Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design: Kisi Karunia
Base Code: Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Friday, 4 December 2020

Durasi pelepasan virus dan penularan virus SARS-CoV2, SARS-CoV, dan MERS-CoV


I.    Informasi dan Data

A.  Situasi dan Kondisi Sebelumnya

Memahami kapan pasien paling menular dan durasi penularan sangat penting untuk mengendalikan pandemi COVID-19. Durasi deteksi RNA di seluruh virus corona manusia belum dikarakterisasi dengan baik, dan pemahaman yang komprehensif tentang dinamika viral load dan durasi pelepasan virus pada severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) masih kurang.  Kajian yang dibahas mengambil semua artikel yang melaporkan dinamika dan durasi penumpahan SARS-CoV-2, SARS-CoV, dan Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV) di berbagai spesimen melalui pencarian sistematis dari database utama. Kajian ini mengidentifikasi publikasi yang mencakup istilah yang terkait dengan dinamika virus dan pelepasan virus. Kami memasukkan seri kasus, studi kohort, dan uji coba terkontrol secara acak di mana dinamika virus atau durasi pelepasan virus dilaporkan. Kami mengecualikan laporan kasus, rangkaian kasus dengan kurang dari lima pasien, dan studi yang tidak memiliki waktu onset gejala yang jelas.

 

B.  Data Kajian

Muqe Cevik dkk. (2020) telah melakukan penelitian dengan tinjauan sistematis dan meta-analisis yang telah memeriksa dan membandingkan dinamika virus dari tiga virus korona manusia yang sangat patogen: SARS-CoV-2, SARS-CoV, dan MERS-CoV. Hasilnya memberikan pemahaman yang komprehensif tentang kinetika virus dan durasi pelepasannya.

 

Rata-rata durasi pelepasan RNA SARS-CoV-2 yang berasal dari saluran pernapasan bagian atas adalah 17,0 hari dengan durasi pelepasan maksimum 83 hari.  Rata-rata durasi pelepasan RNA SARS-CoV-2 yang berasal dari saluran bagian bawah adalah 14,6 hari dengan pelepasan maksimum 59 hari.  Rata-rata durasi pelepasan RNA SARS-CoV-2 yang berasal dari tinja adalah 17,2 hari dengan pelepasan maksimum 35 hari.  Rata-rata durasi pelepasan RNA SARS-CoV-2 yang berasal dari sampel serum adalah 16,6 hari dengan pelepasan maksimum 60 hari.

 

Durasi pelepasan virus SARS-CoV-2 yang dikumpulkan positif terkait dengan usia. Tidak ada penelitian yang mendeteksi virus hidup setelah hari ke 9 sakit, meskipun viral load terus-menerus tinggi. Viral load SARS-CoV-2 pada saluran pernapasan bagian atas tampaknya memuncak pada minggu pertama sakit, sedangkan SARS-CoV dan MERS-CoV memuncak kemudian. Beberapa penelitian melaporkan viral load yang serupa pada awal infeksi di antara pasien tanpa gejala dan dengan gejala yang terinfeksi SARS-CoV-2; namun, sebagian besar penelitian menunjukkan pembersihan virus lebih cepat terdapat pada individu tanpa gejala, seperti yang juga terlihat pada MERS-CoV, yang menunjukkan periode infeksi yang lebih pendek tetapi dengan potensi penularan yang serupa pada permulaan infeksi.

 

II. PEMBAHASAN

Hasil penelitian Muqe Cevik dkk. (2020) menunjukkan bahwa meskipun ada bukti pelepasan RNA SARS-CoV-2 yang berkepanjangan pada sampel dari saluran pernapasan dan tinja, virus yang hidup tampaknya berumur pendek. Oleh karena itu, deteksi RNA tidak dapat digunakan untuk menyimpulkan penularan.

 

Titer SARS-CoV-2 yang tinggi terdeteksi pada awal perjalanan penyakit, dengan puncak awal diamati pada saat timbulnya gejala hingga hari ke-5 sakit; temuan ini barangkali menjelaskan penyebaran SARS-CoV-2 yang efisien dibandingkan dengan SARS-CoV dan MERS-CoV. Hal tersebut memiliki implikasi penting untuk penularan SARS-CoV-2 dalam lingkungan komunitas dan rumah sakit, menekankan pentingnya penemuan kasus sedini mungkin dan isolasi pasien yang cepat serta edukasi kepada masyarakat tentang gambaran penyakit.

 

Studi Muqe Cevik dkk. (2020) menunjukkan bahwa praktik isolasi pasien harus dimulai dengan dimulainya gejala awal, yang dapat berupa gejala ringan dan tidak khas, mendahului gejala khas COVID-19 seperti batuk dan demam. Namun, mengingat potensi penundaan dalam isolasi pasien, bahkan strategi deteksi dan isolasi dini mungkin tidak sepenuhnya efektif dalam menahan SARS-CoV-2.

 

III. SARAN-SARAN

1. Lakukan deteksi dini terhadap agen penyebab penyakit secepatnya.

2. Lakukan isolasi pasien pada saat gejala pertama (ringan) untuk mencegah terjadinya penularan secara efektif.

 

IV. DAFTAR PUSTAKA

1. Muqe Cevik, Matthew Tate, Ollie Lloyd, Alberto Enrico Maraolo, Jenna Schafers, and Antonia Ho. 2020. SARS-CoV2, SARS-CoV, and MERS-CoV, Viral Load Dynamics, Duration of Viral Shedding and Infectiousness : a Systemic review  and meta-analysis.  Published Nomember 19, 2020. DOI:https://doi.org/10.1016/S2666-5247(20)30172-5

2. To KK-W, Tsang OT-Y, Leung W-S, et al. Temporal profiles of viral load in posterior oropharyngeal saliva samples and serum antibody responses during infection by SARS-CoV-2: an observational cohort study. Lancet Infect Dis 2020; 20: 565–74.

3.  Wyllie AL, Fournier J, Casanovas-Massana A, et al. Saliva or nasopharyngeal swab specimens for detection of SARS-CoV-2. N Engl J Med 2020; 383: 1283–86.

4.   Young BE, Ong SWX, Kalimuddin S, et al. Epidemiologic features and clinical course of patients infected with SARS-CoV-2 in Singapore. JAMA 2020; 323: 1488–94.

No comments: