Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design: Kisi Karunia
Base Code: Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Sunday, 8 March 2015

Influenza Virus Monitoring Online System in Indonesia


What is IVM Online?

A web-based animal health laboratory network system in Indonesia that manages antigenic and genetic data of the circulating HPAI viruses in Indonesia. The system represents the first coordinated effort of its kind for monitoring of influenza in animals at a national level and underpinned by OFFLU recommendations. 

The implementation of IVM Online aims to:
1) Identify potential virus variants;
2) Identify and determine the strain for challenge virus, and
3) Monitor the efficacy of the vaccines used. 

Using the IVM Online system several benefits can be achieved rapidly such as faster antigenic and genetic characterization results to allow decision making for production of the challenge and a vaccine strain that matches the type of HPAI in circulation and update the molecular diagnostic method (PCR) for Type A and H5N1. 

To ensure the sustainability and continuation of IVM Online, an Influenza Virus Monitoring (IVM) Team determined by the Director General of Livestock and Animal Health Services has been issued in May 2014 with the reference No: 268 /Kpts/OT.160/F/05/2014. 

There is much scope for building on the achievement of establishing the IVM network and expanding the functionality of the IVM Online application. For example, the network might be expanded to cover more influenza viruses than avian H5N1 such as H7N9, H7N7 and the network might enlarge to encompass more laboratories, including university and public health laboratories. 

An important incentive for all these laboratories being willing to share their data is gaining access to the advanced bioinformatics tools and analyses that IVM Online provides. 

Main features of IVM Online

Within the IVM Online, there are many features that are useful to map out the HPAI virus situation in Indonesia. The main features are
  1. Isolate Module
    • Isolate list
    • Register isolate
  2. Antigenic Module
    • Run list
    • Run set up
    • Run data entry
    • Quality control
    • Antigenic mapping (displaying an antigenic map of a run)
    • Antigenic and genetic comparison
  3. Genetic Module
    • Sequence list
    • Upload sequence
  4. Phylogenetic Module
    • Collection list
    • Add new sequence
    • Collection, alignment, and Tree creation
  5. Project Manager Module
    • Reference kit
    • Reference Antigen
    • Reference Antisera
    • Summary report
Members of IVM Online

The members of the IVM Online network are 8 diagnostic laboratories (DIC), BBPMSOH, PUSVETMA and BBLITVET. DIC Wates has been chosen as the focal point to control the activities of IVM Online. Approximately 40 technical staff is engaged long term under the influenza virus monitoring network. These staffs attend regular network meetings and receive refresher training and reagents.

Activity Phase
  1. Members of IVM Online routinely accept and process all AI samples from the field and only H5 that have been through virus isolation process will go into the next phase.
  2. Those allantoic H5 HPAI Virus is identified by using hyper-immune sera like NDV and H5.
  3. Positive H5 HPAI viruses are then PRE-SCREENED using the PRE-SCREEN KIT containing 3 antigens, 3-4 prime sera and H5 hyper-immune antiserum. The data of the HI titres along with epidemiological data of every isolate are then uploaded to IVM Online.
  4. This pre-screen data is then analyzed by the FOCAL POINT (DIC WATES) by using an analysis module in IVM Online to evaluate the selected isolate. All members have been requested to submit their selected isolates to DIC WATES to be propagated, and antigenically characterised using a pre-screen and a FULL PANEL KIT containing 7-8 antigens and antisera (prime and hyper-immune). The HI titres from the full panel antigenic characterization are uploaded to IVM Online and re-analyzed.
  5. Identified variant strains are then sequenced by sequencing partners (DIC BUKITTINGGI, PUSVETMA, BBLITVET, and BBPMSOH). The results of the HA gene sequencing in the form of a fasta file is uploaded to IVM Online.
  6. Bioinformatics analysis of the sequencing and antigenic characterization results is conducted and mapped by the FOCAL POINT, and reported to the Management Team.
  7. If the management team finds the presence of ANTIGENIC SHIFT in variant strains, then the management team reviews the data completely, including epidemiological and phylogenetic tree data of the variant strain; if necessary, the management team will immediately recommend changing the challenge strain seed to the Director of Animal Health.
All of the activity flow above can be monitored by the Directorate General of Livestock and Animal Health Services online.

Quality assurance and sustainability of IVM Online
  1. IVM Online activities conducted by competent officers/staff.
  2. IVM Online staff/officers’ competence is developed through Competency Based Training.
  3. Training is determined and performed both internally by focal points and externally.
  4. For QUALITY ASSURANCE and QUALITY CONTROL, the implementation of IVM Online activity follows TECHNICAL GUIDELINES and the STANDARD OPERATIONAL PROCEDURES – SOP
  5. Meetings between IVM Online members are held every year to ensure the continuation of the IVM Online system.
Sources:Directorate of Animal Health and FAO-ECTAD Indonesia


Presiden Joko Widodo Panen Raya Padi di Ponorogo



Presiden Joko Widodo menghadiri panen raya padi di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, yang merupakan salah satu daerah yang mulai memasuki musim panen padi pada tahun 2015.

Panen Raya yang berlangsung di Dukuh Jetis, Desa Jetis, Kecamatan Jetis, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, pada Jumat pagi 6 Maret 2015.

Hadir dalam acara tersebut  Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Mensesneg Pratikno, Gubernur Jawa Timur Soekarwo dan Bupati Ponorogo Amin.

Selain menghadiri acara panen raya, Jokowi juga memberikan bantuan bagi petani.  Presiden mengatakan ada 41.000 traktor yang akan dibagikan.  Traktor berupa alat pemanen dan alat penanam padi.  Jawa Timur akan memperoleh 3.000 traktor.

Selama menghadiri panen raya, Presiden selain memotong padi secara simbolis, juga melakukan penanaman dengan menggunakan alat penanam padi.  Dengan menggunakan alat pemanen padi ini akan mengurangi penyusutan panen sekitar 8-10%.

Kondisi saat ini terdapat 50% saluran irigasi yang sudah rusak. Saluran Irigasi yang rusak ini sedang diperbaiki untuk mengaliri sawah seluas 1,5 juta ha.  Pada saat ini perbaikan sudah selesai sekitar 30%.

Presiden Joko Widodo meminta agar para petani dapat mendorong peningkatan hasil panen sehingga ketika pemerintah memutuskan tidak mengimport beras maka stok pangan tetap terjaga.

Diharapkan petani bisa melaksanakan tanam, pelihara dan panen padi dengan baik sehingga produksinya harus naik.  Negara lain dengan luas lahan yang lebih sempit dari Indonesia bisa mengekspor beras ke Indonesia,  kita perlu meniru usaha mereka.

Kepala Negara menegaskan pada pertengahan – akhir Maret 2015 ini pemerintah akan mengumumkan harga jual gabah yang tepat, akan sesuai dengan kondisi pasar dan memenuhi ekspektasi petani.
Mari kita singsingankan lengan baju, semoga swasembada padi kembali kita raih.

Thursday, 27 November 2014

Rintisan Pangan Masa Depan (Pangan 2.0)



Beberapa pekan lalu usaha rintisan pangan masa depan yang berada di Lembah Silicon muncul diberbagai media.  Salah satunya di koran Financial Time edisi pertengahan November 2014.  Contoh rintisan usaha itu antara lain Imposible Foods, Hampton Creek dan Soylent.


Imposible Foods yang didirikan oleh Pat Brown memamerkan makanan buatannya.  Salah satu yang ditampilkan adalah burger yang dibuat dari berbagai sayuran. Seluruh proses pembuatan burger itu masih dirahasiakan karena sangat mungkin terkait dengan hak cipta dan paten.


Dalam vedio yang ditampilkan, sayuran dimasukan ke dalam sebuah mesin.  Kemudian dalam sesi berikutnya terlihat daging yang digunakan untuk burger.  Pat menegaskan, ia tidak membuat daging alternatif, tetapi ia menyatakan, Imposible Foods membuat daging dengan cara yang lebih baik. 


Alasan pembuatan daging tanpa hewan ini adalah betapa mahalnya pembentukan sel daging hewan, mulai dari pengadaan pakan hewan, pembiakan hewan, pertumbuhan hewan, hingga pemotongan hewan.  Dalam rantai ini membutuhkan banyak energi terbuang.  Di sisi lain, harga daging dinilai masih mahal.  Burger ini hanyalah satu produk pangan 2.0.


Rintisan usaha pangan masa depan ini ingin ikut menangguk dana besar dari ledakan kapitalis di Lembah Silicon.  Bahkan mereka telah ancang-ancang untuk menggantikan teknologi digital yang menjadi fokus utama Lembah Silikon.  Mereka yakin suatu saat industri pangan masa depan itu akan menjadi mercusuar Lembah Silikon itu.  Mereka beralasan ledakan penduduk masa depan  membutuhkan penyelesaian dalam produksi pangan.   


Tanpa inovasi, miliaran penduduk akan kelaparan dan mati pada masa depan.  Menengok ke tanah air sepertinya kita juga membutuhkan loncatan besar untuk menyiapkan pangan masa depan.  Hal itu menantang kita semua.




Sumber Kompas 24 November 2014 hal 17.

Saturday, 14 June 2014

Kemakmuran naik, Kesenjangan Menurun

Kemakmuran naik, Kesenjangan Menurun

Indonesia, menurut Bank Dunia, merupakan negara dengan produk domestik bruto (PDB) terbesar ke 10 di dunia berdasarkan paritas daya beli.  Negara Asia lain yang masuk kelompok 10 besar adalah Tiongkok, India dan Jepang.

Secara rata-rata kemakmuran Indonesia meningkat 4,87 persen, tetapi distribusinya tak merata.  Pada kelompok 40 persen masyarakat berpenghasilan rendah, peningkatan kesejahteraan hanya sekitar 2 persen.  Adapun 20 persen kelompok yang berpenghasilan tinggi, kenaikan kesejahteraan di atas 8 persen.  Artinya kelompok miskin menerima lebih sedikit manfaat pembangunan dibandingkan kelompok tidak miskin.

Berdasarkan pengeluaran rumah tangga, menurut badan pusat statistik (BPS), angka  rasio gini meningkat dari 0,33 pada 2002 menjadi 0,41 pada 2011 - 2013.

Di perkotaan ketimpangan lebih tinggi dari pada di pedesaan, yaitu 0,43 persen pada tahun 2013, dengan kecenderungan semakin senjang.  Di pedesaan besarnya 0,32 pada tahun 2013, menurun dibandingkan pada tahun 2011 (0.34 persen) dan pada tahun 2012 ( 0,33).

Ketimpangan kesempatan dianggap sebagai penyebab mendasar yang harus diatasi, misalnya dengan memberikan kesempatan yang sama untuk mengakses pendidikan dan kesehatan antara desa dan kota di seluruh penjuru tanah air.

Ketimpangan kemakmuran disebabkan pilihan kebijakan.  Subsidi BBM misalnya mengurangi kemampuan pemerintah membangun infrastruktur serta membbuat cakupan dan manfaat program bantuan sosial relatif rendah.

Terlalu mengandalkan pada ekspor berbasis sumber daya alam, terutama di kawasan timur Indonesia, ketika harga komoditas terus menurun sejak dua tahun terakhir.

Ketimpangan antara Jawa-Sumatera dan kawasan timur, terlihat dari aliran uang kartal dari non-Jawa menuju Jawa.  Padahal selama lima tahun terakhir penyaluran transfer ke dareah dari total APBN dan terhadap PDB relatif stabil, yaitu 30 persen dan 5 persen.

Ketimpangan tingkat kesejahteraan antarkabupaten/kota memang menurun karena otonomi daerah, tetapi ketimpangan di kabupaten / kota meningkat.

Jalan Keluar
Upaya pemetintah untuk mengerem ekspor komoditas berbahan sumber daya alam harus konsisten dilaksanakan untuk meningkatkan nilai tambah dan menciptakan lapangan kerja.

Lapangan kerja harus diciptakan untuk memindahkan sebanyak mungkin tenaga kerja dati sektor pertanian ke non-pertanian.  Artinya membangun industri mafaktur, termaduk agroindustri, berbasis pedesaan.

Reforma agraria, yaitu memberikan petani akses lebih adil, atas tanah, menjadi syarat mengurangi ketimpangan dan kemiskinan.

Subsiidi energi perlu dikurangi dan dialihkan untuk membangun infrastruktur vital serta program perlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan.  Negara-negara Amerika Latin berhasil menurunkan kesenjangan karena melaksanakan program sosial secara progresif.

Meningkatkan inklusi keuangan akan menambah jumlah orang yang bethubungan formal dengan perbankan dan meningkatkan akses UMKM tehadap permodalan.

Setelah permasalahan diidentifikasi dan jalan keluarnya dipetakan, perlu dilanjutkan komitmen bersama untuk bekerja secara fokus dan berkelanjutan.

Sumber: Kompas 13 Juni 2014.