Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design: Kisi Karunia
Base Code: Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Friday, 1 February 2008

Agro & Food Expo 2008

INVITATION

AGRO & FOOD EXPO 2008

The 8th International Exhibition & Business Forum on Agriculture & Food Products


May 22 – 25, 2008
(4 days exhibition)

VENUE

Semanggi Expo
Sudirman Centre Business District
Jl. Jenderal Sudirman, South Jakarta
Jakarta
INDONESIA

Exhibition Hours
10:00 AM – 08:00 PM

Incorprating with:

1.Indonesia Plantation Show 2008
2.Fruits & Vegetables Show 2008
3.Floral Gardener Show 2008
4.Agriculture Machinery show 2008
5.Packaging Technology Show 2008

Supported by
1.Ministry of Agriculture of Indonesia
2.Ministry of Industry of Indonesia
3.Ministry of Trade of Indonesia
4.Ministry of Marine and Fishery
5.Ministry of Forestry
6.GAMMI (Indonesian Association of Food and Beverage
7.POM (Indonesia Agency for Food and Drug Control)
8.ASOHI (Indonesia Association for Animal Drug)
9.ASPERAPI (Indonesia Association of Exhibition & Convention Organizers)


ORGANIZER
Agro & Food Expo 2008 is organized by PT. Wahyu Promo Citra, a Professional exhibition organizer company with over 20 years experience of organizing both national and international trade and consumers exhibition, member of Indonesia Exhibition Companies Association (IECA)
Address:
Rawabambu I
Jl. A No. 1 Pasar Minggu
Jakarta 12520

Phone : (62-21) 7892938 (Hunting)
Fax : (62-21) 7812164

E-mail : wpcitra@dnet.net.id or agro@wahyupromo.com
Web: www.wahyupromo.com/agro

Tuesday, 22 January 2008

Ekspor produk pertanian Indonesia ke Jepang naik

Sebelah adalah tabel impor produk pertanian Jepang dari negara pemasok utama, diambil dari JETRO. Indonesia termasuk 10 negara pemasok produk pertanian ke Jepang yang menduduki urutan ke 9. Ekspor Indonesia ke Jepang tahun 2004 senilai 542 milyar US $, meningkat menjadi 633 milyar US $ pada tahun 2005 dan meningkat lebih tajam lagi menjadi 996 milyar US $ pada tahun 2006. Peningkatan nilai ekspor tahunan Indonesia ke Jepang sebanyak 57,3% meskipun share dalam pasar Jepang baru sebanyak 2,3%. Share terbesar diduduki Amerika Serikat sebanyak 30,3% diikuti China 13,2%, Australia 9,5%. Thailand menduduki urutan ke 4 dengan share 6,4%.

Monday, 21 January 2008

Pembuatan Telur Asin

1. Pendahuluan

Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memilik rasa yang lezat, mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Selain itu telur mudah diperoleh dan harganya murah. Telur dapat dimanfaatkan sebagai lauk, bahan pencampur berbagai makanan, tepung telur, obat, dan lain sebagainya. Telur terdiri dari protein 13 %, lemak 12 %, serta vitamin, dan mineral. Nilai tertinggi telur terdapat pada bagian kuningnya. Kuning telur mengandung asam amino esensial yang dibutuhkan serta mineral seperti : besi, fosfor, sedikit kalsium, dan vitamin B kompleks. Sebagian protein (50%) dan semua lemak terdapat pada kuning telur. Adapun putih telur yang jumlahnya sekitar 60 % dari seluruh bulatan telur mengandung 5 jenis protein dan sedikit karbohidrat.

Kelemahan telur yaitu memiliki sifat mudah rusak, baik kerusakan alami, kimiawi maupun kerusakan akibat serangan mikroorganisme melalui pori-pori telur. Oleh sebab itu usaha pengawetan sangat penting untuk mempertahankan kualitas telur. Telur akan lebih bermanfaat bila direbus setengah matang dari pada direbus matang atau dimakan mentah. Telur yang digoreng kering juga kurang baik, karena protein telur mengalami denaturasi/rusak, berarti mutu protein akan menurun. Macam macam telur adalah : telur ayam (kampung dan ras), telur bebek, puyuh dan lain-lain.

Kualitas telur ditentukan oleh : 1) kualitas bagian dalam (kekentalan putih dan kuning telur, posisi kuning telur, dan ada tidaknya noda atau bintik darah pada putih atau kuning telur) dan 2) kualitas bagian luar (bentuk dan warna kulit, permukaan telur, keutuhan, dan kebersihan kulit telur). Umumnya telur akan mengalami kerusakan setelah disimpan lebih dari 2 minggu di ruang terbuka. Kerusakkan tersebut meliputi kerusakan yang nampak dari luar dan kerusakan yang baru dapat diketahui setelah telur pecah.

Kerusakan pertama berupa kerusakan alami (pecah, retak). Kerusakan lain adalah akibat udara dalam isi telur keluar sehingga derajat keasaman naik. Sebab lain adalah karena keluarnya uap air dari dalam telur yang membuat berat telur turun serta putih telur encer sehingga kesegaran telur merosot. Kerusakan telur dapat pula disebabkan oleh masuknya mikroba ke dalam telur, yang terjadi ketika telur masih berada dalam tubuh induknya. Kerusakan telur terutama disebabkan oleh kotoran yang menempel pada kulit telur. Cara mengatasi dengan pencucian telur sebenarnya hanya akan mempercepat kerusakan. Jadi pada umumnya telur yang kotor akan lebih awet daripada yang telah dicuci. Penurunan mutu telur sangat dipengaruhi oleh suhu penyimpanan dan kelembaban ruang penyimpanan.

Prinsip pengawetan telur adalah untuk :
1) Mencegah masuknya bakteri pembusuk ke dalam telur;
2) Mencegah keluarnya air dari dalam telur.

Beberapa proses pengawetan telur utuh yang diawetkan bersama kulitnya antara lain :
1) proses pendinginan;
2) proses pembungkusan kering;
3) proses pelapisan dengan minyak;
4) proses pencelupan dalam berbagai cairan.

Untuk menjaga kesegaran dan mutu isi telur, diperlukan teknik penanganan yang tepat, agar nilai gizi telur tetap baik serta tidak berubah rasa, bau, warna, dan isinya. Telur asin adalah telur utuh yang diawetkan dengan adonan yang dibubuhi garam. Ada 3 cara pembuatan telur asin yaitu :
1) Telur asin dengan adonan garam berbentuk padat atau kering;
2) Telur asin dengan adonan garam ditambah ekstrak daun teh;
3) Telur asin dengan adonan garam, dan kemudian direndam dalam ekstrak atau cairan teh.

2. Bahan
1) Telur bebek yang bermutu baik 30 butir
2) Abu gosok atau bubuk batu bata merah 1 ½ liter
3) Garam dapur ½ kg
4) Larutan daun teh (bila perlu) 50 gram teh / 3 liter air
5) Air bersih secukupnya

3. Alat
1) Ember plastik
2) Kuali tanah atau panci
3) Kompor atau alat pemanas
4) Alat pengaduk
5) Stoples atau alat penyimpan telur

4. Cara Pembuatan
1) Pilih telur yang bermutu baik (tidak retak atau busuk);
2) Bersihkan telur dengan jalan mencuci atau dilap dengan air hangat, kemudian keringkan;
3) Amplas seluruh permukaan telur agar pori-porinya terbuka;
4) Buat adonan pengasin yang terdiri dari campuran abu gosok dan garam, dengan perbandingan sama (1:1). Dapat pula digunakan adonan yang terdiri dari campuran bubuk bata merah dengan garam;
5) Tambahkan sedikit air ke dalam adonan kemudian aduk sampai adonan berbentuk pasta;
6) Bungkus telur dengan adonan satu persatu secara merata sekeliling permukaan telur, kira-kira setebal 1~2 mm;
7) Simpan telur dalam kuali atanah atau ember plastik selama 15 ~ 20 hari. Usahakan agar telur tidak pecah, simpan di tempat yang bersih dan terbuka;
8) Setelah selesai bersihkan telur dari adonan kemudian rendam dalam larutan teh selama 8 hari (bila perlu).

5. Keuntungan
1) Telur yang diasinkan bersifat stabil, dapat disimpan tanpa mengalami proses perusakan;
2) Dengan pengasinan rasa amis telur akan berkurang tidak berbau busuk, dan rasanya enak.

Catatan:
1) Asin tidaknya telur asin dan keawetannya, sangat tergantung pada kadar garam yang diberikan. Semakin tinggi kadar garam, akan semakin awet telur yang diasinkan, tetapi rasanya akan semakin asin.
2) Telur asin matang tahan selama 2~3 minggu, sedangkan pembubuhan larutan teh dalam adonan pengasin dapat meningkatkan ketahanan telur asin sampai 6 minggu.
3) Penggunaan ekstrak daun teh bertujuan agar zat tanin yang terkandung dalam daun teh dapat menutupi pori-pori kulit telur serta memberikan warna coklat muda yang menarik dan bau telur asin yang dihasilkan lebih disukai.

6. Daftar Pustaka
1) Pengawetan telur. Dalam : Berkas lembaran petunjuk latihan teknologi makanan. Yogyakarta : Pendidikan Guru Pertanian PGP. Kejuruan Teknologi Makanan, 1975. Hal. 59-60.
2) Sutrisno, Koswara. Perbaikan proses pengasinan telur. Ayam dan Telur, 63, 1991 : 35-36.
3) Syamsinan, S.T. dan Soekarta. Penggunaan teh pada proses pengasinan telur bebek (Muscovy sp.). Buletin Pusbangtepa, Mei 1982 : 9 – 13.
4) Sarwono, B; A. Murtidjo dan A. Daryanto. Telur : Pengawetan dan manfaatnya. Jakarta : Penebar Swadaya, 1985. 73 hal.
5) Telur asin. Dalam : Paket industri pangan. Bogor : Pusbangtepa-IPB, s.a.

Sumber : Tri Margono, Detty Suryati, Sri Hartinah, Buku Panduan Teknologi
Pangan, Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI
bekerjasama dengan Swiss Development Cooperation, 1993.

Editor : Esti, Agus Sediadi

TTG Pengolahan Pangan
Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl. M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316 1952, http://www.ristek.go.id

Jepang impor telur asin

Jepang telah mengimpor telur asin. Berat telur asin per butir rata-rata 70 gram. Setiap butirnya dikemas dalam plastik tanpa udara. Kemasan tersebut dikumpulkan menjadi satu kemasan plastik yang berisi 6 butir. Satu kemasan terakhir tersebut dijual dengan harga 500 yen di pasar Okachimasi, Tokyo.

Berat telur seragam, rasa asin sedang, warna kulit telur lebih pucat dari pada telur asin Brebes. Warna kuning telur terlihat kuning cerah menunjukan masih segar. Dengan memenuhi persyaratan kwalitas dan Kwantitas yang diminta Jepang diharapkan telur asin Brebes yang warna kulitnya lebih hijau dan tebal dapat bersaing dengan telur tersebut.