Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design: Kisi Karunia
Base Code: Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Sunday, 14 November 2021

Edukasi Emisi Karbon



Karbon merupakan salah satu unsur yang telah diketahui keberadaannya sejak zaman kuno, dan boleh dikatakan sebagai unsur dasar bagi kehidupan di bumi. Sebanyak 20% dari tubuh manusia terdiri dari karbon, dalam bentuk senyawa, seperti hidrogen dan oksigen.


Dalam konteks lingkungan, karbon yang dimaksud bisa merusak lingkungan hidup kita adalah gas-gas emisi yang memiliki kandungan karbon dioksida tinggi. Gas-gas ini dihasilkan dari pembakaran senyawa yang mengandung karbon, seperti asap dari pembakaran bensin, solar, kayu, daun, gas LPG, dan bahan bakar lain yang mengandung hidrokarbon.


Emisi karbon menjadi salah satu penyumbang terbesar dalam perubahan iklim global yang berdampak buruk pada lingkungan dan kelangsungan hidup makhluk hidup di muka bumi. Tingginya kadar karbon dioksida dalam emisi karbon yang dihasilkan oleh industri dan aktivitas manusia, telah memberikan sejumlah dampak signifikan terhadap lingkungan. Kandungan karbon dioksida dalam emisi yang terperangkap di atmosfer menyebabkan peningkatan suhu bumi.


Dampak Emisi Karbon

1.     Mencairnya es di kutub yang menyebabkan kenaikan permukaan air laut.

2.     Kemarau panjang dan kekurangan air bersih akibat iklim yang lebih panas.

3.     Cuaca ekstrim dan bencana alam.

4.     Rantai makanan terganggu.

5.     Penyebaran penyakit, khususnya di wilayah tropis.

6.     Kerusakan ekosistem laut.


Perdagangan Emisi Karbon

Urgensi penanganan masalah iklim akibat emisi karbon semakin mendesak. Tidak hanya masyarakat, pemerintah dan perusahaan swasta raksasa pun perlu berkomitmen untuk mengatasi tingginya kadar emisi karbon dunia. Pada 12 Desember 2015, sebanyak 195 negara termasuk Indonesia, menyepakati perjanjian iklim global yang dikenal sebagai Perjanjian Paris (Paris Agreement).


Melanjutkan kesepakatan tersebut skema-skema perdagangan karbon global pun dilaksanakan untuk menjaga jumlah emisi karbon yang dikeluarkan ke atmosfer. Terkait pengawasan emisi karbon, perdagangan karbon umumnya dilakukan melalui bursa komoditi dengan standar satuan tertentu.


“Karbon” yang dimaksud dalam perdagangan karbon di bursa adalah kredit karbon. Secara sederhana, kredit karbon merepresentasikan ‘hak’ menghasilkan karbon. Kredit ini dihasilkan oleh proyek-proyek penghijauan dengan metode perhitungan potensi penyerapan karbon yang telah diakui secara global. Sementara itu, perusahaan maupun instansi yang menghasilkan emisi karbon lebih dari kredit (atau ‘hak’) yang dimiliki, dapat membeli kredit karbon yang dijual di pasar karbon.


Perdagangan Karbon Terorganisir di Indonesia

Pada tahun 2100 nanti, dunia diproyeksikan mengalami kenaikan suhu sekitar 5 °C. Jika umat manusia tidak mulai transisi rendah karbon, hal ini akan memberikan konsekuensi serius pada kehidupan manusia dan generasi mendatang. Oleh karena itu, kita harus mengurangi emisi karbon. Sebagai salah satu paru-paru dunia, Indonesia menyumbang 75-80% kredit karbon dunia. Artinya, Indonesia secara tidak langsung bertanggung jawab atas sebagian besar potensi dunia untuk menghasilkan penyimbangan karbon, dan menjadikan Indonesia sebagai pasar potensial dalam pelaksanaan perdagangan kredit karbon. 


Perdagangan karbon ini dapat memberikan kontribusi hingga lebih dari USD150 miliar bagi perekonomian Indonesia. Perdagangan karbon yang terorganisir melalui bursa akan memudahkan Indonesia untuk mencapai target yang telah ditetapkan dengan biaya minimal, dan memaksimalkan peluangnya di pasar perdagangan karbon internasional.

 

No comments: