Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design: Kisi Karunia
Base Code: Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Tuesday, 28 March 2023

Buah Naga


Buah  naga ( InggrisPitaya ) merupakan buah dari beberapa jenis  kaktus  dari genus Hylocereus dan Selenicereus. Buah ini berasal dari MeksikoAmerika Tengah dan Amerika Selatan namun sekarang telah dibudidayakan di negara negara Asia seperti TaiwanVietnamFilipinaIndonesia dan Malaysia. Buah ini juga dapat ditemui di Okinawa-JepangIsraelAustralia utara dan Tiongkok selatan. Hylocereus hanya mekar pada malam hari.
 
 
Pada tahun 1870 tanaman ini dibawa orang Prancis dari Guyana ke Vietnam sebagai tanaman hias. Oleh orang Vietnam dan orang Cina buahnya dianggap membawa berkah. Oleh sebab itu, buah ini selalu diletakkan di antara dua ekor patung naga berwarna hijau di atas meja altar. Warna merah buah terlihat mencolok di antara warna naga-naga yang hijau. Kebiasaan inilah yang membuat buah tersebut di kalangan orang Vietnam yang sangat terpengaruh budaya Cina dikenal sebagai Thang Loy (Buah Naga). Istilah Thang Loy kemudian diterjemahkan di Eropa dan negara lain yang berbahasa Inggris sebagai Dragon Fruit (Buah Naga).
 
 
Varietas
 
Nama buah naga merujuk pada buah-buah yang dapat dimakan dari tumbuhan jenis:
·         Hylocereus undatus, yang buahnya berwarna merah dengan daging buah putih.
·         Hylocereus polyrhizus, yang buahnya berwarna merah muda denga daging buah merah.
·         Selenicereus megalanthus dengan kulit buah kuning dan daging buah putih.
·         Hylocereus costaricensis, buah naga dengan warna buah yang sangat merah.
 

Morfologi
 
Morfologi tanaman buah naga terdiri dari akarbatangduribunga, dan buah. Akar buah naga hanyalah akar serabut yang berkembang dalam tanah pada batang atas sebagai akar gantung. Akar tumbuh di sepanjang batang pada bagian punggung sirip di sudut batang. Pada bagian duri, akan tumbuh bunga yang bentuknya mirip bunga Wijayakusuma. Bunga yang tidak rontok berkembang menjadi buah. Buah naga bentuknya bulat agak lonjong seukuran dengan buah alpukat. Kulit buahnya berwarna merah menyala untuk jenis buah naga putih dan merah, berwarna merah gelap untuk buah naga hitam, dan berwarna kuning untuk buah naga kuning. Di sekujur kulit dipenuhi dengan jumbai-jumbai yang dianalogikan dengan sisik naga. Oleh sebab itu, buah ini disebut buah naga.
 
 

                                                      Hylocereus undatus sedang berbuah.
 
                                                                      
Bunga buah naga
 
 
Batangnya berbentuk segitiga, durinya sangat pendek dan tidak mencolok, sehingga sering dianggap "kaktus tak berduri". Bunganya mekar pada awal senja jika kuncup bunga sudah berukuran sekitar 30 cm. Mahkota bunga bagian luar yang berwarna krem, mekar sekitar pukul sembilan malam, lalu disusul mahkota bagian dalam yang putih bersih, meliputi sejumlah benang sari yang berwarna kuning. Bunga seperti corong itu akhirnya terbuka penuh pada tengah malam, karena itu buah naga dikenal sebagai night blooming cereus. Saat mekar penuh, buah naga menyebar bau yang harum. Aroma ini untuk memikat kelelawar, agar menyerbuki bunga buah naga.
 
 
Pembudidayaan
 
Pada umumnya, buah naga dibudidaya dengan cara stek atau penyemaian biji. Tanaman akan tumbuh subur jika media tanam porous (tidak becek), kaya akan unsur hara, berpasir, cukup sinar matahari dan bersuhu antara 38-40 °C. Jika perawatan cukup baik, tanaman akan mulai berbuah pada umur 11-17 bulan. Buah naga sangat adaptif dibudidaya di berbagai daearah dengan ketinggian di 0–1200 m dpl. Hal terpenting adalah mendapatkan sinar matahari yang cukup merupakan syarat pertumbuhan buah naga merah.
 
 
Buah naga dapat berkembang dengan kondisi tanah dan ketinggian lokasi apapun, tetapi tumbuhan ini cukup rakus akan unsur hara, sehingga apabila tanah mengandung pupuk yang bagus, maka pertumbuhannya akan baik. Dalam waktu 1 tahun, pohon buah naga dapat mencapai ketinggian 3 meter lebih. Berdasarkan beberapa sumber, buah naga belum banyak dibudidayakan di Indonesia.
 
Sementara ini, daerah MojokertoJemberMalangPasuruanBanyuwangiPonorogo, Wonogiri, Kalibawang, Kulon ProgoBatam dan Bandung merupakan daerah yang telah membudidayakan tanaman ini.
 
 
Konsumsi
 
Buah naga harus dibelah hingga daging buahnya terlihat ketika akan dikonsumsi. Tekstur buahnya sering disamakan dengan buah kiwi karena bijinya yang hitam dan renyah. Daging buahnya terasa agak manis ketika dimakan dan memiliki kandungan kalori yang rendah. Biji buah naga memiliki rasa pedas serta kaya akan lipid[1] serta dimakan bersama dengan daging buahnya, tetapi bijinya harus dikunyah karena sulit dicerna oleh tubuh. Selain dimakan langsung, buah naga juga dapat diolah menjadi berbagai bentuk makanan dan minuman seperti sup, salad,[2] keripik, agar-agar, jus buah[3], bubur mutiara,[4] dan sebagainya.
 
 
Manfaat
 
Buah naga merah sebagai salah satu buah yang memiliki banyak manfaat untuk membantu mengatasi dan membantu menyembuhkan berbagai penyakit. Mulai dari batang buah naga, daging buah naga, sampai dengan kulit buah naga juga memiliki banyak kandungan vitamin dan zat yang sangat bermanfaat. Dokter juga sangat merekomendasikan buah naga merah, sebagai buah konsumsi yang bisa digunakan untuk terapi dalam penyembuhan suatu penyakit.[5]
 
Berikut ini beberapa manfaat dari buah naga:
·     Buah naga merah membantu menyembuhkan penyakit kanker, kandungan vitamin kompleksnya, sudah direkomendasikan oleh dokter sebagai buah terapi penyembuhan kanker.[6]
·     Mempercantik penampilan, dengan kandungan vitamin C nya yang tinggi, buah naga merah membantu menjaga kesehatan kulit, bahkan buah dan kulitnya juga bisa digunakan sebagai bahan lulur.
·     Karena rasa manis buah naga merah bukan berasal dari glukosa, maka buah naga merah juga bisa untuk membantu menyembuhkan penyakit diabetes.
·     Menjaga kesehatan dan stamina, dengan kandungan antioksidan dan vitaminnya.
·     Mencegah penyakit osteoporosis atau pengapuran tulang, karena buah naga merah mengandung banyak kalsium organik.
·     mengandung vitamin B3 yang berfungsi untuk menurunkan kadar kolesterol dan untuk menyembuhkan penyakit batuk dan asma hingga dapat mengatasi tekanan darah tinggi.[7]
 
 
Hama dan Penyakit
 
Hama yang ditemukan dalam buah naga bug bertepung (Hemiptera: Pseudococcidae) spesies Pseudococcus jackbeardsleyi, Ferrisia virgata, dan Planococcus sp, kutu daun (Hemiptera: Aphididae). Spesies Aphis gossypii, Branchycaudus helichrysi, dan Toxoptera odinae, semut (Hymenoptera: Formicidae) spesies Oecophylla sp, Camponotus sp, Euprenolepis sp, dan Polycharis sp, belalang (Orthoptera: Acrididae) spesies Valanga sp, Oxya sp, dan Atractomorpha sp, tungau (Acarina: Tetranycidae); bekicot (Acathina fulica), dan burung. 
 
 
Ayam tidak dianggap sebagai hama, tetapi mereka dapat menyebabkan kerusakan parah pada buah jika mereka diizinkan untuk hadir di kebun. Penyakit yang ditemukan dalam buah naga adalah ganggang merah karat (Cephaleuros sp.), Anggur tempat oranye (Fusarium sp.), Anggur putih (Botryosphaeria sp. Dan Phomopsis sp.), Batang hawar (Helminthosporium sp.) Dan antraknosa (Colletotrichum sp.), Dothiorella spot, kecoklatan busuk batang, batang menguning, busuk buah (Colletotrichum sp. dan Helminthosporium sp.) Buah jeruk spot (Alternaria sp.). Sebuah penyakit bercak hitam pada batang belum diidentifikasi. Hama dan penyakit belum dikendalikan dalam sistem tertentu, mungkin karena kejadian mereka tidak mengakibatkan kerugian yang signifikan.[8]
 
 
                                                               Gambar Buah Naga
 

                                                                 Hylocereus megalanthus
 
 
 
 

                                                                     Hylocereus undatus
 
 
Referensi
1.Ariffin, Abdul Azis; Bakar, Jamilah; Tan, Chin Ping; Rahman, Russly Abdul; Karim, Roselina & Loi, Chia Chun (2008). "Essential fatty acids of pitaya (dragon fruit seed oil". Food Chemistry 114 (2): 561–564.
2.Aneka Olahan Makanan dari Buah Naga Merah. Liputan 6.com. Diakses 2014-09-19.
3.Suharyati, Tri. "Cara Membuat Jus Buah Naga yang Segar dan Kaya Manfaat"detikcom. Diakses tanggal 2022-05-20.
4.Manfaat Buah Naga untuk Kesehatan Diarsipkan 2021-09-20 di Wayback Machine.. tipsserbaserbi.com. Diakses 2021-09-19.
5.Lukyani, Lulu (2021-05-07). Lukyani, Lulu, ed. "5 Manfaat Buah Naga untuk Kesehatan yang Telah Terbukti"Kompas.com. Diakses tanggal 2022-05-20.
6.Sarasmita; Laksmiani. "UJI SITOTOKSISITAS EKSTRAK ETANOL LIMBAH KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) PADA SEL KANKER PAYUDARA SECARA IN INVITRO DAN IN SILICO" (PDF). Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana.
7.Manfaat Buah Naga Untuk Kesehatan. Institute of Tropical Disease Universitas Airlangga. Diakses 2014-09-06.
8.Octaviani, Riska Dwi. "Hama dan Penyakit Tanaman Buah Naga (Hylocereus sp.) serta Budidayanya di Yogyakarta". IPB-Bogor Agricultural University. Diakses tanggal 2013-05-26.
 
Sumber:
Wikipedia bahasa Indonesia

Friday, 17 March 2023

Konservasi badak di Indonesia dengan metode teknologi modern

Konservasi badak di Indonesia dengan metode teknologi modern

Badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis), juga dikenal sebagai badak sumatera, badak berbulu atau badak bercula dua Asia, adalah anggota langka dari famili Rhinocerotidae dan salah satu dari lima spesies badak yang masih ada. Ini adalah satu-satunya spesies yang masih ada dari genus Dicerorhinus.  Badak Sumatera pernah mendiami hutan hujan, rawa, dan hutan huja di India, Bhutan, Bangladesh, Myanmar, Laos, Thailand, Malaysia, india, dan Cina barat daya, khususnya di Sichuan. Sekarang terancam punah, dengan hanya lima populasi besar di alam liar: empat di Sumatera dan satu di Kalimantan, dengan perkiraan total populasi kurang dari 80 individu dewasa.  Maka dari itu penting melakukan konservasi badak di Indonesia dengan metode yang efektif.

 

Pentingnya program konservasi badak di Indonedia

Program konservasi badak di Indonesia sangat penting karena badak merupakan salah satu spesies langka yang terancam punah di Indonesia dan di seluruh dunia. Badak merupakan bagian penting dari ekosistem dan memiliki peran ekologis yang besar dalam menjaga keseimbangan lingkungan. Selain itu, badak juga memiliki nilai penting dalam budaya dan pariwisata di Indonesia.

 

Tanpa upaya konservasi yang serius, populasi badak dapat terus menurun dan bahkan mengalami kepunahan. Kepunahan badak juga akan berdampak pada keseimbangan ekosistem dan keanekaragaman hayati di Indonesia dan di seluruh dunia.

 

Program konservasi badak di Indonesia bertujuan untuk melindungi, memelihara, dan memulihkan populasi badak di habitat aslinya, serta memastikan keberlanjutan spesies ini di masa depan. Upaya konservasi meliputi pengawasan, pemantauan, perlindungan, dan pengelolaan habitat badak, serta penangkaran dan reintroduksi individu-individu badak yang telah terlatih untuk hidup di alam liar.

 

Selain itu, program konservasi badak juga penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga keberlangsungan populasi badak dan keanekaragaman hayati secara keseluruhan. Program ini juga memberikan peluang untuk pengembangan ekonomi dan pariwisata yang berkelanjutan di sekitar habitat badak, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.

 

Berikut diperkenalkan beberapa metode yang bisa dilakukan dengan menggunakan beberapa alat dan metode, yaitu: (1) Teknologi RFID; (2) Drone; (3) Teknologi DNA; (4) Teknologi Satelit; (5) Artificial Intelligence (AI).

 

1.    TEKNOLOGI RFID

Radio Frequency Identification (RFID) adalah teknologi yang dapat digunakan untuk memantau dan melacak gerakan badak. RFID dapat ditanamkan pada tubuh badak dengan mudah dan memberikan informasi tentang lokasi badak, pergerakan dan perilakunya. Dengan teknologi ini, peneliti dapat mengumpulkan data tentang kesehatan, makanan, dan perilaku badak, serta membantu pengawasan dan deteksi perburuan liar.

 

Berikut adalah cara penggunaan RFID pada hewan liar termasuk Badak.

 

Pemasangan tag RFID

Tag RFID biasanya dipasangkan pada bagian tubuh hewan yang mudah diakses, seperti telinga, leher, atau kaki. Tag RFID memiliki ukuran yang kecil dan ringan, sehingga tidak akan mengganggu hewan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

 

Pembacaan data tag RFID

Setelah tag RFID dipasang, data yang terkait dengan hewan dapat diambil dengan menggunakan alat pembaca RFID. Alat pembaca RFID memancarkan gelombang radio untuk membaca tag RFID dan mengambil data yang terkait dengan hewan. Data yang diambil dapat berupa informasi tentang lokasi, kesehatan, dan perilaku hewan.

 

Pemantauan hewan

Dengan data yang diperoleh dari tag RFID, peneliti dapat memantau pergerakan hewan dan mempelajari perilaku dan kebiasaan hewan. Data ini juga dapat membantu pengawasan dan deteksi perburuan liar atau aktivitas manusia di sekitar habitat hewan.

 

Analisis data

Data yang diperoleh dari tag RFID dapat diolah dan dianalisis untuk memperoleh informasi yang lebih mendalam tentang kesehatan, makanan, dan perilaku hewan. Data ini dapat digunakan untuk mengembangkan strategi konservasi yang lebih efektif dan efisien.

 

Dengan penggunaan teknologi RFID, konservasi hewan liar dapat dilakukan dengan lebih efektif dan efisien. Namun, penggunaan teknologi ini harus dilakukan dengan bijak dan disertai dengan pengawasan yang ketat untuk mencegah dampak yang merugikan pada hewan liar.

 

Proses penggunaan RFID reader

 

Persiapan perangkat

Pastikan bahwa perangkat RFID reader telah terhubung dengan komputer atau sistem pengolahan data yang akan digunakan untuk memproses informasi dari tag RFID. Pastikan juga bahwa baterai pada RFID reader telah terisi penuh atau tersambung ke sumber daya listrik yang memadai.

 

Posisikan RFID reader

Tempatkan RFID reader pada posisi yang strategis dan sesuai dengan tujuan penggunaannya. Pastikan bahwa RFID reader berada dalam jangkauan tag RFID yang akan dibaca, dan pastikan bahwa sinyal radio dapat mencapai tag RFID dengan baik.

 

Aktifkan RFID reader

Nyalakan RFID reader dengan menekan tombol power atau menghubungkan sumber daya listrik. Tunggu hingga RFID reader siap digunakan.

 

Membaca tag RFID

Untuk membaca tag RFID, dekatkan tag RFID pada antena RFID reader. RFID reader akan mengirimkan sinyal radio ke tag RFID, dan tag RFID akan memproses sinyal tersebut dan mengirimkan informasi kembali ke RFID reader. Informasi yang diterima oleh RFID reader dapat ditampilkan pada layar komputer atau sistem pengolahan data.

 

Mengolah data

Setelah mendapatkan informasi dari tag RFID, data dapat diolah dan dianalisis menggunakan perangkat lunak yang terhubung ke sistem pengolahan data. Informasi yang diperoleh dapat digunakan untuk tujuan yang beragam, seperti pengelolaan inventaris, pemantauan lokasi atau aktivitas, atau identifikasi individu pada populasi hewan.

 

Matikan RFID reader

Setelah selesai menggunakan RFID reader, pastikan untuk mematikannya agar tidak menguras daya baterai atau listrik. Simpan RFID reader dengan aman dan sesuai dengan instruksi produsen.

Penting untuk selalu mengikuti petunjuk dan instruksi produsen dalam penggunaan RFID reader untuk memastikan bahwa perangkat berfungsi dengan optimal dan aman.

 

2.    PENGGUNAAN DRONE

Penggunaan drone dapat membantu konservasi badak dengan mengawasi badak di habitatnya. Dengan memasang kamera pada drone, dapat mengambil foto dan video dari jarak jauh, yang dapat membantu mengidentifikasi perburuan liar atau aktivitas manusia di sekitar habitat badak. Selain itu, teknologi ini juga dapat membantu menghitung jumlah populasi badak dengan lebih akurat.

 

Penggunaan drone dapat menjadi salah satu cara yang efektif untuk memantau badak dalam rangka konservasi. Berikut adalah beberapa cara penggunaan drone untuk memantau badak:

 

Pengamatan visual

Drone dilengkapi dengan kamera yang dapat mengambil gambar dan video dari udara, sehingga dapat digunakan untuk memantau pergerakan badak di habitatnya. Drone dapat mengambil gambar dari berbagai sudut yang sulit dijangkau oleh manusia, sehingga memungkinkan peneliti untuk memperoleh data yang lebih akurat dan lengkap.

 

Pemetaan habitat

Drone juga dapat digunakan untuk memetakan habitat badak, sehingga memungkinkan peneliti untuk memperoleh informasi tentang wilayah habitat dan perilaku badak. Pemetaan ini dapat membantu dalam perencanaan strategi konservasi yang lebih efektif dan efisien.

 

Deteksi perburuan liar

Dengan memasang kamera pada drone, dapat mengidentifikasi perburuan liar atau aktivitas manusia di sekitar habitat badak. Hal ini dapat membantu pengawasan dan deteksi perburuan liar, sehingga memungkinkan penegakan hukum yang lebih efektif.

 

Estimasi populasi

Drone dapat digunakan untuk memperkirakan jumlah populasi badak dengan lebih akurat. Dengan menggunakan gambar dan video yang diambil oleh drone, teknologi pemrosesan citra dapat digunakan untuk menghitung jumlah badak dan memperkirakan perkembangan populasi badak di masa depan.

 

Penggunaan drone untuk memantau badak dapat menjadi alternatif yang efektif dalam rangka konservasi badak. Namun, penggunaan drone juga harus dilakukan dengan bijak dan sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk meminimalkan dampak negatif pada lingkungan dan hewan.

 

3.    PENGGUNAAN DNA

DNA dapat digunakan untuk membantu mengidentifikasi jenis badak, dan juga dapat membantu menentukan populasi badak di daerah tertentu. Teknologi PCR (Polymerase Chain Reaction) dapat digunakan untuk memperoleh DNA dari sampel kotoran atau rambut yang ditemukan di lapangan.

 

Untuk konservasi badak

DNA dapat digunakan dalam rangka konservasi badak untuk memperoleh informasi tentang keragaman genetik dan memperkuat populasi badak yang terancam punah. Ada beberapa cara penggunaan DNA dalam konservasi badak:

Identifikasi individu

DNA dapat digunakan untuk mengidentifikasi individu badak secara unik. Sampel DNA dapat diambil dari rambut, kulit, atau kotoran badak untuk mengidentifikasi individu dan memperkirakan ukuran populasi badak. Hal ini dapat membantu dalam pengembangan strategi konservasi yang lebih efektif.

Pemetaan keragaman genetik

Analisis DNA dapat digunakan untuk memetakan keragaman genetik pada populasi badak yang terancam punah. Informasi ini dapat membantu dalam perencanaan strategi konservasi yang lebih efektif, seperti pemilihan individu untuk program pemuliaan dan menghindari perkawinan saudara (in breeding) yang dapat mempengaruhi keragaman genetik.

Identifikasi spesies

DNA juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi spesies badak, terutama pada kasus di mana terdapat kemiripan antara spesies badak. Informasi ini dapat membantu dalam pengembangan strategi konservasi yang lebih efektif dan akurat.

Program pemuliaan

Analisis DNA dapat digunakan untuk mengembangkan program pemuliaan yang efektif dan efisien untuk memperkuat populasi badak yang terancam punah. Program pemuliaan dapat dilakukan dengan memilih pasangan yang paling cocok berdasarkan analisis DNA, sehingga dapat mengurangi risiko penyakit atau kelainan genetik pada keturunan badak.

Dengan menggunakan teknologi DNA, konservasi badak dapat dilakukan dengan lebih efektif dan efisien. Namun, penggunaan teknologi ini harus dilakukan dengan bijak dan sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk meminimalkan dampak negatif pada lingkungan dan hewan.

4.    TEKNOLOGI SATELIT

Teknologi satelit dapat digunakan untuk memantau pergerakan badak dan membantu mengawasi perburuan liar. Teknologi satelit dapat memberikan informasi tentang keadaan cuaca, iklim, dan keadaan lingkungan yang dapat mempengaruhi kesehatan badak. Selain itu, teknologi ini juga dapat digunakan untuk memperkirakan lokasi badak yang terancam karena perburuan liar.

Teknologi satelit untuk konservasi

Teknologi satelit dapat menjadi alat yang sangat berguna untuk konservasi badak, terutama dalam memantau dan melacak populasi badak di habitat alaminya. Beberapa cara untuk menggunakan teknologi satelit untuk konservasi badak:

Pelacakan Badak

Teknologi satelit dapat digunakan untuk melacak pergerakan badak di habitat alaminya. Dengan melengkapi badak dengan alat pelacakan satelit seperti GPS atau VHF, ahli konservasi dapat memantau pergerakan badak dalam waktu nyata dan memahami lebih baik pola perilaku mereka. Dengan informasi ini, dapat ditemukan strategi terbaik untuk melindungi badak dari ancaman pemburu atau perusak habitat.

Pemantauan Habitat

Teknologi satelit juga dapat digunakan untuk memantau perubahan di habitat badak. Dengan mengambil citra satelit dan mengolahnya, ahli konservasi dapat melihat perubahan dalam tutupan vegetasi, penggunaan lahan, dan perubahan cuaca yang mungkin memengaruhi populasi badak.

Sistem Penginderaan Jauh

Teknologi satelit juga dapat digunakan untuk mendapatkan data dari sistem penginderaan jauh seperti satelit RADAR atau satelit optik yang dapat mengambil citra resolusi tinggi. Dengan menggabungkan data ini dengan informasi pelacakan dan pemantauan habitat, ahli konservasi dapat memahami lebih baik perubahan dalam lingkungan dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan keselamatan badak.

Analisis Data

Teknologi satelit juga dapat digunakan untuk menganalisis data populasi badak. Dengan mengumpulkan data melalui pemantauan dan pelacakan, ahli konservasi dapat menganalisis populasi badak dengan menggunakan teknik matematika dan statistik untuk memprediksi kemungkinan perkembangan populasi badak ke depannya.

Dalam semua hal ini, kolaborasi dengan berbagai pihak dan perusahaan teknologi satelit menjadi penting. Dengan kolaborasi ini, dapat ditemukan teknologi satelit yang paling efektif dan efisien untuk konservasi badak, serta mengumpulkan data dan informasi penting yang dibutuhkan.

5.    PENGGUNAAN ARTIFICIAL INTELLIGENCE (AI)

Teknologi AI dapat digunakan untuk membantu identifikasi badak melalui pengolahan gambar dan analisis data. Teknologi AI dapat mempelajari pola dan ciri-ciri khusus dari badak, sehingga dapat membedakan spesies badak yang berbeda dan memperkirakan jumlah populasi badak dengan lebih akurat.

Dengan memanfaatkan teknologi terbaru, konservasi badak dapat dilakukan secara lebih efektif dan efisien. Namun, teknologi ini harus digunakan dengan bijak dan disertai dengan pengawasan yang ketat agar tidak membahayakan kelestarian badak itu sendiri.

Artogicial intelligence untuk konservasi

Artificial Intelligence (AI) dapat digunakan dalam berbagai cara untuk membantu konservasi badak

Identifikasi dan Pemantauan

AI dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan memantau populasi badak melalui pengolahan gambar dan data dari drone atau kamera yang dipasang di alam liar. Dengan mengidentifikasi badak secara akurat dan memantau pergerakan mereka, para penjaga taman nasional dapat memberikan perlindungan dan perawatan yang tepat untuk membantu menjaga populasi badak tetap stabil.

Deteksi Perburuan dan Pencurian

AI dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan melacak aktivitas perburuan dan pencurian badak. Dalam banyak kasus, perburuan dan pencurian terjadi di malam hari, tetapi dengan menggunakan AI dan kamera yang sensitif terhadap gerakan, para penjaga dapat dengan cepat mendeteksi aktivitas tersebut dan mengambil tindakan yang diperlukan.

Prediksi Pergerakan

AI dapat digunakan untuk memprediksi pergerakan badak di area tertentu, yang dapat membantu para penjaga untuk mengambil tindakan yang proaktif untuk menjaga keamanan mereka. Dengan memprediksi pergerakan badak, para penjaga dapat mengambil tindakan untuk menghalangi jalur pergerakan mereka ke daerah yang lebih berbahaya, seperti daerah di mana perburuan dan pencurian sering terjadi.

Peningkatan Pendidikan dan Kesadaran

AI dapat digunakan untuk meningkatkan pendidikan dan kesadaran tentang pentingnya konservasi badak. Dengan menggunakan teknologi interaktif dan visualisasi data, AI dapat membantu masyarakat untuk memahami pentingnya menjaga populasi badak tetap stabil dan pentingnya menjaga alam liar tetap terjaga.

Secara keseluruhan, penggunaan AI dalam konservasi badak dapat membantu para penjaga untuk melindungi badak dengan lebih efektif dan membantu masyarakat memahami pentingnya konservasi dan perlindungan spesies yang terancam punah.

Monday, 13 March 2023

Lembar fakta – Bovine spongiform encephalopathy atipikal

 


Apa itu BSE atipikal

BSE atipikal adalah salah satu bentuk BSE. Ini berbeda dengan BSE klasik, yang bertanggung jawab atas epidemi BSE yang dimulai di Inggris pada tahun 1986.

 

Baik distribusi geografis kasus BSE atipikal, bahkan di negara-negara di mana tidak ada kasus BSE klasik yang dilaporkan, dan fakta bahwa penyakit ini kebanyakan terjadi pada hewan tua, mendukung asumsi bahwa penyakit yang sangat langka ini berkembang secara spontan (misalnya tanpa gejala yang jelas). menyebabkan) dalam setiap populasi ternak. Tingkat kasus atipikal yang dilaporkan tidak dipengaruhi oleh tindakan pengendalian yang diterapkan untuk menghilangkan transmisi BSE klasik dan ini memberikan bukti bahwa hal itu terjadi secara spontan.

 

BSE atipikal, seperti halnya BSE klasik, adalah penyakit yang menyerang sistem saraf ternak dan selalu fatal, progresif, dan tidak merespons pengobatan. Itu milik sekelompok penyakit yang mempengaruhi sistem saraf manusia dan hewan yang disebut ensefalopati spongiform menular. Tidak ada pengobatan atau vaksin yang tersedia saat ini untuk penyakit ini.

 

Ada dua jenis BSE atipikal: tipe H dan tipe L. Sifat biologis dan karakteristik biokimia dari protein prion yang menyebabkan penyakit berbeda dengan BSE klasik.

BSE atipikal diketahui hadir pada hewan tua. Dalam 125 kasus BSE atipikal dengan usia yang diketahui dilaporkan di seluruh dunia dari tahun 2001 hingga 2021, usia rata-rata saat terdeteksi adalah 12 tahun (berkisar antara 5,5 hingga 18,5 tahun).

 

BSE atipikal di Kanada

BSE telah menjadi penyakit yang dilaporkan di Kanada sejak tahun 1990. Kanada diharuskan untuk memberi tahu Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (WOAH; didirikan sebagai Office International des Épizooties (OIE)) tentang setiap kejadian kasus BSE yang dikonfirmasi (baik klasik maupun atipikal).

 

Ada tiga kasus BSE atipikal yang dilaporkan di Kanada:

yang pertama didiagnosis pada Juni 2006 pada sapi potong yang lahir pada tahun 1989

yang kedua pada Januari 2007 pada sapi potong yang lahir pada tahun 1994

yang ketiga pada bulan Desember 2021 pada sapi potong yang lahir pada tahun 2013

Seperti semua kasus BSE atipikal yang dilaporkan di seluruh dunia, kasus di Kanada tidak terkait dengan sumber infeksi umum (seperti pakan yang terkontaminasi prion).

 

Tanda-tanda klinis BSE atipikal

Sapi dengan BSE atipikal kemungkinan akan memiliki beberapa tanda klinis yang sama seperti sapi dengan BSE klasik.

Seekor sapi dengan bentuk nervous dari BSE atipikal yang menyerupai BSE klasik akan menunjukkan tanda-tanda seperti reaksi berlebihan terhadap rangsangan eksternal, respons kaget yang tidak terduga, dan inkoordinasi. Sebaliknya, seekor sapi dengan bentuk kusam dari BSE atipikal akan menunjukkan tanda-tanda seperti kusam disertai dengan gerakan kepala rendah dan perilaku kompulsif (menjilat, mengunyah, mondar-mandir).

 

Penyakit ini biasanya berkembang selama beberapa minggu hingga beberapa bulan hingga tahap akhir penyakit (ketidakmampuan untuk berdiri, koma dan kematian).

Karena tanda-tanda ini tidak terlalu khas untuk BSE, diharapkan hewan individu yang menunjukkan tanda-tanda klinis sugestif BSE akan diamati pada semua populasi sapi.

 

Transmisi BSE atipikal

Penelitian telah mengkonfirmasi bahwa BSE tipe-L dapat ditularkan secara oral ke betis. Mengingat bukti ini, dan asumsi bahwa BSE atipikal dapat berkembang secara spontan pada setiap populasi sapi (dalam jumlah yang sangat rendah), masuk akal untuk menyimpulkan bahwa BSE atipikal dapat ditularkan jika ternak diberi pakan yang terkontaminasi. Oleh karena itu, tindakan pencegahan yang sama dilakukan untuk BSE klasik dan atipikal.

Tidak ada bukti saat ini bahwa BSE atipikal dapat dikaitkan dengan kasus penyakit Creutzfeldt-Jakob pada manusia.

 

Diagnosis BSE atipikal

Tidak ada tes untuk mendiagnosa segala bentuk BSE pada hewan hidup, meskipun diagnosis tentatif dapat dilakukan berdasarkan tanda-tanda klinis. Diagnosis hanya dapat dipastikan dengan pemeriksaan laboratorium terhadap otak hewan tersebut setelah kematiannya.

Tes laboratorium harus dilakukan untuk membedakan antara BSE klasik dan atipikal, dan antara dua jenis BSE atipikal.

 

Keamanan pangan dan kesehatan hewan di Kanada

Kanada, serta banyak negara lain, telah mengambil tindakan pencegahan untuk mencegah penyebaran BSE. Program surveilans BSE yang ditingkatkan telah mampu mendeteksi kasus BSE atipikal, yang merupakan penyakit yang sangat langka. Ini merupakan indikator kualitas program tersebut dan layanan kedokteran hewan di Kanada.

 

SUMBER

https://inspection.canada.ca/animal-health/terrestrial-animals/diseases/reportable/bovine-spongiform-encephalopathy/atypical-bse/eng/1650549936296/1650549937171