Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design: Kisi Karunia
Base Code: Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Monday, 2 December 2019

Nama Era Baru Jepang adalah “Reiwa”


Pernyataan Perdana Menteri Abe 1 April 2019

 

 

Hari ini, keputusan Kabinet telah diambil terkait Perintah Kabinet untuk mengganti nama era.


Nama Era Baru adalah “REIWA”

Nama ini diambil dari ungkapan yang muncul dalam Manyoshu:
"Pada bulan yang cerah di awal musim semi, cuaca indah dan angin berhembus lembut. Bunga plum mekar seperti bedak di depan cermin, sementara anggrek memancarkan aroma manis seperti sachet." Selain itu, nama “Reiwa” mencakup makna tentang terciptanya dan berkembangnya budaya ketika orang-orang menyatukan hati dan pikiran mereka dengan cara yang indah.

 

Manyoshu adalah antologi puisi tertua Jepang, disusun lebih dari 1.200 tahun yang lalu. Antologi ini merupakan karya asli Jepang yang berisi puisi-puisi yang diciptakan oleh berbagai kalangan masyarakat, termasuk bukan hanya Kaisar, anggota Keluarga Kekaisaran, dan bangsawan, tetapi juga prajurit dan petani, sehingga melambangkan kekayaan budaya nasional Jepang dan tradisi panjang yang telah mengakar.

 

Sejarah sejak zaman dahulu kala, budaya yang sangat dihormati, dan keindahan alam yang khas pada setiap dari empat musim kita. Kami akan mewariskan karakteristik nasional Jepang ini dengan kokoh ke era berikutnya. Sebagaimana bunga plum mengumumkan kedatangan musim semi setelah dingin yang keras di musim dingin dan mekar dengan gemilang dalam keindahannya, semua warga Jepang diharapkan dapat membuat bunga mereka masing-masing mekar sepenuhnya, bersama dengan harapan mereka untuk hari esok. Kami memutuskan nama “Reiwa” dengan harapan bahwa Jepang akan menjadi bangsa seperti itu. Pada hari-hari yang damai ketika kita dapat membina budaya dan menghargai keindahan alam, penuh dengan rasa syukur yang tulus, kami akan bersama rakyat Jepang menciptakan era baru yang penuh harapan. Dalam menentukan nama era baru, kami memperbarui tekad kami untuk mewujudkannya.

 

Pada 1 Mei, Yang Mulia Putra Mahkota akan naik takhta Kekaisaran, dan nama era baru ini akan mulai digunakan sejak hari itu. Saya meminta pemahaman dan kerja sama rakyat Jepang atas hal ini. Pemerintah sedang mengambil semua langkah yang diperlukan untuk mempersiapkan suksesi bersejarah takhta Kekaisaran dari seorang Kaisar yang masih hidup – yang pertama dalam waktu sekitar 200 tahun – agar dapat berlangsung dengan lancar, dan bagi rakyat Jepang untuk merayakan hari tersebut secara serempak.

 

Nama-nama era, bersama dengan tradisi panjang Rumah Tangga Kekaisaran dan keinginan mendalam untuk perdamaian serta keamanan bangsa dan kesejahteraan rakyat, telah merajut sejarah bangsa kita yang telah berlangsung hampir 1.400 tahun. Nama-nama era juga terintegrasi dalam hati dan pikiran rakyat Jepang dan mendukung rasa persatuan batin mereka.

 

Adalah harapan tulus saya bahwa nama era baru ini juga akan diterima secara luas oleh masyarakat dan tertanam mendalam dalam kehidupan sehari-hari rakyat Jepang.

 

SUMBER

Japan.kantai.go.jp

Sunday, 1 December 2019

2018 Emisi GRK Jepang Terendah


Emisi Gas Rumah Kaca Jepang Raih Rekor Terendah pada 2018


Penurunan Emisi Didorong Peralihan Pembangkit Listrik ke Nuklir.

Emisi gas rumah kaca Jepang pada tahun 2018 dinilai sebagai yang terendah dalam sepanjang catatan yang ada. Namun, pemerintah Jepang mengaku masih perlu mengurani nilai emisi tersebut.

Data awal yang dikeluarkan Kementerian Lingkungan Jepang menyebut ini dibantu oleh cuaca musim dingin yang hangat, peningkatan output penggunaan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Ini juga berkat pengurangan konsumsi daya rumah tangga.

Meski berhasil mengurangi efek emisi gas, kementerian mengaku masih harus menempuh jalan panjang untuk mencapai tujuannya yakni memotong 26 persen dari data yang dihasilkan pada 2013. Target ini dibuat bersamaan dengan perjanjian iklim Paris dan harus terpenuhi pada 2030. Kementerian menilai masih diperlukan upaya lebih untuk mengurangi emisi.

Emisi gas Jepang telah mengalami penurunan sejak lima tahun yang lalu. Penurunan emisi pada Maret tahun lalu tercatat hanya 11,8 persen dari angka yang didapat pada 2013.

Dilansir di Japan Today, dari data tersebut diketahui terjadi penurunan sebesar 3,6 persen dari tahun 2017 dengan total setara 1,24 miliar ton karbon dioksida. Nilai ini setara dengan emisi gas yang dikeluarkan Jepang pada tahun 2009 yakni 1,25 miliar ton karbon dioksida.

Pengurangan output emisi gas yang dikeluarkan pembangkit listrik menggunakan bahan bakar fosil terjadi akibat peralihan menuju PLTN. Nilainya dua kali lipat lebih rendah dari catatan tahun 2017.

Angka ini didapat meskipun tidak ada pabrik yang mulai kembali beroperasi pada 2018. Kelancaran operasional reaktor yang telah dicek keselamatannya pasca bencana nuklir 2011 pun mengambil peran dalam penurunan gas emisi rumah kaca Jepang.

Sumber:
Republika 30 November 2019

Mengenal Adat Istiadat Jepang

Jalan-Jalan ke Kuil Sensoji Asakusa Tokyo

Sensoji Asakusa Tokyo
Sensoji salah satu kuil tertua sekaligus yang paling ramai dikunjungi wisatawan.

 Liburan akhir tahun hampir tiba. Jika kebetulan punya rencana berlibur ke Jepang, mampirlah ke Kuil Sensoji, salah satu kuil tertua sekaligus yang paling ramai dikunjungi wisatawan. Berlokasi di Asakusa, kuil yang dibangun pada abad keenam ini sering disebut Kuil Kannon Asakusa. Wisatawan bisa pergi ke sana dengan naik kereta bawah tanah (chikatetsu) dari semua stasiun terkenal di Tokyo.

Akses yang mudah dari seluruh penjuru kota, ditambah adanya toko oleh-oleh terkenal di Nakamise Dori, menjadikan area Asakusa objek wisata paling ramai di Tokyo

Saat sampai di area kuil, pengunjung akan disambut sebuah lampion raksasa berwarna merah yang tergantung di gerbang Kuil Sensoji atau bernama Kaminarimon. Di sana, pengunjung bisa berfoto dengan latar lentera yang lengkap dengan desain gerbang ala Jepang.

Pengunjung bisa melanjutkan perjalanan menyusuri Nakamise-dori yang sebenarnya adalah jalan utama menuju Kuil Sensoji di Asakusa.

Nakamise-dori menghubungkan Kaminarimon dengan Kuil Sensoji di bagian dalam. Dengan panjang sekitar 200 meter, Nakamise-dori tersusun lebih dari 80 toko yang menjual pernak-pernik dan oleh-oleh khas Jepang, seperti kipas Jepang atau Yukata dan kimono.

Satu hal yang harus dicoba di Nakamise-dori adalah sembei atau kerupuk beras yang rasanya unik dengan harga 180 yen.

Wisatawan bisa menemukan gelas dan piring dengan ukiran huruf Jepang, kaus dengan tulisan kanji, hiasan gantung, gantungan kunci, dan semua aksesoris lainnya.

Kuliner

Area Kuil Sensoji juga menyuguhkan wisata kuliner dengan harga bervariasi. Anda bisa makan sushi, gyudon, ramen, soba, dan makanan khas Jepang lainnya dengan harga miring. Restoran-restoran ini bisa kita temukan di sepanjang jalan Stasiun Asakusa Subway sampai ke Gerbang Kaminarimon.

Di ujung jalan pasar "Nakamise-dori", barulah tampak kompleks Kuil Sensoji, yang terdiri dari kuil dan beberapa bangunan untuk tempat tinggal pendeta Budha, serta fasilitas lainnya.

Seperti di semua kuil di Jepang, sebelum kita masuk ke kuil itu sendiri selalu disediakan bangunan dengan air yang disucikan. Untuk membasuh tangan dan kaki atau disebut ‘Osuisha’, yaitu sebuah tempat untuk menyucikan diri sebelum memasuki bangunan utama.

Bagi yang ingin bersembahyang di kuil, khususnya yang beragama Buddha, wisatawan berkumpul untuk membasuh tangan dan kaki serta berkumur dengan air yang keluar dari mulut patung naga yang terbuat dari batu dan berada di tengah.

Setelah membasuh tubuh dan membersihkan diri, akhirnya mereka berkumpul di sekitar "Jokoro", atau tempat dupa, yang berada di depan aula utama kuil. Mereka melumuri tubuh mereka dengan asap dari dupa yang sedang dibakar. Kemudian masuk ke dalam kuil dengan mengantri.

Sumber:
Republika 30 November 2019.

Tuesday, 26 November 2019

Rahasia tersembunyi telomerase enzim keabadian

Bisakah kita tetap awet muda, atau bahkan merebut kembali pemuda yang hilang ?

Penelitian baru-baru ini menemukan langkah penting dalam siklus katalitik enzim telomerase. Siklus katalitik ini menentukan kemampuan enzim telomerase manusia untuk mensintesis DNA. Penelitian dari laboratorium Profesor Julian Chen di School of Molecular Sciences di Arizona State University baru-baru ini menemukan fase penting dalam siklus katalitik enzim telomerase. Siklus katalitik ini menentukan kemampuan enzim telomerase manusia untuk mensintesis "pengulangan" DNA (segmen DNA spesifik dari enam nukleotida) pada ujung kromosom, dan dengan demikian memberikan keabadian dalam sel. Memahami mekanisme yang mendasari aksi telomerase terdapat peluang cara baru menuju terapi anti penuaan yang efektif.

Sel-sel manusia yang khas adalah fana dan tidak dapat selamanya memperbarui diri. Seperti yang ditunjukkan oleh Leonard Hayflick setengah abad yang lalu, sel manusia memiliki umur replikasi terbatas. Sel yang lebih tua mencapai batas kematian lebih cepat daripada sel yang lebih muda. "Batas kematian" dari masa hidup sel ini berhubungan langsung dengan jumlah pengulangan DNA unik yang ditemukan di ujung kromosom pembawa materi genetik. Pengulangan DNA ini adalah bagian dari struktur penutup pelindung, disebut "telomer," yang melindungi ujung-ujung kromosom dari penyusunan ulang DNA yang mengganggu kestabilan genom.

Setiap kali sel membelah, DNA telomer menyusut (memendek) dan akhirnya akan gagal mengamankan ujung kromosom. Pengurangan panjang telomer yang terus-menerus ini berfungsi sebagai "jam molekuler" yang menghitung mundur hingga akhir pertumbuhan sel. Berkurangnya kemampuan sel untuk tumbuh sangat terkait dengan proses penuaan, dengan berkurangnya jumlah sel berkontribusi langsung kelemahan, penyakit dan kegagalan organ.

*Membuat awet muda di tingkat molekuler*

Menangkal proses penyusutan telomer adalah enzim yang bernama telomerase. Enzim ini secara unik memegang kunci untuk menunda atau bahkan merubah proses penuaan sel. Telomerase mengimbangi penuaan seluler dengan memperpanjang telomer, menambahkan kembali pengulangan DNA yang hilang untuk menambah waktu pada penghitungan "jam molekuler", secara efektif memperpanjang umur sel. Telomerase memperpanjang telomer dengan berulang kali mensintesis pengulangan DNA yang sangat pendek dari enam nukleotida - blok pembangun DNA - dengan urutan "GGTTAG" ke ujung kromosom dari templat RNA yang terletak di dalam enzim itu sendiri. Namun, aktivitas enzim telomerase tidak cukup untuk sepenuhnya mengembalikan pengulangan DNA telomer yang hilang, atau untuk menghentikan penuaan sel.

Penyusutan bertahap dari telomer berpengaruh negatif pada kapasitas replikasi sel induk manusia dewasa, sel-sel yang mengembalikan jaringan yang rusak dan / atau mengisi kembali organ yang menua dalam tubuh kita. Aktivitas telomerase dalam sel induk dewasa hanya memperlambat hitungan mundur "jam molekuler" dan tidak sepenuhnya mengabadikan sel-sel ini. Oleh karena itu, sel-sel induk dewasa menjadi lemah pada individu yang berusia lanjut karena pemendekan panjang telomer yang menghasilkan peningkatan waktu penyembuhan dan degradasi jaringan organ dari jumlah sel yang tidak memadai.

*Memanfaatkan potensi telomerase*

Memahami pengaturan dan batasan enzim telomerase akan menjanjikan untuk dapat merubah pemendekan telomer dan penuaan sel yang mungkin berpotensi untuk memperpanjang harapan hidup manusia dan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan individu lansia. Penelitian dari laboratorium Chen dan rekan-rekannya, Yinnan Chen, Joshua Podlevsky dan Dhenugen Logeswaran, baru-baru ini menemukan fase penting dalam siklus katalitik telomerase yang membatasi kemampuan telomerase untuk mensintesis pengulangan DNA telomerik ke ujung kromosom.

"Telomerase memiliki sistem pengereman bawaan untuk memastikan sintesis yang tepat dari pengulangan DNA telomer yang benar. Namun rem yang menjaga keamanan ini juga membatasi keseluruhan aktivitas enzim telomerase," kata Profesor Chen. "Menemukan cara untuk melepaskan rem pada enzim telomerase memiliki potensi untuk mengembalikan panjang telomere sel induk dewasa yang hilang dan bahkan membalikkan penuaan sel itu sendiri."

Rem intrinsik telomerase ini mengacu pada sinyal jeda, dikodekan dalam template RNA dari telomerase itu sendiri, agar enzim menghentikan sintesis DNA pada akhir urutan 'GGTTAG'. Ketika telomerase memulai kembali sintesis DNA untuk pengulangan DNA berikutnya, sinyal jeda ini masih aktif dan membatasi sintesis DNA. Selain itu, munculnya penemuan dari sistem pengereman ini akhirnya memecahkan misteri yang telah berlangsung beberapa dekade tentang mengapa satu nukleotida spesifik merangsang aktivitas telomerase. Dengan secara khusus menargetkan sinyal jeda yang mencegah memulai kembali sintesis pengulangan DNA, fungsi enzimatik telomerase dapat ditingkatkan untuk mencegah pengurangan panjang telomer yang lebih baik, dengan potensi untuk meremajakan sel-sel induk dewasa manusia yang menua.

Penyakit manusia yang termasuk dyskeratosis congenita, anemia aplastik, dan fibrosis paru idiopatik telah dikaitkan secara genetik dengan mutasi yang secara negatif mempengaruhi aktivitas telomerase dan / atau mempercepat hilangnya panjang telomer. Pemendekan telomer yang dipercepat ini sangat mirip dengan penuaan dini dengan meningkatnya kerusakan organ dan masa hidup pasien yang lebih pendek dari populasi sel yang secara kritis tidak mencukupi. Meningkatkan aktivitas telomerase adalah cara yang tampaknya paling menjanjikan untuk mengobati penyakit ini.

Sementara peningkatan aktivitas telomerase dapat membuat awet muda sel-sel dan menyembuhkan penyakit seperti penuaan dini. Sama seperti sel-sel induk muda menggunakan telomerase untuk mengimbangi kehilangan panjang telomer, sel kanker menggunakan telomerase untuk mempertahankan pertumbuhan menyimpang dan destruktif mereka. Menambah dan mengatur fungsi telomerase harus dilakukan dengan presisi, berjalan di jalur yang sempit antara peremajaan sel dan peningkatan risiko untuk perkembangan kanker.

Berbeda dari sel induk manusia, sel somatik merupakan bagian terbesar dari sel dalam tubuh manusia dan tidak memiliki aktivitas telomerase. Kekurangan telomerase sel somatik manusia mengurangi risiko perkembangan kanker, karena telomerase memicu pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali. Oleh karena itu, obat yang meningkatkan aktivitas telomerase tanpa pandang bulu pada semua jenis sel tidak diinginkan.

Menuju tujuan meningkatkan aktivitas telomerase secara tepat secara selektif dalam sel induk dewasa, penemuan ini mengungkapkan fase penting dalam siklus katalitik telomerase sebagai target obat baru yang penting. Obat-obatan molekul kecil dapat disaring atau dirancang untuk meningkatkan aktivitas telomerase secara eksklusif di dalam sel induk untuk pengobatan penyakit serta terapi anti-penuaan tanpa meningkatkan risiko kanker.

Sumber Cerita:

Materi yang disediakan oleh Arizona State University

Referensi Jurnal:

Chen, Y., J. Podlevsky, D. Logeswaran dan J.J.-L. Chen. The step of combining a single nucleotide limits the activity of adding repeat human telomerase. EMBO, 2018 DOI: 10.15252 / emboj.201797953