Diagnosis Banding untuk Penyakit Coronavirus (COVID-19): Di Luar Fitur Radiologis
Kami membaca dengan penuh minat artikel AJR terbaru “Coronavirus Disease 2019 (COVID-19): Role of Chest CT in Diagnosis and
Management” [1]. Para penulis menyarankan bahwa CT dada dapat
berguna sebagai metode standar untuk diagnosis cepat COVID-19 dengan tingkat
kesalahan diagnosis yang rendah (3,9%, 2/51) [1].
Karena severe acute respiratory
syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2), virus penyebab COVID-19, penularannya menyebar
dari manusia ke manusia, tidak semua pasien yang terinfeksi SARS-CoV-2 akan
menunjukkan hasil positif pada uji reverse
transcription–polymerase chain reaction (RT-PCR) sebelum CT dada
menunjukkan tanda-tanda COVID-19 [2]. Karena diagnosis dini dan
akurat dari dugaan COVID-19 sangat penting untuk isolasi atau pengobatan agar
seefektif mungkin, kami ingin berbagi pemikiran tentang proses diagnostik yang
harus digunakan untuk pasien dengan dugaan infeksi SARS-CoV-2 jika hasil uji awal.
RT-PCR negatif.
Menurut pendapat kami, faktor-faktor yang relevan dengan diagnosis
banding adalah riwayat pajanan, hasil uji RT-PCR, temuan CT, hasil uji
laboratorium, dan manifestasi klinis infeksi SARS-CoV-2. Dengan informasi
tentang masing-masing faktor ini, kasus yang dicurigai dapat dengan diyakini
dikategorikan ke dalam salah satu dari lima kategori berikut: (1) pasti
COVID-19, (2) sangat mungkin COVID-19, (3) mungkin COVID-19, (4) mungkin bukan
COVID-19, dan (5) sangat mungkin bukan COVID- 19.
Berkenaan dengan kategori pertama, RT-PCR dianggap sebagai standar acuan
untuk skrining infeksi SARS-CoV-2. Jika uji RT-PCR awal memberikan hasil
positif untuk SARS-CoV-2, pasien harus dianggap pasti mengidap COVID-19,
terlepas dari apakah ada faktor lain juga.
Pasien dengan hasil uji awal RT-PCR negatif tetapi kombinasi dari
faktor-faktor relevan lainnya, seperti riwayat pajanan pada orang yang
terinfeksi, adanya fitur CT dada yang khas, hasil uji laboratorium yang
menunjukkan COVID-19, dan manifestasi klinis batuk dan demam, harus dianggap
sangat mungkin mengidap COVID-19. Satu penelitian terbaru dari daerah dengan
tingkat infeksi yang tinggi menunjukkan bahwa CT dada memiliki sensitivitas 98%
untuk diagnosis COVID-19 dengan pengujian RT-PCR sebagai standar referensi [2].
Pada pasien dengan COVID-19 di mana uji laboratorium menunjukkan hasil abnormal
dari jenis yang biasanya terkait dengan penyakit, demam dan batuk adalah
manifestasi klinis yang paling sering terlihat [3, 4].
Satu penelitian sebelumnya melaporkan bahwa interval rata-rata ± SD
antara hasil RT-PCR yang awalnya negatif dan kemudian positif adalah 5,1 ± 1,5
hari (kisaran, 4-8 hari); interval rata-rata antara hasil RT-PCR yang awalnya
positif hingga kemudian negatif adalah 6,2 ± 2,3 hari (kisaran, 4-15 hari) [2].
Mengingat keterlambatan dalam RT-PCR mendeteksi virus, pasien dengan hasil tes
RT-PCR awal negatif, riwayat pajanan pada orang yang terinfeksi, dan
perkembangan temuan CT yang cocok dengan kerangka waktu karakteristik harus
dipertimbangkan mungkin memiliki COVID-19. Temuan CT telah dilaporkan
bervariasi pada berbagai tahap penyakit [3, 5]. Penampakan yang
terutama terdiri dari ground-glass
opacification (GGO) dengan konsolidasi yang lebih sedikit dilaporkan
menjadi manifestasi utama pada gambar CT yang diperoleh sebelum timbulnya gejala
dan hingga seminggu setelah onset
gejala. GGO menurun pada tahap yang lebih lanjut dari COVID-19 pneumonia,
tetapi konsolidasi atau konsolidasi campuran dan GGO meningkat, dan pola
retikuler terlihat pada tahap selanjutnya (lebih dari seminggu setelah onset gejala) [3]. Karena
interval waktu dan temuan CT tampaknya terkait erat, kasus pasien yang dilacak denan
temuan CT-nya harus diklasifikasikan sebagai kemungkinan terinfeksi SARS-CoV-2.
Pasien dalam kategori keempat memiliki riwayat terpapar pada orang yang
terinfeksi, tetapi hasil skrining awal uji RT-PCR negatif, dan temuan CT tidak
menunjukkan perkembangan khas untuk COVID-19 dalam kerangka waktu yang berlaku.
Pasien dengan riwayat terpapar orang yang terinfeksi tetapi tidak ada
faktor lain yang harus dipertimbangkan sangat mungkin tidak terinfeksi.
Ketika dihadapkan pada kemungkinan kasus COVID-19, ahli radiologi harus
menganalisis secara komprehensif riwayat paparan, temuan CT, hasil tes
laboratorium, dan manifestasi klinis untuk mengkategorikan situasi dengan benar
jika hasil tes RT-PCR awal negatif. Karena
hasil awal RT-PCR tidak selalu positif pada pasien dengan infeksi SARS-CoV-2,
gambar CT dada dapat memainkan peran penting dalam mendeteksi lesi di parenkim
paru [6, 7]. Dengan kata lain, CT dada dan hasil RT-PCR harus
dipertimbangkan sebagai metode verifikasi untuk diagnosis komprehensif pada
pasien dengan dugaan COVID-19, dikombinasikan dengan riwayat pajanan, hasil uji
laboratorium, dan manifestasi klinis.
DAFTAR PUSTAKA
1. Li Y, Xia L. Coronavirus disease 2019 (COVID-19): role of chest CT in
diagnosis and management. AJR 2020 Mar 4 [Epub ahead of print]
2. Ai T, Yang Z, Hou H, et al. Correlation of chest CT and RT-PCR
testing in coronavirus disease 2019 (COVID-19) in China: a report of 1014
cases. Radiology 2020 Feb 26 [Epub ahead of print]
3. Shi H, Han X, Jiang N, et al. Radiological findings from 81 patients
with COVID-19 pneumonia in Wuhan, China: a descriptive study. Lancet Infect Dis
2020 Feb 24 [Epub ahead of print]
4. Guan WJ, Ni ZY, Hu Y, et al.; China Medical Treatment Expert Group
for COVID-19. Clinical characteristics of coronavirus disease 2019 in China. N
Engl J Med 2020 Feb 28 [Epub ahead of print]
5. Pan F, Ye T, Sun P, et al. Time course of lung changes on chest CT
during recovery from 2019 novel coronavirus (COVID-19) pneumonia. Radiology
2020 Feb 13 [Epub ahead of print]
6. Fang Y, Zhang H, Xie J, et al. Sensitivity of chest CT for COVID-19:
comparison to RT-PCR. Radiology 2020 Feb 19 [Epub ahead of print]
7. Hao W. Clinical features of atypical 2019 novel coronavirus pneumonia with an initially negative RT-PCR assay. J Infect 2020 Feb 21 [Epub ahead of print]
SUMBER:
Pinggui Lei, and Pingxian Wang. 2020. Differential Diagnosis for Coronavirus Disease (COVID-19): Beyond Radiologic Features. AJR 2020; 215:W19 ISSN-L 0361–803X/20/2151–W19 © American Roentgen Ray Society. doi.org/10.2214/AJR.20.23119 WEB
No comments:
Post a Comment