Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design: Kisi Karunia
Base Code: Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Saturday, 17 May 2008

Indonesia pengekspor ikan hias nomor empat

Indonesia memiliki 253 spesies ikan hias yang melebihi dari negara-negara lain, seperti Singapura, Philipina, Thaliand, Sri Langka, Kenya, Ethiopia, Hawai, Puerto Rico. Spesies ikan hias di Indonesia adalah famili Chaetodontidae yang terdiri dari Chaetodon Solaris, Falcula, Trifasciatus, Vegaburdus, Kleini, Melamatus, Refflesii; famili Euxiphpopidae (Angel Fish) meliputi Euxiphpopodaenavachus (Angel Plama), Xanthomatapon (Angel Napoleon) dan famili Amphiprionidae meliputi Ephippium dan Ocellaris serta dari famili Labridae terdiri dari Thalassomma lunare, Cirrhilabuss cyanoleura, Hippocampus sp.

Lain halnya dengan yang dari sungai air tawar berasal dari Kalimantan, Sumatera, Jawa, Bali, Sulawesi dan Papua. Sekalipun belum banyak spesies yang ditemukan, tetapi baru sekitar 62 spesies yang berhasil dikembangkan dan diekspor. Demikian pula untuk spesies seperti Scelorophages Formasus (Super Red Arowana). Melanataenia (Rainbow), Glassolepis (Red Rainbow), sejak tahun 1990 sudah berhasil dibudidayakan.

Ada lebih dari 240 species jenis ikan hias air tawar diimpor dari beberapa negara dan sudah berhasil dibudidayakan, antara lain Discus, Neon Tetra, Cardinal Tetra, Red Nose, Blue Lamp, Thropheus dan lain-lain. Pusat terbesar budidaya antara lain Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Jambi, Jawa, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan dan Papua.

Jumlah produksi Ikan Hias Air Tawar Indonesia 70 juta per tahun dengan 48 ribu pembudidaya ikan diseluruh Indonesia. Menurut Departemen Kelautan dan Perikanan, potensi ikan hias Indonesia mencapai 4.500 species atau 60% dari total dunia, dan baru sekitar 300-500 jenis ikan hias yang diekspor, sedangkan yang dibudidayakan sekitar 50 jenis.

Tahun 2004 Indonesia menempati peringkat 4 dunia. Nilai ekspor ikan hias Indonesia 12,6 juta US dollar. Negara pengekspor ikan hias tertinggi adalah Singapura dengan nilai 41,4 juta US dollar, diikuti Malaysia dan Czech Republic dengan nilai masing-masing sebesar 17,6 US dollar dan 13,3 US dollar (sumber dari OFI 2004). Pada tahun yang sama Jepang merupakan negara pengimpor ikan hias nomor dua dengan nilai 25,6 US dollar. Urutan pertama ditempati Amerika Serikat dengan nilai 39,6 juta US dollar.

Perlu kita cermati mengapa Singapura dapat menempati posisi teratas, lebih tinggi dari Indonesia. Mungkinkah hal ini terjadi karena permasalahan seperti manajemen, teknis budidaya maupun riset dan teknologi?

Sumber : No. 30/PDSI/IV/2008

Wednesday, 14 May 2008

Berkunjung ke Imperial Stock Farm

Setiap tahun diundang perwakilan dari berbagai negara untuk mengunjungi Imperial stock Farm. Pada tanggal 12 Mei 2008 kami berkesempatan hadir memenuhi undangan tersebut. Imperial stock Farm terletak di Takanezawa-machi, Shioya-gun, Prefektur Tochigi sekitar 110 km disebelah utara Tokyo. Ketinggian tanahnya 145 m diatas permukaan air laut. Pemandangannya indah, udaranya sejuk, menentramkan hati seperti tampak pada gambar 1 dari atas.











Sejarahnya, pada tahun 1875 Kementerian Dalam Negeri mendirikan sebuah peternakan di Prefektur Chiba untuk memelihara kambing dan pembibitan peternakan. Pada tahun 1885 Peternakan tersebut secara resmi pengelolaannya dipindahkan menjadi dibawah Kementerian Rumah Tangga Kaisar dan diberi nama Shimosa Imperial Stock Farm pada tahun 1888. Pada tahun 1969 Peternakan tersebut dipindahkan ke lokasi sekarang karena lokasi lama (Chiba) dibangun bandara internasional baru.











Total luas tanah Imperial stock Farm 252 ha yang terdiri dari 134 ha padang rumput, 66 ha hutan dan 52 ha bangunan dan jalan. Garis besar kegiatannya adalah a) Pembibitan dan pemeliharaan kuda, sapi perah, babi, kambing, ayam broiler dan layer dan burung pegar Jepang; b) Produksi berbagai jenis hasil peternakan seperti susu, keju, yogurt, daging, telur, ham, bacon, sosis dsb; c) Produksi rumput kering; d) Produksi bermacam-macam sayur-sayuran seperti tomat, lettuce, bawang, kentang, wortel dsb.











Pada saat kunjungan dipertunjukan Horo-hiki (Gambar 2, 3 dan 4 dari atas). Horo-hiki adalah satu dari kebudayaan tradisional Jepang. Pertunjukan diperankan oleh dua orang yang menunggang kuda dengan mengenakan pakaian upacara tradisional Jepang. Pertunjukan ini dilakukan pada waktu-waktu khusus yang diselenggarakan sejak pertengahan zaman Edo di abad 18. Horo atau pita ular-ular terbuat dari kain sutera panjangnya 10 meter dengan diameter 55 cm. Kuda berpasangan, penunggangnya membawa pita ular-lar dengan warna yang berbeda. Satu berwarna hijau dan putih yang menggambarkan musim semi sedangkan pasangannya berwarna merah dan putih menggambarkan musim gugur.

Pelajaran dipetik dari Imperial Stock Farm ini adalah Jepang negara industri besar sedunia kaisarnya telah mengutamakan pentingnya pertanian sejak 123 tahun yang lalu, dan dipertahankan hingga kini.

Tuesday, 13 May 2008

Angsa di Hokkaido mati disebabkan H5N1

Pada tanggal 10 Mei 2008, pemerintah Hokkaido telah mengumumkan bahwa angsa yang ditemukan mati di danau Saroma pada tanggal 5 Mei terdeteksi adanya Flu Burung galur H5N1. Hal ini menandakan Flu burung telah menyebar diantara unggas liar di Jepang bagian utara.

Ini adalah kasus ketiga H5N1 yang dikomfirmasi tahun ini setelah kasus kematian angsa pada tanggal 24 April di Nostuke dan tanggal 21 April di Danau Towada Akita.

Menurut Peraturan Pemerintah tentang Pencegahan Penyakit Menular pada Hewan, Pusat Pelayanan Kesehatan Peternakan di Abasari diharapkan mulai melakukan Inspeksi di tiga Peternakan ayam dengan radius 30 km dari tempat ditemukannya angsa yang mati tersebut. Pusat Pelayanan Kesehatan Peternakan akan segera mengumumkan hasil inspeksinya.

Pusat tersebut akan mengeluarkan perintah kepada peternak ayam untuk mendisinfeksi kandang ayamnya dan mengambil langkah-langkah pencegahan menyebarnya virus tersebut. Juga akan disiapkan intruksi kepada orang yang memelihara ayam di daerah tersebut.

Tidak ada laporan dari peternakan ayam disekitar kasus tentang adanya kelainan ayamnya pada survei setelah timbul kasus tersebut.

Universitas Hokkaido telah melakukan pengujian terhadap unggas yang mati 5 Mei 2008. DNA virus penyebab kematian angsa ini diuji untuk mengetahui apakah terdapat korelasi dengan virus yang ditemukan dari unggas mati yang lain.

Sampai saat ini tidak terdapat kasus virus Flu Burung pada manusia di Jepang. Meskipun demikian International Medical Center, Jepang telah mengembangkan sebuah kit yang dalam waktu 15 menit mampu mendeteksi seseorang terinfeksi virus Flu Burung H5N1 yang ganas. Sedangkan metoda lama biasanya memakan waktu dua hari.

Sumber: Japan Times 11 Mei 2008

Saturday, 10 May 2008

Mesin pembuat ethanol di rumah tangga dijual di US

Sebuah perusahaan baru berharap para pengedara mobil melakukan pembuatan ethanol di rumahnya masing-masing untuk mengisi tanki bahan bakar mobilnya. Hal ini dilakukan agar harga bahan makanan tidak naik.

Harga jagung di Amerika Serikat per bushel pada bulan Maret 2007 baru 3,91 US dollar semakin lama semakin naik, merangkak naik terus, lalu naik tajam pada bulan Januari 2008 dan akhirnya tertinggi pada bulan April 2008 mencapai 6,30 US dollar.

Produksi ethanol di Amerika serikat pada awal tahun 1980-an baru 0,2 milyar gallon, mengalami peningkatan terus akhirnya pada tahun 2007 produksinya mencapai 6,5 milyar gallon.

E-Fuel Corp. memperkenalkan mesin MicroFueler yang merupakan mesin pembuat ethanol pertama kali di dunia yang dapat dikerjakan di rumah. Penduduk dapat membuat ethanol sendiri dan memindahkannya ke tangki bahan bakar kendaraannya masing-masing.

Harga satu unit mesin yang mudah dipindahkan ini 10.000 US dollar. Mesin dilengkapi dengan pompa pengisi bahan bakar, Penggunaan mesin ini untuk mengantisipasi kenaikan harga bahan bakar yang telah mencapai titik tertinggi.

Menurut E-fuel Corp. mesin tersebut dapat memproduksi ethanol dengan biaya listrik rumah tangga 1 US dollar per gallon (3,8 liter).

Mesin ini memfermentasi bahan bakar yang bahan bakunya dari gula. Harga gula selama ini murah ketika suplainya dunia cukup.

Sistem pembuatan ethanol di Amerika Serikat selama ini menggunakan jagung yang telah ditentang oleh dunia karena telah menimbulkan peningkatan harga makanan sedunia.

“Tidak ada lagi seorang ibu menangis karena anak-anaknya tidak memperoleh gula yang cukup” kata Tom Quinn CEO dan pendiri E-Feul Corp.

Gula yang biasa dimakan harganya sangat mahal, sehingga E-Feul Corp akan menghubungkan pengguna mesin tersebut dengan pensuplai gula surplus yang berharga murah, termasuk gula yang tidak dapat dimakan (inedible) dari Mexico berharga jauh lebih rendah. Diharapkan juga pengguna mesin ini dapat membantu pembayaran untuk Feedstock dengan cara menjual carbon credit dengan penggunaan mesin tersebut karena membuat ethanol dari gula menghasilkan emisi gas rumah kaca lebih rendah dari pada dari jagung.

Selain keuntungan diatas, pembelian mesin ini akan terlunasi oleh penggunaan mesin itu sendiri dengan cepat. Untuk 1 rumah tangga dengan 2 mobil yang dikendarai sepanjang 55.520 km per tahun, Microfueler akan membayar mesin itu sendiri kurang dari dua tahun dengan asumsi harga bensin 3,60 US dollar per gallon. Mesin tersebut dapat menghasilkan 35 gallon (132 liter) 100 persen ethanol per minggu.

Sumber : Japan Times 10 Mei 2008