1. Definisi Nishikigoi dan Penamaannya
Nishikigoi adalah istilah umum sebagai apresisasi terhadap ikan koi berwarna yang dibudidayakan. Sebelum perang dunia ke II digunakan istilah Koi berwarna, Koi berbunga, Koi bergambar, atau Koi fantasi. Tetapi selama perang dunia II. Pemerintah tidak menyetujui kata-kata berwarna atau berbunga, sehingga dibuatlah nama ikan tersebut adalah Nishikigoi.
Kata “Koi” pertama kali digunakan sekitar 2500 tahun yang lalu di China. Pada tahun 533 SM ketika Filosof China Confucius mempunyai anak, puteranya yang baru lahir tersebut diberi hadiah seekor ikan oleh Raja Soko dari Ro. Ikan tersebut diberi nama “Koi”.
Koi tersebut dikatakan berasal dari Persia. Jenis ikan tersebut dibawa ke Jepang melalui China dan Korea sekitar 1000 tahun yang lalu. Akan tetapi ikan Koi berwarna dilahirkan di Jepang. Ikan Koi ini adalah karya Seni orang Jepang.
Doitsu merupakan Nishikigoi yang dibudidayakan sebagai makanan. Ikan tersebut berasal dari ikan Black Carp. Di Jepang Nishikigoi dan Doitsu disilangkan lahirlah Doitsu berwarna.
Nishikigoi disebut “Permata Hidup” atau “Ikan Nasional”. Adalah Bapak Komei Koshihara, Kepala Nagoya Women's College yang telah menamakan Nishikigoi sebagai “Permata Hidup”. “Ikan Nasional” pertama kali digunakan pada album foto First All Nippon Nishikigoi Show yang diselenggarakan pada tahun 1968. Pengusul nama tersebut adalah Bapak Hideo Miya dari Ojiya, Prektur Niigata.
Bersambung…
Sunday, 10 February 2008
Sejarah Nishikigoi (1)
Posted by Drh.Pudjiatmoko,PhD at 10:05 2 comments
Labels: Koi
Saturday, 9 February 2008
Pertukaran Pelajar Sekolah Pertanian
Sudah hampir satu tahun para pelajar dari negara Asia belajar di Sekolah Pertanian Menengah Atas Gunma. Pada tanggal 7 Pebruari 2008 para pelajar yang mengikuti program pertukaran pelajar Sekolah Pertanian Menengah Atas Asia telah menyelenggarakan The 9th Asia and Gunma Agricultural High School International Forum.
Para pelajar yang berasal dari Indonesia, Malaysia, Thailand, Philipna dan Mongol sebanyak 15 orang telah berbaur dengan para pelajar sekolah pertanian menengah atas di Propinsi Gunma. Mereka menyelenggarakan pentas forum yang dihadiri selain oleh pelajar juga oleh para host family (orang tua angkat selama mereka belajar di Jepang), para guru, para pegawai propinsi Gunma juga para diplomat perwakilan dari Negara Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Mongolia.
KBRI diwakili oleh Atase Pertanian Drh. Pudjiatmoko, Ph.D. Sedangkan Dubes dari Mongolia Bapak Rentsendoo Jigid hadir dan memberikan himbauan untuk mensukseskan program pertukaran pelajar ini. Dalam sambutannya yang menggunakan bahasa Jepang secara fasih itu mendapat tepukan yang meriah dari para hadirin.
Dalam acara tersebut setiap Negara menunjuk seorang wakilnya untuk mempresentasikan ilmu yang telah mereka peroleh selama belajar di Sekolah Pertanian Jepang. Dari sebagian besar presentasi yang mereka sampaikan menyinggung masalah penurunan angka pemuda yang terjun dalam bidang pertanian baik di Jepang maupun di Negara Asia lainnya. Alasannya para pemuda tidak tertarik bertani karena penghasilannya kurang juga karena bertani kurang bergengsi di mata masyarakat. Mereka juga mengungkapkan merasa tertarik belajar teknologi dan mekanisasi pertanian di Jepang. Seluruh pelajar bercita-cita ingin kembali belajar kembali ilmu pertanian di Universitas Jepang.
Mereka berharap ikut campur tangan pemerintah mendorong minat para pemuda terjun dalam bidang pertanian dengan cara memberikan beasiswa sekolah pertanian. Selain presentasi mereka juga memberikan persembahan tarian dari Negara masing-masing kepada para hadirin. Sangat terasa keakraban diantara pelajar ini. Semoga hubungan baik ini merupakan penyemaian hubungan persahabatan antar bangsa yang sangat bermanfaat di masa depan.
Perwakilan dari Indonesia sedang presentasi menggunakan bahasa Jepang
Perwakilan dari Thailand sedang presentasi menggunakan bahasa Jepang
Perwakilan dari Jepang sedang presentasi menggunakan bahasa Jepang
Perwakilan dari Mongol sedang presentasi menggunakan bahasa Jepang.
Perwakilan dari Malaysia sedang presentasi menggunakan bahasa Jepang.
Perwakilan dari Philipina sedang presentasi menggunakan bahasa Jepang.
Tarian Pelajar Indonesia
Tarian Pelajar Malaysia
Tarian Pelajar Philipina
Tarian Pelajar Thailand
Pertunjukan nyanyian dari Pelajar Mongolia
Pertunjukan bahasa Asing oleh pelajar Jepang
Posted by Drh.Pudjiatmoko,PhD at 13:51 1 comments
Enaknya Buah dan Kulit Jeruk Kinkan
Di Jepang jeruk berukuran mini disebut Kinkan, biasa dimakan bersama kulitnya.
Enak rasanya.
Citrus crassifolia, atau yang lebih dikenal sebagai Meiwa kumquat, adalah salah satu spesies kumquat yang unik dari genus Citrus dalam keluarga Rutaceae. Buah ini pertama kali dideskripsikan pada tahun 1915 oleh ahli botani asal Amerika, Walter Tennyson Swingle, dengan nama Fortunella crassifolia. Awalnya, C. crassifolia dianggap sebagai sinonim dari Citrus japonica. Namun, penelitian filogenetik terbaru mengungkap bahwa spesies ini merupakan satu entitas 'asli' yang berdiri sendiri.
Pada akhir abad ke-19, C. crassifolia diperkenalkan ke Jepang dari China. Spesies ini ternyata merupakan hasil hibridisasi antara Nagami dan Marumi. Karakteristiknya yang khas meliputi buah berbentuk oval dengan biji, daun yang tebal, dan tekstur kulit yang dapat langsung dimakan bersama daging buahnya. Keistimewaan ini menjadikan Kinkan sebagai salah satu varietas sitrus yang menarik perhatian pecinta buah di seluruh dunia.
Kinkan merupakan jeruk berukuran mini berwarna
kuning-orenye dengan volume rata-rata 8 sentimeter kubik dan berat rata-rata 12
gram per buah.
Jeruk Kinkan memiliki kulit yang sangat tipis, hanya sekitar 1 milimeter, dengan 4-6 biji kecil di dalamnya berukuran sekitar 10x5x4 milimeter. Keunikan buah ini terletak pada kemampuannya untuk dimakan langsung bersama kulitnya, yang memberikan sensasi rasa segar perpaduan antara manis khas jeruk dan sedikit pahit dari kulitnya. Selain nikmat dimakan langsung, Kinkan juga sering diolah menjadi selai yang sempurna untuk teman roti.
Jeruk ini diproduksi di Prefektur Yamazaki, Jepang, dan dijual di supermarket dengan harga 248 yen per bungkus seberat 300 gram. Sejak pertama kali diperkenalkan pada bulan Desember tahun lalu, Kinkan telah menarik perhatian konsumen dan mulai tersedia di berbagai supermarket.
Tertarik mengekspor Kinkan ke Jepang? Kuncinya adalah inovasi! Kurangi jumlah biji atau kembangkan varian tanpa biji untuk memberikan pengalaman makan yang lebih memanjakan konsumen.
Posted by Drh.Pudjiatmoko,PhD at 13:06 0 comments
Labels: Pasar Produk Pertanian
Saturday, 2 February 2008
All Japan Koi Show 2008
The 39th Combined Nishikigoi show (by All Japan Nishikigoi Promotion Association) was held on the following.
The date: February 2 and 3, 2008
The place: 6-1-1 Heiwa-Jima Ohta-ku Tokyo, Japan
Tokyo Ryutsu Center(TRC), #1 exhibition building
Congratulation to Andrew Filipowski, who wins Grand Champion
Posted by Drh.Pudjiatmoko,PhD at 16:02 2 comments
Labels: Koi