Para peneliti dari Pennsylvania State University, Amerika Serikat telah meneliti penyebab kematian lebah madu akibat suatu penyakit yang disebabkan oleh pestisida.
Penyakit tersebut telah mematikan puluhan koloni lebah dari ribuan koloni lebah di 35 negara bagian di Amerika Serikat. Kematian lebah akbibat penyakit ini mengancam kehidupan para peternak lebah, petani bunga dan petani buah apel, biji-bijian, serta jeruk, karena mereka mengandalkan lebah untuk penyerbukan bunga.
David Hackenberg dari Penn State, seorang peternak lebah yang melaporkan pertama kali tentang kerugian peternakannya. Dia mengalami kerugian 75 % dari peternakannya yang berjumlah 3.200 koloni.
Neonecotinoid adalah penyebab kematian lebah-lebah tersebut ditemukan dalam lebah yang mati akibat penyakit ini. Neonecotinoid merupakan salah satu tipe pestisida. Neonecotinoid tidak mengandung nekotin (zat adiktif yang terdapat dalam tembako). Dinamakan neonecotinoid karena targetnya pada sel syaraf dengan cara kerja mirip seperti nikotin (Sumber: Japan Time 17 Juni 2007).
Sunday, 17 June 2007
Neonicotinoid Penyebab Kematian Lebah Madu
Posted by
Drh.Pudjiatmoko,PhD
at
10:44
0
comments
Labels: Madu Lebah
Friday, 15 June 2007
Jepang Fokus ke Bahan Bakar Bioethanol
Jepang sedang membidik bioethanol sebagai bahan bakar untuk mencegah ketergantungan energi yang diimpor dari luar negeri. Meskipun produksi biethanol di Jepang baru tahap awal, terdapat langkah-langkah penting baik umum maupun sektor swasta untuk menggunakan teknologi Jepang dalam rangka meningkatkan produksi bahan bakar berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Para ahli mengatakan bahwa agar dapat bersaing dengan produk impor, produksi bioethanol dalam negeri perlu waktu bertahun-tahun. Akan tetapi mereka juga berkata bahwa Jepang akan terdepan dalam menerapkan teknologi fermentasi dan teknologi konservasi energi.
Pengembangan proses pembuatan bioethanol yang efisien dengan hasil besar akan membantu Jepang dalam menurunkan ketergantungan terhadap sumber energi dari luar negeri. Dan pada saat yang bersamaan dapat mengurangi pencemaran udara yang dipersyaratkan oleh Protokol Kyoto.
Bioethanol adalah alkohol yang dibuat dari fermentasi bahan organic seperti jagung, tebu, jerami gandum atau padi dalam suatu proses yang mirip dengan pembuatan bir. Hasil akhirnya dicampur dengan bensin untuk mengurangi polutan gas buang kendaraan termasuk diantaranya karbodioksida.
Emisi karbondioksida yang dihasilkan pembakaran bioethanol sama dengan pembakaran bensin. Akan tetapi dengan bioethanol, karbondioksida akan digunakan oleh tanaman tebu, jagung, padi, gandum dsb. ketika terjadi fotosintesis pada tumbuhan. Hal tersebut menyebabkan bioethanol menjadi sangat menarik dalam mencari jalan keluar dalam mengurangi emisi; yang dapat menurunkan emisi 6% dibawah 1990 seperti yang dipersyaratkan Protokol Kyoto. Akan tetapi para pembuat kebijakan dan para peneliti menyatakan masih terdapat kekurangan bioethanol.
Dua produsen bioethanol terbesar adalah Brazil dan Amerika Serikat, Brazil memproduksi bioethanol dari tebu, sedangkan Amerika Serikat dari Jagung. Peningkatan permintaan bioethanol akan menarik perhatian, dalam waktu dekat mereka akan kekurangan gula dan jagung untuk dikonsumsi sebagai bahan makanan.
Masalah besar lain adalah bahwa akan diperlukan jumlah besar bahan bakar fosil untuk membuat bioethanol dalam pabrik dan pengapalan bioethanol ke Jepang.
Honda Motor Co. telah bekerjasama dengan the Kyoto-based Research Institute of Innovative Technology for the Earth (RITE) untuk memproduksi bioethanol dengan bahan jerami padi dan sampah pertanian lain yang dapat diperoleh di Jepang. Jepang relative baru dalam masalah bahan bakar bioethanol ini, akan tetapi Honda yang beraliansi dengan RITE telah memulai pekerjaannya pada musim gugur tahun lalu, dan telah memperoleh hasil yang menjanjikan.
Sampai sekarang dalam proses fermentasi, bahan yang kurang murni akan mengganggu kerja yeast bacteria dalam merubah glukosa dalam jerami padi menjadi alkohol sehingga produk ethanol yang diperoleh sedikit. RITE telah mendapatkan solusi dengan cara menggantikan Yeast bacteria dengan Coryne bacteria hasil rekayasa genetika yang dapat bekerja dengan baik terhadap kondisi bahan yang kurang murni. Penemuan pertama kali oleh Honda dan RITE ini dapat meningkatkan produk ethanol 20 kali lebih banyak. Menurut Mr. Yoshikazu Fujisawa Pimpinan Senior Honda R&D dalam metode baru ini 1 kg jerami padi dapat menghasilkan sekitar 200 gram alkohol.
Pemerintah juga mendanai penelitian bagaimana cara merubah limbah pertanian menjadi bioethanol. Tahun lalu diperkirakan terdapat 6 pilot project yang menghasilkan 30 kiloliter ethanol. Satu diantara projek tersebut dilakukan oleh Mitsui Enginering & Shipbuilding Co. Perusahaan tersebut telah memproduksi ethanol dari limbah kayu di Okayama Prefecture sejak tahun 2005 menggunakan enzyme yang dikembangkan oleh Finland ‘S VTT Technical Research Center. Bahan baku lainnya termasuk gandum, sorghum dan tebu.
Pada awal bulan ini pemerintah juga telah meresmikan dua proyek baru di Hokkaido dan Niigata Prefecture. Proyek tersebut diharapkan setiap tahunnya dapat memproduksi 31.000 kiloliter bioethanol yang terbuat dari beras dan gandum selama lebih dari 5 tahun.
Masalah sangat sensitif apabila produk bahan makanan digunakan untuk keperluan selain sebagai makanan. Jepang adalah salah satu negara industri yang swasembada pangannya rendah, hanya dapat mencukupi sendiri 40% dari kebutuhan kalorinya. Maka dari itu, hal ini akan mendorong Jepang untuk memproduksi bahan bakar yang berasal dari bagian tanaman padi yang tidak dapat dimakan.
Posted by
Drh.Pudjiatmoko,PhD
at
12:02
1 comments
Labels: Bio-fuel
Sunday, 3 June 2007
Pertukaran Pelajar di Gunma Prefecture
Pada tanggal 17 Mei 2007 telah dilakukan penerimaan Pertukaran Pelajar Sekolah Pertanian di Gunama Prefecture yang kesepuluh. Para pelajar berasal dari lima negara yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand, Philipina dan Mongolia. Dalam program Asian Agricultural High School Student Overseas Study program ini, setiap negara mengirimkan 3 pelajar kelas II untuk belajar di Gunma Prefectural Agricultural High School. Di Sekolah Pertanian Seta Norin Koko mereka menimba ilmu pertanian baik teori maupun praktek selama setahun. Pada gambar diatas 3 pelajar Indonesia Santy Andriyani, Ummi Safrida Harahap, dan Mahmudianshah didampingi Atase Pertanian KBRI Tokyo diterima oleh Gubernur Gunma Prefecture.
Setiap pelajar dijemput oleh orang tua angkat masing-masing yang bertempat tinggal di sekitar Sekolah Pertanian tempat mereka belajar.
Posted by
Drh.Pudjiatmoko,PhD
at
22:51
0
comments
Promosi Buah Tropis Indonesia di Tokyo
Bapak Wakil Presiden Yusuf Kalla sedang memeriksa buah tropis Indonesia sambil mencoba kopi Indonesia yang sedang dipromosikan di Tokyo Jepang.
Pada tanggal 24-26 Mei 2007 telah diselenggarakan Pameran Kerajinan Indonesia di Wiswa Duta Besar RI, 5-2-9 Higashi-Gotanda, Sinagawa-ku, Tokyo. Departemen Pertanian ikut berpratisipasi memamerkan buah-buah tropis Indonesia kepada para pengunjung yang diantaranya pengusaha buah-buahan yang diundang. Pada gambar Ibu Rossi Anton Apriyantono (tengah) sedang menerangkan kepada Princess Takamado (kiri) tentang kelezatan buah tropis Indonesia yang masih segar diantaranya pisang Barangan asal Sumatera Utara yang sangat lezat. Princess Takamado berkenan membawa pulang buah tropis asal Indonesia tersebut yang diserahkan oleh Ibu Rossi Anton Apriyantono.
Selain buah juga dipamerkan tanaman hias asal Indonesia. Seusai pameran terdapat pengusaha AN Corporation yang berminat untuk mengimpor feather leaf dari Indonesia. Pada saat ini baru satu pengusaha Indonesia yang menyambut permintaan bayer Jepang tersebut. Atase Pertanian KBRI Jepang siap memfasilitasi terealisasinya ekspor tanaman hias asal Indonesia.
Pada hari penutupan Pameran Ny. Perdana Menteri Sintaro Abe (berpakaian putih) tertarik untuk mencicipi salak Indonesia disaksikan oleh Ibu Hj. Mufidah Yusuf Kalla dan Ibu Rossi Anton Apriyantono. Ny. Sintaro Abe berkenan membawa pulang bunga Anggrek asal Indonesia yang diserahkan oleh Ibu Rossi Anton Apriyantono.
Perusahaan Buah-buahan yang diundang pada Pameran Dekranas
1. Itochu Corporation
2-5-1 Kita-Aoyama, Minato-ku, Tokyo 107-8077
Telephone: +813-3497-6241
Fax: +813-3497-6233
2. Ikeda International Co. Ltd.
3-47-12 Honmachi, Shibuya-ku, Tokyo 151
Telephone: +813-3320-8186
Fax: +813-3497-6233
3. Kanematsu Corporation
2-2-1 Shibaura, Minato-ku, Tokyo 105-8005
Telephone: +813-5440-9580
Fax: +813-5440-6559
4. Matsuda Sangyo Co. Ltd.
6F Shinjuku Nomura Building,
1-28-2 Nishisinjuku, Shinjuku-ku, Tokyo 183-0558
Telephone: +813-3346-2311
Fax: +813-3348-2428
5. Royal Co. Ltd.
Kyoka Group, KN Ginza Bldg 5F
1-15-6 Ginza, Chuo-ku, Tokyo 104-0061
6. Nissin Food Products Company Ltd.
4-1-1 Nishinakajima, Yodogawa-ku, Osaka, 532-8524 Telephone: 66 3057711 Fax: 66 3041288
7. XanGo Japan K.K.
Kioi-cho Kelton Bldg 5F, Kioi-cho 4-5, Chiyoda-ku, Tokyo 102-0094
Telephone : 03-4590-3535
Fax. : 03-4590-3536
8. NISSHIN TRADING CO., LTD. (Nisshin Tsusho K.K.)
1-3-4, Nishiazabu, Minato-ku, Tokyo 106-0031
Telephone : +81-3-5785-3920
Fax. : +81-3-5785-3929
9. H AND T CO., LTD. (Eichi Ando Ti Y.K.)
204 Parkside Nanei, 4-1-12, Nagai-Higashi, Sumiyoshi-ku, Osaka 558-0004
Telephone : +81-6-6697-2083
Fax.: +81-6-6697-2093
10. KATAYAMA RINGO CO., LTD. (Katayama Ringo Y.K.)
396, Kanda, Katada, Hirosaki, Aomori 036-8052 Telephone : +81-172-33-7321 Fax. : +81-172-33-7322
11. H AND T CO., LTD. (Eichi Ando Ti Y.K.)
204 Parkside Nanei, 4-1-12, Nagai-Higashi, Sumiyoshi-ku, Osaka 558-0004 Telephone : +81-6-6697-2083 Fax. : +81-6-6697-2093
12. P.K. SIAM CO., LTD. (Pi Kei Saiam Y.K.)
4-11-9, Kinshi, Sumida-ku, Tokyo 130-0013 Telephone : +81-3-3625-7080 Fax. : +81-3-3625-7090
13. TANGO TRADING CO., Ltd (K.K. Tango Tsusho)
408, 25-36, Higashi, Shibuya-ku, Tokyo 150-0011 Telephone : +81-3-5778-4692 Fax. : +81-3-5778-4693
Posted by
Drh.Pudjiatmoko,PhD
at
11:37
1 comments
Labels: Promosi Produk Pertanian