Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design: Kisi Karunia
Base Code: Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Thursday, 1 September 2016

Penyakit Terdaftar di OIE 2016


Penyakit, Infeksi, dan Infestasi yang Terdaftar oleh OIE yang Berlaku pada Tahun 2016


Resolusi yang disahkan oleh Komite Internasional dan rekomendasi yang dikeluarkan oleh Komisi Regional menginstruksikan Kantor Pusat OIE untuk menyusun satu daftar tunggal penyakit hewan terlapor, baik hewan darat maupun hewan air, guna menggantikan Daftar A dan B sebelumnya.

 

Tujuan dari penyusunan daftar tunggal ini adalah untuk menyelaraskan dengan terminologi Perjanjian Sanitari dan Fitosanitari dari Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), dengan mengklasifikasikan penyakit sebagai bahaya tertentu serta memberikan tingkat kepentingan yang sama kepada semua penyakit yang terdaftar dalam perdagangan internasional.

 

Untuk membuat daftar tunggal penyakit terlapor, OIE mendefinisikan kriteria untuk meninjau apakah suatu penyakit dimasukkan ke dalam daftar tunggal OIE. Kriteria ini disetujui pada Mei 2004.

 

Pada tahun 2005, daftar tunggal pertama yang menggabungkan Daftar A dan B digunakan. Pada tahun yang sama, sebuah Kelompok Ad Hoc tentang pemberitahuan penyakit dan agen patogen dibentuk untuk meninjau penyakit sesuai dengan kriteria yang diadopsi. Kelompok ini mengusulkan daftar baru penyakit yang memenuhi kriteria tersebut, yang mulai berlaku pada tahun 2006.

 

Daftar ini ditinjau secara berkala, dan jika terdapat modifikasi yang disetujui oleh Majelis Umum Delegasi dalam Sidang Umum Tahunan, daftar baru akan berlaku mulai 1 Januari tahun berikutnya.

 

Pada tahun 2016, daftar ini mencakup 118 penyakit, infeksi, dan infestasi pada hewan.

 

Penyakit, Infeksi, dan Infestasi pada Berbagai Spesies

  • Anthrax
  • Bluetongue
  • Brucellosis (Brucella abortus)
  • Brucellosis (Brucella melitensis)
  • Brucellosis (Brucella suis)
  • Crimean Congo haemorrhagic fever
  • Epizootic haemorrhagic disease
  • Equine encephalomyelitis (Eastern)
  • Foot and mouth disease
  • Heartwater
  • Infection with Aujeszky's disease virus
  • Infection with Echinococcus granulosus
  • Infection with Echinococcus multilocularis
  • Infection with rabies virus
  • Infection with Rift Valley fever virus
  • Infection with rinderpest virus
  • Infection with Trichinella spp.
  • Japanese encephalitis
  • New world screwworm (Cochliomyia hominivorax)
  • Old world screwworm (Chrysomya bezziana)
  • Paratuberculosis
  • Q fever
  • Surra (Trypanosoma evansi)
  • Tularemia
  • West Nile fever

 

Penyakit dan Infeksi pada Sapi

  • Bovine anaplasmosis
  • Bovine babesiosis
  • Bovine genital campylobacteriosis
  • Bovine spongiform encephalopathy
  • Bovine tuberculosis
  • Bovine viral diarrhoea
  • Enzootic bovine leukosis
  • Haemorrhagic septicaemia
  • Infectious bovine rhinotracheitis/infectious pustular vulvovaginitis
  • Infection with Mycoplasma mycoides subsp. mycoides SC (Contagious bovine pleuropneumonia)
  • Lumpy skin disease
  • Theileriosis
  • Trichomonosis
  • Trypanosomosis (tsetse-transmitted)

 

Penyakit dan Infeksi pada Domba dan Kambing

  • Caprine arthritis/encephalitis
  • Contagious agalactia
  • Contagious caprine pleuropneumonia
  • Infection with Chlamydophila abortus (Enzootic abortion of ewes, ovine chlamydiosis)
  • Infection with peste des petits ruminants virus
  • Maedi-visna
  • Nairobi sheep disease
  • Ovine epididymitis (Brucella ovis)
  • Salmonellosis (S. abortusovis)
  • Scrapie
  • Sheep pox and goat pox

 

Penyakit dan Infeksi pada Kuda

  • Contagious equine metritis
  • Dourine
  • Equine encephalomyelitis (Western)
  • Equine infectious anaemia
  • Equine influenza
  • Equine piroplasmosis
  • Glanders
  • Infection with African horse sickness virus
  • Infection with equid herpesvirus-1 (EHV-1)
  • Infection with equine arteritis virus
  • Venezuelan equine encephalomyelitis

 

Penyakit dan Infeksi pada Babi

  • African swine fever
  • Infection with classical swine fever virus
  • Nipah virus encephalitis
  • Porcine cysticercosis
  • Porcine reproductive and respiratory syndrome
  • Transmissible gastroenteritis

 

Penyakit dan Infeksi pada Unggas

  • Avian chlamydiosis
  • Avian infectious bronchitis
  • Avian infectious laryngotracheitis
  • Avian mycoplasmosis (Mycoplasma gallisepticum)
  • Avian mycoplasmosis (Mycoplasma synoviae)
  • Duck virus hepatitis
  • Fowl typhoid
  • Infection with avian influenza viruses
  • infection with influenza A viruses of high pathogenicity in birds other than poultry including wild birds
  • Infection with Newcastle disease virus
  • Infectious bursal disease (Gumboro disease)
  • Pullorum disease
  • Turkey rhinotracheitis

 

Penyakit dan Infeksi pada Hewan Lain

  • Myxomatosis
  • Rabbit haemorrhagic disease

 

Penyakit dan Infeks, infestasi pada Lebah

  • Infection of honey bees with Melissococcus plutonius (European foulbrood)
  • Infection of honey bees with Paenibacillus larvae (American foulbrood)
  • Infestation of honey bees with Acarapis woodi
  • Infestation of honey bees with Tropilaelaps spp.
  • Infestation of honey bees with Varroa spp. (Varroosis)
  • Infestation with Aethina tumida (Small hive beetle).

 

Ikan

  • Epizootic haematopoietic necrosis disease
  • Infection with Aphanomyces invadans (epizootic ulcerative syndrome)
  • Infection with Gyrodactylus salaris
  • Infection with HPR-deleted or HPR0 infectious salmon anaemia virus
  • Infection with salmonid alphavirus
  • Infectious haematopoietic necrosis
  • Koi herpesvirus disease
  • Red sea bream iridoviral disease
  • Spring viraemia of carp
  • Viral haemorrhagic septicaemia

 

Moluska

  • Infection with abalone herpesvirus
  • Infection with Bonamia exitiosa
  • Infection with Bonamia ostreae
  • Infection with Marteilia refringens
  • Infection with Perkinsus marinus
  • Infection with Perkinsus olseni
  • Infection with Xenohaliotis californiensis

 

Krustasea

  • Acute hepatopancreatic necrosis disease
  • Crayfish plague (Aphanomyces astaci)
  • Infection with Yellowhead virus
  • Infectious hypodermal and haematopoietic necrosis
  • Infectious myonecrosis
  • Necrotising hepatopancreatitis
  • Taura syndrome
  • White spot disease
  • White tail disease 

 

Amfibi

  • Infection with Batrachochytrium dendrobatidis
  • Infection with rana

 

SUMBER

http://www.oie.int/animal-health-in-the-world/oie-listed-diseases-2016/

Wednesday, 27 July 2016

Pemantauan Virus Influenza secara Daring

 

Pemantauan Virus Influenza secara Daring di Indonesia


 

Industri unggas menyumbang sekitar 1% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dan memenuhi kebutuhan protein bagi 232 juta penduduk Indonesia. Struktur industri unggas yang kompleks, mulai dari peternakan unggas intensif, peternakan ayam pedaging dan petelur semi-intensif, hingga peternakan unggas skala kecil di pekarangan, menyediakan daging dan telur melalui pasar tradisional di seluruh Indonesia. Masuknya virus H5N1 Avian Influenza Patogenik Tinggi (Highly Pathogenic Avian Influenza/HPAI) pada tahun 2003 telah mengganggu produktivitas industri unggas. Vaksinasi digunakan sebagai salah satu dari delapan strategi untuk melawan virus influenza pada unggas.

 

Sejak tahun 2009, Pemerintah Indonesia, dengan dukungan jaringan pakar influenza OIE/FAO (OFFLU) dan FAO–ECTAD Indonesia, telah berupaya meningkatkan kapasitas delapan (8) laboratorium diagnostik kesehatan hewan, termasuk PUSVETMA, BBLITVET, dan BBPMSOH, untuk mendeteksi dan memantau keberadaan virus avian influenza yang beredar di Indonesia. Jaringan laboratorium ini kemudian dikembangkan untuk mengidentifikasi potensi varian virus, menentukan strain kandidat untuk virus uji tantang (challenge virus), dan memantau efektivitas vaksin AI yang digunakan. Metode diagnostik diselaraskan dengan reagen biologis standar untuk memastikan hasil yang berkualitas tinggi.

 

Karakterisasi clade 2.1.3 H5N1 AI di laboratorium menghasilkan temuan sebagai berikut:

A. Penentuan 4 strain vaksin:

  1. A/Chicken/West Java/PWT-WIJ/2006

  2. A/Chicken/Pekalongan/BBVW-208/2007

  3. A/Chicken/Garut/BBVW-223/2007

  4. A/Chicken/West Java (Nagrak) 30/2007

 

Dan 2 strain uji tantang:

  1. A/Chicken/West Java-Subang/29/2007

  2. A/Chicken/West Java/Smi-Pat/2006

 

Strain-strain ini ditetapkan melalui Surat Keputusan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan tentang penggunaan vaksin lokal yang secara epidemiologis sesuai dengan virus.

 

B. Deteksi clade baru 2.3.2.1 virus H5N1 HPAI pada pertengahan Agustus 2012 yang menginfeksi itik dan telah menyebar ke pulau-pulau di luar Jawa. Dengan adanya dua clade H5N1 HPAI, situasi HPAI di Indonesia menjadi lebih kompleks dan memerlukan sistem komunikasi yang cepat.

 

Sebagai tanggapan terhadap kebutuhan ini, sebuah sistem komunikasi berbasis web telah dikembangkan untuk mempercepat pelaporan pemantauan virus H5N1 HPAI kepada pengambil keputusan di tingkat nasional. Metode komunikasi antar laboratorium telah diterapkan melalui sistem Influenza Virus Monitoring (IVM) Online, yang dikembangkan sejak tahun 2011 dan diluncurkan pada 20 Mei 2014.

 

Laporan lengkap dapat dibaca pada tautan berikut:
http://coin.fao.org/coin-static/cms/media/20/14012448010930/2014_brochure_ivm_online_new_oye_eng_revisi_mei.pdf


Wednesday, 22 June 2016

Jepang Harus Membantah Klaim Rusia

 

Jepang Harus Membantah Setiap Klaim Sepihak yang Dibuat oleh Rusia

 

Jepang akan menjadi tuan rumah KTT G7 Ise-Shima pada 26 dan 27 Mei. Sebelum itu, Perdana Menteri Shinzo Abe akan mengunjungi beberapa negara di Eropa dan Sochi, Rusia, selama libur "Golden Week" pada awal Mei, untuk bertemu dengan para pemimpin Eropa dan Presiden Vladimir Putin.

 

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyampaikan pandangan kerasnya secara rinci untuk menolak semua hal terkait negosiasi bilateral dengan Jepang sejak era Soviet, mengenai perjanjian damai Rusia-Jepang. Meskipun demikian, Perdana Menteri Abe berani mengunjungi Rusia untuk melakukan pertemuan bilateral, meskipun ada keberatan dan kekhawatiran di kalangan sekutu Barat, terutama Amerika Serikat.

 

Alasan utama yang dinyatakan secara terbuka oleh Abe adalah untuk menyelesaikan perjanjian damai dengan Rusia. Jika dia begitu berkomitmen untuk pertemuan puncak dengan Putin, saya akan menyarankan agar pemerintah Jepang melakukan hal berikut demi mendapatkan pemahaman dari komunitas global.

 

Yaitu, mempromosikan sudut pandang Jepang tentang masalah ini baik di dalam maupun luar negeri, untuk menunjukkan bagaimana klaim Rusia jelas salah. Hingga saat ini, pemerintah Jepang terlalu memperhatikan sisi Rusia, meskipun kritik mereka terhadap Jepang mengabaikan negosiasi sebelumnya terkait perjanjian damai. Jika hal ini terus berlanjut, komunitas global tidak akan memahami sudut pandang Jepang. Selain itu, hal ini akan membuat Abe berada pada posisi defensif dalam pertemuan puncak tersebut sejak awal.

 

Saat ini, Kremlin menyebarkan propaganda anti-Jepang secara global yang dengan tegas menolak semua proses pembicaraan Rusia-Jepang sebelumnya terkait sengketa Kepulauan Kuril, meskipun argumen mereka kurang berdasar. Mereka menyatakan bahwa sengketa teritorial setelah Perang Dunia II telah selesai, dan "pembicaraan Rusia-Jepang mengenai perjanjian damai tidak relevan dengan masalah teritorial."

 

Di pihak Rusia, Presiden Putin mengatakan bahwa "Kuril Selatan (Wilayah Utara bagi Jepang) adalah milik Rusia sebagai hasil Perang Dunia II, sesuai dengan hukum internasional" pada September 2005, dan bahkan lebih keras lagi, "Penyerahan pulau Habomai dan Shikotan berdasarkan Deklarasi Bersama Soviet-Jepang bukanlah pengembalian wilayah" pada Maret 2012 dan Mei 2014.

 

Tahun lalu, Wakil Menteri Luar Negeri Igor Morgulov sepenuhnya menyangkal fakta dengan menyatakan, "Kami tidak pernah melakukan negosiasi apa pun dengan Jepang mengenai sengketa teritorial." Selain itu, Menteri Luar Negeri Lavrov mengundang 200 wartawan Rusia dan lebih dari 250 wartawan asing ke konferensi pers pada 26 Januari tahun ini, untuk mengecam Jepang dengan alasan yang tidak berdasar, dengan merujuk secara rinci pada Piagam PBB dan Deklarasi Bersama Soviet-Jepang.

 

Apa yang secara konsisten dikemukakan oleh para pemimpin Rusia saat ini adalah bahwa Jepang tidak mengakui realitas yang telah diselesaikan sebagai hasil Perang Dunia II, dengan kata lain, Jepang terlalu revisionis.

 

Konferensi pers Lavrov diadakan saat Ukraina dan Suriah menarik banyak perhatian dari komunitas global, dan dia membahas secara rinci mengenai perjanjian damai Rusia-Jepang pada kesempatan tersebut, atas nama pemerintah Rusia. Hal ini secara implisit menunjukkan adanya niat kuat dari pihak Rusia untuk mempromosikan logika mereka tentang perjanjian damai dengan Jepang ke seluruh dunia.

 

Yang paling saya khawatirkan adalah pihak Jepang tidak mengungkapkan informasi kepada publik Jepang dan komunitas global untuk menunjukkan betapa tidak masuk akalnya logika Rusia, sementara Rusia meluncurkan kampanye internasional secara agresif.

 

Dengan sangat disayangkan, pemerintah Jepang hanya mengatakan, "Klaim Rusia tidak konstruktif dan tidak sesuai dengan fakta dan kesepakatan pertemuan puncak bilateral kami" untuk menanggapi Morgulov. Namun, saya sangat skeptis apakah pernyataan seperti itu dapat meyakinkan siapa pun untuk memahami mengapa argumen Rusia bertentangan dengan fakta dan kesepakatan bilateral, dan mengapa mereka salah.

 

Selain itu, saya khawatir dengan tanggapan Jepang terhadap pandangan mengerikan yang disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Lavrov dengan cara yang sama. Pemerintah Jepang hanya mengatakan, "Klaim mereka tidak dapat kami terima, karena inti dari perjanjian damai adalah masalah kedaulatan Wilayah Utara, yaitu sengketa teritorial," tanpa menjelaskan mengapa klaim Rusia salah.

 

Lebih jauh lagi, pihak Jepang mengatakan, "Kami tidak mempertimbangkan tindakan spesifik terhadap mereka, termasuk protes." Tentu saja, proses negosiasi diplomatik yang sensitif seperti pembicaraan teritorial harus dirahasiakan. Namun, pemerintah Jepang harus lebih proaktif mempromosikan pandangan fundamental mereka kepada komunitas global, untuk membantah distorsi fakta oleh Rusia.

 

SUMBER:

HAKAMADA Shigeki. Japan Should Refute Every Lopsided Claim that Russia Makes. The Japan Forum on International Relations (JFIR) E-Letter, 20 Juni 2016, Vol. 9, No. 3.