Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design: Kisi Karunia
Base Code: Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Tuesday, 7 January 2025

Studi Molekuler Docking Senyawa Ciplukan Untuk Anti Diabetes


Diabetes Melitus Sebagai Ancaman Kesehatan yang Serius

Diabetes Melitus (DM) adalah salah satu penyakit kronis yang menjadi perhatian serius di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Penyakit ini terjadi ketika tubuh tidak mampu memproduksi insulin yang cukup atau tidak dapat menggunakan insulin secara efektif. Insulin adalah hormon penting yang membantu mengatur kadar gula darah. Tanpa penanganan yang tepat, diabetes dapat menyebabkan komplikasi serius seperti penyakit jantung, kerusakan ginjal, dan gangguan penglihatan. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan inovatif untuk mengatasi tantangan ini, salah satunya melalui penelitian tanaman obat tradisional.

 

Ciplukan Mempunyai Potensi Alami untuk Melawan Diabetes

Tanaman ciplukan (Physalis angulata Linn.), yang dikenal luas di Indonesia, telah lama digunakan sebagai obat tradisional untuk berbagai penyakit. Daun, buah, dan akarnya mengandung senyawa aktif yang dipercaya memiliki manfaat kesehatan, termasuk sebagai antidiabetes. Studi sebelumnya menunjukkan bahwa ekstrak buah ciplukan dapat membantu menurunkan kadar gula darah secara signifikan pada tikus model diabetes. Hal ini mendorong para peneliti untuk mengeksplorasi lebih jauh potensi senyawa aktif dalam ciplukan melalui metode modern seperti molecular docking.

 

Memahami Molecular Docking

Molecular docking adalah metode komputasi yang digunakan untuk memprediksi interaksi antara molekul kecil (ligan) dan target biologisnya (reseptor). Dalam konteks penelitian ini, target reseptor adalah PPAR-𝛾, protein yang memainkan peran penting dalam regulasi metabolisme glukosa dan lipid. Dengan metode ini, peneliti dapat mengidentifikasi senyawa yang memiliki potensi terbaik sebagai obat, berdasarkan seberapa baik senyawa tersebut berikatan dengan reseptor.

 

Hasil yang Menjanjikan dari Penelitian Ciplukan

Penelitian menunjukkan bahwa beberapa senyawa aktif dalam ciplukan memiliki nilai energi bebas ikatan (ΔG) yang rendah, yang menunjukkan afinitas kuat terhadap reseptor PPAR-𝛾. Senyawa Physagulin-F, misalnya, memiliki nilai ΔG sebesar -10,10 kcal/mol, lebih rendah dibandingkan obat antidiabetes Thiazolinedione yang memiliki nilai ΔG -7,99 kcal/mol. Artinya, Physagulin-F berpotensi lebih efektif dalam berinteraksi dengan reseptor tersebut, menjadikannya kandidat kuat untuk pengembangan obat antidiabetes berbasis tanaman.

 

Masa Depan Ciplukan sebagai Obat Modern

Penemuan ini membuka peluang besar bagi pengembangan obat antidiabetes yang lebih terjangkau dan berbasis bahan alami. Namun, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk menguji keamanan dan efektivitas senyawa ini pada manusia. Dengan langkah yang tepat, ciplukan bisa menjadi salah satu solusi lokal yang berkontribusi pada pengendalian diabetes secara global.

 

REFERENSI

Dina Pratiwi. 2021. Studi molecular docking senyawa dari tanaman ciplukan (Physalis angulata linn.) sebagai antidiabetes pada reseptor PPAR-𝛾 Jurnal Farmagazine Vol. VIII No.1 Februari 2021.

No comments: