pangan menjadi subjek proses analisis risiko oleh Komisi Codex Alimentarius untuk menilai potensi risiko dan, jika perlu, mengembangkan strategi pengelolaannya. Pelaksanaan analisis risiko mengacu pada keputusan umum Komisi Codex Alimentarius serta Prinsip Kerja Codex untuk Analisis Risiko. Meskipun metode ini telah lama digunakan untuk mengatasi bahaya kimia seperti residu pestisida, kontaminan, bahan tambahan pangan, dan bahan pembantu pengolahan—serta semakin banyak diterapkan pada bahaya mikrobiologis dan faktor gizi—prinsip-prinsipnya belum dirinci secara khusus untuk pangan utuh.

 

Pendekatan analisis risiko dapat diterapkan pada semua jenis pangan, termasuk yang berasal dari bioteknologi modern. Namun, penerapannya pada pangan utuh memerlukan penyesuaian dibandingkan ketika digunakan pada bahaya terpisah. Prinsip-prinsip dalam dokumen ini perlu dibaca bersama dengan Prinsip Kerja Codex untuk Analisis Risiko. Hasil penilaian risiko dari otoritas pengatur lain juga dapat dimanfaatkan untuk membantu analisis dan menghindari duplikasi pekerjaan.

 

Ruang Lingkup dan Definisi

 

Prinsip-prinsip ini bertujuan menyediakan kerangka kerja analisis risiko terhadap aspek keamanan dan gizi pangan hasil bioteknologi modern. Dokumen ini tidak membahas aspek lingkungan, etika, moral, atau sosial-ekonomi dari penelitian, pengembangan, produksi, dan pemasaran pangan tersebut.

 

“Bioteknologi modern” diartikan sebagai penerapan teknik asam nukleat in vitro (termasuk DNA rekombinan dan injeksi langsung asam nukleat ke dalam sel atau organel) atau fusi sel di luar famili taksonomi yang mengatasi hambatan reproduksi atau rekombinasi alami, yang bukan merupakan teknik dalam pemuliaan tradisional. “Rekanan konvensional” berarti organisme atau varietas terkait, komponen, atau produknya yang memiliki riwayat penggunaan aman sebagai pangan.

 

Prinsip-Prinsip Penilaian Risiko

 

Proses analisis risiko untuk pangan hasil bioteknologi modern harus sejalan dengan Prinsip Kerja Codex untuk Analisis Risiko. Penilaian risiko mencakup penilaian keamanan untuk mengidentifikasi bahaya, masalah gizi, atau risiko lain, serta menentukan sifat dan tingkat keparahannya. Perbandingan antara pangan bioteknologi dan pangan konvensionalnya menjadi fokus utama, dengan penentuan kesamaan dan perbedaan yang relevan bagi kesehatan manusia.

 

Penilaian keamanan dilakukan terhadap pangan utuh atau komponennya dengan mempertimbangkan efek yang diinginkan maupun tidak diinginkan, identifikasi bahaya baru atau yang berubah, serta perubahan signifikan pada zat gizi utama. Proses penilaian harus terstruktur, terpadu, berbasis kasus per kasus, dan menggunakan data ilmiah yang sahih, diperoleh dengan metode yang tepat, serta dianalisis secara statistik.

 

Pendekatan penilaian risiko didasarkan pada data dan informasi multidisiplin yang relevan, yang dapat berasal dari pengembang produk, literatur ilmiah, ilmuwan independen, badan pengatur, badan internasional, atau pihak berkepentingan lainnya. Semua data harus dievaluasi dengan metode penilaian berbasis sains dan mempertimbangkan semua informasi yang tersedia, selama metode pengujiannya ilmiah dan hasilnya dapat dibandingkan.

 

Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko

 

Langkah manajemen risiko harus proporsional dengan tingkat risiko berdasarkan hasil penilaian, serta mempertimbangkan faktor lain yang relevan sesuai keputusan Komisi Codex Alimentarius. Berbagai langkah yang berbeda dapat mencapai tingkat perlindungan yang setara. Manajer risiko perlu mempertimbangkan ketidakpastian yang ditemukan dalam penilaian dan mengambil langkah yang sesuai untuk mengelolanya.

 

Langkah manajemen risiko dapat mencakup pelabelan pangan, persetujuan pemasaran, dan pemantauan pasca-pemasaran. Pemantauan ini dilakukan untuk memverifikasi kesimpulan tentang dampak potensial terhadap kesehatan atau memantau perubahan status gizi akibat pengenalan pangan baru. Perangkat pendukung seperti metode analisis, bahan referensi, dan sistem ketertelusuran mungkin diperlukan untuk memastikan efektivitas langkah-langkah tersebut.

 

Prinsip-Prinsip Komunikasi Risiko

 

Komunikasi risiko yang efektif harus ada di setiap tahap penilaian dan manajemen risiko, melibatkan semua pemangku kepentingan seperti pemerintah, industri, akademisi, media, dan konsumen. Proses ini harus transparan, terdokumentasi, terbuka untuk pengawasan publik, dan tetap menghormati kerahasiaan informasi komersial yang sah.

 

Konsultasi yang dilakukan harus bersifat interaktif dan responsif, melibatkan pandangan semua pihak, serta membahas isu keamanan pangan dan gizi yang relevan selama proses analisis risiko.

 

Konsistensi dan Kerangka Regulasi

 

Pendekatan yang konsisten diperlukan untuk mengkarakterisasi dan mengelola risiko pangan bioteknologi, sehingga tidak terjadi perbedaan yang tidak wajar dalam tingkat risiko dibandingkan pangan konvensional yang serupa. Kerangka regulasi harus transparan, terdefinisi dengan baik, dan konsisten dalam persyaratan data, kerangka penilaian, tingkat risiko yang dapat diterima, mekanisme komunikasi, serta proses pengambilan keputusan yang tepat waktu.

 

Peningkatan Kapasitas dan Pertukaran Informasi

 

Diperlukan upaya untuk meningkatkan kapasitas otoritas regulasi, khususnya di negara berkembang, dalam menilai, mengelola, dan mengomunikasikan risiko pangan bioteknologi, termasuk penegakan hukumnya. Bantuan teknis dapat dilakukan melalui kerja sama bilateral maupun bantuan organisasi internasional, dengan tujuan penerapan prinsip-prinsip ini secara efektif.

 

Pertukaran informasi antara otoritas regulasi, organisasi internasional, badan pakar, dan industri harus difasilitasi melalui saluran yang sesuai, termasuk Titik Kontak Codex dan metode lain yang efektif.

 

Proses Tinjauan dan Penyesuaian

 

Metodologi analisis risiko harus konsisten dengan perkembangan ilmu pengetahuan terkini. Mengingat pesatnya kemajuan bioteknologi, pendekatan penilaian keamanan pangan perlu ditinjau secara berkala untuk memasukkan informasi baru yang relevan. Ketika data ilmiah terbaru menunjukkan adanya perubahan dalam penilaian risiko, langkah-langkah manajemen risiko harus disesuaikan.

 

Ketentuan penelusuran produk harus sejalan dengan Perjanjian SPS dan TBT, sebagaimana telah dibahas oleh Komite Codex untuk Sistem Inspeksi dan Sertifikasi Impor dan Ekspor Pangan, termasuk prinsip-prinsip ketertelusuran sebagai alat dalam sistem inspeksi dan sertifikasi pangan.

No comments: