Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design: Kisi Karunia
Base Code: Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Saturday 20 April 2024

Bahaya Racun Tetrodotoxin dari ikan Buntal

 

Ikan buntal secara umum dipercayai sebagai vertebrata paling beracun kedua di dunia setelah katak racun emas. Organ-organ dalam seperti hati dan kadang kulit mereka sangat beracun bagi sejumlah hewan jika dimakan, namun daging beberapa spesies ikan ini dijadikan sebagai makanan di Jepang (disebut 河豚, diucapkan fungu), Korea (disebut복어 diucapkan bog-eo), dan Tiongkok (disebut 河豚, diucapkan Hétún) dan disiapkan oleh juru masak yang tahu bagian tubuh mana yang aman dimakan dan seberapa banyak kadarnya.  Ikan buntal termasuk famili Tetraodontidae.

 

Tetraodontidae adalah sebuah famili dari ikan muara dan laut yang berasal dari ordo Tetraodontiformes. [1] Secara morfologi, ikan-ikan serupa yang termasuk dalam famili ini serupa dengan ikan landak yang memiliki tulang belakang luas yang besar (tidak seperti tulang belakang Tetraodontidae yang lebih tipis, tersembunyi, dan dapat terlihat ketika ikan ini menggembungkan diri). Nama ilmiah ini merujuk pada empat gigi besar yang terpasang pada rahang atas dan bawah yang digunakan untuk menghancurkan cangkang krustasea dan moluska, mangsa alami ikan buntal.

 

Tetraodontidae terdiri dari sedikitnya 121 spesies ikan buntal yang terbagi dalam 20 genera. [1] Ikan ini banyak ragamnya di perairan tropis dan tidak umum dalam di perairan zona sedang dan tidak ada di perairan dingin. Mereka memiliki ukuran kecil hingga sedang, meski beberapa spesies memiliki panjang lebih dari 100 sentimeter (39 inchi).[2]

 

Kenapa Ikan buntal berbahaya

Ikan buntal terkenal berbahaya untuk dimakan karena mengandung racun mematikan yang disebut tetrodotoxin (TTX), yang berasal dari makanannya. TTX terakumulasi di hati, gonad, kulit, dan usus ikan ini. TTX mengikat sel saraf korban, menghalangi sinyal dan menyebabkan kelumpuhan dan seringkali kematian karena mati lemas.

 

TTX mengikat sel saraf korban, menghalangi sinyal dan menyebabkan kelumpuhan dan seringkali kematian karena mati lemas. Namun, ikan buntal tidak terpengaruh pada racun tersebut karena mutasi genetik menghentikan TTX mengunci saraf mereka. Resistensi ini telah berkembang berulang kali pada berbagai spesies ikan buntal. Hewan lain, termasuk ular dan kodok, juga mengembangkan resistensi TTX dengan mutasi genetik yang sama persis.

 

Karena ikan buntal memiliki kekebalan terhadap TTX, ini memberikan berbagai keuntungan, seperti: predator menghindarinya, sehingga ikan buntal dapat memperluas wilayah makannya dan dengan aman memakan spesies yang terkontaminasi TTX.

 

Ikan buntal betina juga mengoleskan TTX pada telurnya, sehingga dapat mencegah predator memakannya, namun pejantan spesies ini tertarik pada baunya.

 

Gejala Keracunan Ikan Buntal

Beberapa gejala keracunan ikan buntal adalah sebagai berikut:

 

Mati rasa dan kesemutan pada lidah, bibir, dan wajah. Ini disebabkan oleh racun ikan buntal yang menghambat transmisi sinyal saraf, sehingga mengurangi sensasi rasa dan sentuhan.

 

Pusing, mual, dan muntah. Ini disebabkan oleh racun ikan buntal yang merangsang pusat muntah di otak, sehingga memicu refleks muntah. Muntah juga dapat terjadi karena iritasi pada lambung akibat racun ikan buntal.

 

Kesulitan bernapas dan berbicara. Ini disebabkan oleh racun ikan buntal yang menyebabkan kelumpuhan otot-otot pernapasan dan laring, sehingga mengganggu fungsi paru-paru dan suara. Jika tidak segera ditangani, hal ini dapat menyebabkan gagal napas dan kematian.

 

Tekanan darah rendah dan detak jantung tidak teratur. Ini disebabkan oleh racun ikan buntal yang mempengaruhi sistem kardiovaskular, sehingga menurunkan tekanan darah dan mengubah irama jantung. Hal ini dapat menyebabkan syok, pingsan, dan gagal jantung.

 

Kehilangan kesadaran dan kematian. Ini merupakan akibat terparah dari keracunan ikan buntal, yang terjadi jika racun ikan buntal mencapai otak dan menyebabkan kerusakan saraf yang fatal. Kematian biasanya terjadi karena gagal napas atau gagal jantung.

 

Cara mencegah keracunan ikan buntal

Cara mencegah keracunan ikan buntal adalah dengan tidak mengonsumsi ikan buntal sembarangan. Ikan buntal mengandung racun yang sangat mematikan dan tidak dapat dihilangkan begitu saja dengan cara memasak biasa. Jika ingin mencoba ikan buntal, pastikan ikan tersebut diolah dengan cara yang tepat, yaitu:

 

Pilih ikan buntal torafugu (tiger pufferfish), karena kandungan racunnya jauh lebih sedikit.

Buang seluruh kulitnya, karena kulit ikan buntal mengandung racun.

Cuci sampai benar-benar bersih pada setiap bagian setelah ikan dilapisi garam.

Buang bagian matanya.

Berhati-hatilah dengan pisau yang digunakan. Pisau harus tajam dan bersih.

Potong fillet bagian tubuhnya tanpa menyentuh hati dan ovarium ikan karena mengandung racun.

Rendam ikan buntal dalam air garam selama beberapa jam dan masak dengan suhu yang tinggi.

Namun, cara-cara tersebut tetap berisiko dan sebaiknya dilakukan oleh ahli yang terlatih. Jika tidak yakin dengan keamanan ikan buntal, sebaiknya hindari mengonsumsinya.

 

Referensi

1.Froese, R. dan D. Pauly. Editors. 2017. FishBase: Family Tetraodontidae – Puffers http://www.fishbase.org/ Summary/FamilySummary.php?ID=448

2.Keiichi, Matsura & Tyler, James C. (1998). Paxton, J.R. & Eschmeyer, W.N., ed. Encyclopedia of Fishes. San Diego: Academic Press. hlm. 230–231. ISBN 0-12-547665-5.

No comments: