Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design: Kisi Karunia
Base Code: Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Tuesday 13 June 2023

Memahami Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik dalam Cerita Pendek

Cerita pendek atau cerpen adalah cerita fiksi pendek yang tidak benar-benar terjadi. Cerpen disebut juga sebagai prosa atau karangan fiksi dengan pengisahan yang terbatas pada satu permasalahan atau konflik saja.

 

Terdapat dua unsur pembangun di dalam sebuah cerpen, yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik. Dengan mengetahui unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam cerita pendek, dapat membantumu menganalisis unsur-unsur pembangun yang terkandung di dalamnya.

 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), cerpen adalah kisahan pendek kurang dari 10 ribu kata yang memberikan kesan tunggal yang dominan dan memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu situasi.

 

Dengan kata lain, cerpen adalah sebuah karya sastra yang relatif singkat atau dapat habis dibaca dalam sekali duduk. Di dalamnya menggunakan alur tunggal dan hanya berfokus pada satu tokoh atau peristiwa puncak.

 

Dari pengertian tersebut, maka ciri-ciri cerpen antara lain tidak lebih dari 10 ribu kata; bersifat fiktif atau rekaan; fokus pada satu aspek cerita; lebih singkat daripada novel; tidak mencerminkan semua tokoh di dalamnya; terdapat alur, konflik, dan penyelesaian tunggal.

 

Meski singkat dan bersifat fiksi, tetapi cerpen umumnya menggambarkan atau mencerminkan kehidupan manusia. Selain itu, di dalam cerpen terdapat pesan atau nilai-nilai moral yang dapat diambil oleh pembacanya.

 

Unsur-Unsur Pembangun Cerita Pendek

 

Cerpen memiliki dua unsur pembangun, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Berikut pengertian dan macamnya, merujuk Modul Bahasa Indonesia SMA Kelas XI (2020).

 

UNSUR INTRINSIK DALAM CERITA PENDEK

Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun cerpen dari dalam. Unsur intrinsik cerpen terdiri atas tema, tokoh, penokohan, alur, latar, sudut pandang, amanat, dan gaya bahasa.

 

1. Tema

Tema adalah ide atau gagasan yang melatarbelakangi sebuah cerita. Tema ini jarang ditulis secara eksplisit oleh pengarangnya.

Untuk dapat mengetahui tema, kamu harus mengetahui keseluruhan isi cerita dan rangkaian peristiwa atau alur dalam cerpen tersebut.

Contoh tema dalam cerpen, misalnya tentang persahabatan, percintaan, pengalaman mengesankan, kesehatan, lingkungan, sejarah, dan sebagainya.

 

2. Tokoh

Tokoh adalah pelaku yang mengemban peristiwa dalam sebuah cerita. Tokoh dapat terdiri atas satu orang atau lebih. Tokoh-tokoh dalam cerita ini memiliki fungsi penting sehingga suatu cerita dapat terjalin secara utuh.

 

Berdasarkan pengelompokannya, terdapat tiga jenis tokoh, yaitu tokoh protagonis (tokoh utama), antagonis (penentang dari tokoh utama atau tokoh lawan), dan tritagonis (penengah atau pendukung).

 

3. Penokohan

Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan watak atau karakter tokoh-tokoh dalam cerita. Ada dua cara penggambaran penokohan, yaitu teknik analitik yang disampaikan langsung oleh pengarang dan teknik dramatik yang dikemukakan secara tidak langsung.

 

4. Alur

Alur atau plot merupakan urutan kejadian atau peristiwa yang membentuk sebuah cerita. Secara umum jalan cerita terbagi ke dalam tiga jenis, yakni alur maju, alur mundur, dan alur campuran.

Alur maju: alur yang susunannya runut mulai dari pengenalan, peristiwa, konflik, hingga penyelesaian.

Alur mundur: alur yang mulai dari peristiwa terakhir. Alur mundur biasanya digunakan untuk menceritakan kilas balik peristiwa masa lalu.

Alur campuran: alur gabungan dari alur maju dan alur mundur. Cerita biasanya disampaikan secara berurutan sekaligus menyisipkan cerita di masa lalu dan masa sekarang.

 

5. Latar

Latar atau setting meliputi waktu, ruang/tempat, dan suasana dalam cerita. Latar berfungsi untuk memperkuat situasi terhadap jalannya sebuah cerita.

Latar terbagi ke dalam tiga unsur pokok, yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar sosial.

Latar tempat: berupa tempat atau lokasi tertentu, seperti: sekolah, desa, rumah, sungai, hutan, gedung bertingkat, dan sebagainya.

Latar waktu: berupa waktu terjadinya peristiwa, misalnya jam, hari, musim, tahun, dan sebagainya

Latar sosial: berhubungan dengan perilaku sosial masyarakat, misalnya, tradisi, kebiasaan, adat istiadat, keyakinan, kepercayaan, status dan strata sosial, dan sebagainya.

 

6. Sudut pandang

Sudut pandang adalah posisi pengarang dalam menyampaikan cerita.

Sudut pandang pengarang terdiri tiga, yakni sudut pandang orang pertama, kedua, dan ketiga.

Paling sering, pengarang menggunakan sudut pandang orang pertama sebagai tokoh utama dan sudut pandang orang ketiga sebagai sosok serbatahu segala hal yang terjadi pada keseluruhan cerita.

 

7. Amanat

Amanat merupakan pesan yang disampaikan oleh pengarang. Biasanya amanat mengandung nasihat atau pesan moral yang bertujuan untuk direnungkan kembali oleh pembaca.

Amanat ini tidak disampaikan secara langsung, melainkan tersirat dalam isi cerita.

 

8. Gaya bahasa

Gaya bahasa adalah bentuk pengarang mengekspresikan pikiran atau idenya melalui bahasa tulis, baik itu kalimat, dialog, atau kata-kata.

Lewat gaya bahasa, membuat cerpen semakin menarik sekaligus memberi pengaruh atau efek emosional kepada pembacanya.

 

UNSUR EKSTRINSIK DALAM CERITA PENDEK

Unsur ekstrinsik adalah unsur pembangun cerpen yang berasal dari luar cerpen.

Ada 3 unsur ekstrinsik yang lazim, yaitu latar belakang sosial dan budaya masyarakat, latar belakang pengarang, dan nilai yang terkandung dalam cerpen.

 

1. Latar belakang masyarakat

Latar belakang masyarakat mencakup kondisi sosial, budaya, ekonomi masyarakat di dalam cerpen.

Biasanya latar belakang ini berisi tentang kebiasaan atau adat istiadat, atau suatu keadaan dan interaksi yang terjalin di dalam cerpen.

 

2. Latar belakang pengarang

Latar belakang pengarang adalah faktor-faktor dari diri pengarang yang memengaruhi atau mewarnai isi cerpen.

Latar belakang pengarang bisa berisi riwayat hidup pengarang, keilmuan, kondisi psikologis, pengaruh atau aliran sastra yang dianut, dan sebagainya.

 

3. Nilai dan norma yang berlaku

Agar karya sastra dapat diterima masyarakat, pengarang tidak akan menghasilkan cerpen yang bertentangan dari norma-norma yang berlaku di masyarakat.

Adapun norma-norma yang berlaku di masyarakat yakni norma kesopanan, norma kesusilaan, norma agama, norma hukum.

Demikian penjelasan mengenai unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam cerita pendek. Semoga membuatmu lebih paham dan dapat menganalisis unsur-unsur pembangun cerita pendek.

No comments: