Abstrak
Latar
Belakang
Sejak kasus pertama
dilaporkan di Wuhan, China, pada Desember 2019, Severe Acute Respiratory
Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) telah menyebar ke seluruh dunia. Di
Indonesia, kasus pertama dilaporkan pada awal Maret 2020, dan jumlah infeksi
yang dikonfirmasi terus meningkat hingga saat ini. Upaya penanggulangan virus
secara global dan di Indonesia sedang berlangsung. Ini adalah manuskrip pertama
yang menggunakan model spasial-temporal untuk menggambarkan penularan
SARS-CoV-2 di Indonesia, serta memberikan profil pasien untuk semua kasus
COVID-19 yang dikonfirmasi.
Metode
Pengumpulan data
dilakukan dari situs resmi Satgas Nasional Indonesia untuk Percepatan COVID-19
periode 02 Maret 2020-02 Agustus 2020. Data RT-PCR memastikan, pasien positif
SARS-CoV-2 masuk kategori menurut demografi, gejala dan penyakit penyerta
berdasarkan kategorisasi kasus (dikonfirmasi, sembuh, meninggal). Data yang
dikumpulkan memberikan informasi terperinci dan menyeluruh tentang waktu dan
lokasi geografis untuk 34 Provinsi di seluruh Indonesia.
Hasil
Total kumulatif 111.450
kasus yang dikonfirmasi dilaporkan di Indonesia selama masa studi. Dari
kasus-kasus yang dikonfirmasi, 67,79% (75.551 / 111.450) dinyatakan sembuh dan
4,83% (5.382 / 111.450) di antaranya meninggal. Pasien sebagian besar adalah
laki-laki (50,52%; 56,300 / 111,450) dan dewasa berusia 31-45 tahun (29,73%;
33,132 / 111,450). Gejala gejala batuk dan demam secara keseluruhan, serta
penyakit kronis komorbiditas sejalan dengan data yang dipublikasikan sebelumnya
dari tempat lain di Asia Tenggara. Data yang dilaporkan di sini, menunjukkan
bahwa dari deteksi kasus pertama yang terkonfirmasi dan dalam kurun waktu
singkat 40 hari, seluruh provinsi di Indonesia terjangkit COVID-19.
Kesimpulan
Studi ini adalah yang
pertama memberikan karakteristik rinci dari pasien SARS-CoV-2 yang dikonfirmasi
di Indonesia, termasuk profil demografis dan riwayat presentasi COVID-19. Ini
menggunakan analisis spasial-temporal untuk menyajikan penyebaran epidemi sejak
awal wabah di seluruh provinsi di negara tersebut. Peningkatan kasus baru
terkonfirmasi telah konsisten selama periode ini di semua provinsi, dengan
beberapa menunjukkan peningkatan yang tajam, sebagian karena peningkatan
kapasitas diagnostik nasional. Informasi ini memberikan sumber daya siap pakai
yang dapat digunakan untuk pemodelan prediksi, dan digunakan terus-menerus oleh
Satgas Indonesia saat ini untuk memberi nasihat tentang potensi implementasi
atau penghapusan tindakan jarak publik, dan tentang potensi ketersediaan
kapasitas perawatan kesehatan dalam upaya mereka untuk mengelola wabah tersebut.
PENGANTAR
Sejak kasus pertama
dilaporkan dari Wuhan, China, pada Desember 2019, Severe Acute Respiratory
Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) telah menyebar ke seluruh dunia. Menurut
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 23 Agustus 2020, jumlah total kasus
terinfeksi yang dikonfirmasi di seluruh dunia mencapai 23.057.288, sedangkan
total kematian mencapai 800.906 [1]. India dan Indonesia, dua negara terpadat
di Asia Tenggara, telah melaporkan dan terus melaporkan sejumlah besar kasus
(masing-masing 3.044.940 dan 151.498, pada 23 Agustus 2020) [1]. Di Indonesia,
kasus pertama dilaporkan pada 02 Maret 2020.
Upaya untuk menahan
virus secara global sedang berlangsung. Namun, mengingat banyaknya
ketidakpastian mengenai jumlah infeksi tanpa gejala, serta tingkat penularan
patogen, efektivitas upaya ini belum dapat diukur secara memadai. Telah
dibuktikan bahwa jumlah reproduksi COVID-19 lebih tinggi dibandingkan dengan
wabah virus korona sebelumnya [2], dan sebagai tambahan, sebagian besar kasus
yang terinfeksi tampaknya tidak menunjukkan gejala [3]. Oleh karena itu, tidak
mengherankan jika jumlah kasus baru terkonfirmasi dan kematian terkait
COVID-19, masih terus meningkat di sebagian besar negara, termasuk di
Indonesia.
Untuk mengurangi jumlah
kasus baru, pemerintah mengandalkan langkah-langkah kesehatan masyarakat klasik
untuk mengekang laju penyebaran epidemi. Tujuan utama dari langkah-langkah
kesehatan masyarakat tersebut (misalnya karantina, jarak sosial, dan penahanan
komunitas) telah secara konsisten untuk mencegah penularan dari orang ke orang
dengan memisahkan dan / atau menjauhkan orang [4, 5]. Meskipun Indonesia telah
menerapkan beberapa langkah pengendalian (termasuk jarak fisik, karantina
rumah, pesan publik untuk cuci tangan rutin dan pemakaian masker di depan umum,
pembatasan perjalanan lokal, dll), masih terdapat tren peningkatan jumlah kasus
baru. dikonfirmasi secara nasional. Menurut WHO, penyebaran virus di Indonesia
dapat dikategorikan sebagai 'penularan komunitas' [6], karena ketidakmampuan untuk
menghubungkan kasus yang dikonfirmasi melalui rantai penularan untuk sejumlah
besar kasus. Dengan demikian, memahami mekanisme dan pola transmisi membentuk
pertanyaan kunci [7, 8].
Langkah pertama yang
mendasar dalam mengembangkan strategi dan pemodelan prediktif untuk COVID-19 di
Indonesia adalah menganalisis jumlah kasus yang dikonfirmasi, beserta waktu
kemunculannya [9]. Model penalaran spasial-temporal ini secara luas berguna
untuk memperoleh informasi tentang mengidentifikasi daerah berisiko tinggi,
mendukung upaya pemantauan dan pencegahan [10], dan untuk memprediksi lintasan
epidemi [11].
Untuk lebih memahami
sifat dan penyebaran infeksi COVID-19 di Indonesia, kami menggunakan model
penalaran spatio-temporal untuk menganalisis data nasional antara Maret dan
Agustus 2020. Data dikumpulkan dari Satgas Nasional Percepatan COVID-19, dari
periode 2 Maret 2020 hingga 2 Agustus 2020. Data tersebut memberikan informasi
granular surveilans COVID-19 di 34 Provinsi di seluruh Indonesia dan memberikan
sumber daya siap pakai yang dapat digunakan untuk pemodelan prediksi di masa
mendatang.
METODE
Area
studi
Secara geografis,
Indonesia berada di Asia Tenggara, terletak di antara Samudera Hindia dan
Samudera Pasifik (lintang: 5 ° 00 'LU, lon: 120 ° 00' BT). Indonesia merupakan
negara kepulauan yang terdiri dari 5 pulau besar (Sumatera, Kalimantan, Jawa,
Sulawesi, dan Papua) dan ribuan pulau kecil. Indonesia terletak berdekatan
dengan garis khatulistiwa, dan merupakan wilayah tropis dengan 2 musim: musim
hujan (Oktober-Maret) dan musim kemarau (April-September).
Indonesia secara
administratif terbagi menjadi 34 provinsi dan 514 kota dan kabupaten, dengan
pemerintah daerah independen dan badan parlemen. Indonesia memiliki 10.138
pusat kesehatan umum (PUSKESMAS - fasilitas kesehatan primer) dan 2.902 rumah
sakit (fasilitas kesehatan tersier) yang tersebar di provinsi-provinsinya, di
mana 132 rumah sakit ditunjuk sebagai pusat rujukan nasional untuk pengobatan
COVID-19 [12]. Jumlah penduduk Indonesia mencapai 267.663.435 (2018) dengan
perempuan mewakili 50% dari populasi [13], dan usia rata-rata sekitar 30 tahun
[14].
Pengumpulan
data
Data untuk penelitian
ini diperoleh dari situs Satuan Tugas Nasional Indonesia untuk Percepatan
Penanggulangan COVID-19 (www.covid19.go.id). Data yang diperoleh termasuk
rincian kasus yang dikonfirmasi (yaitu demografi, gejala yang muncul dan
komorbiditas), dan hasil pengobatan (pemulihan atau kematian) di semua 34
provinsi antara 2 Maret 2020 dan 2 Agustus 2020. Penggunaan data, yang dianonimkan,
dikumpulkan, dan di tingkat kependudukan telah diizinkan oleh Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia berdasarkan Peraturan Nomor 45 (2014), Pasal 3,
ayat 1 dan 2.
Strategi pengambilan
sampel dan pengujian Indonesia bertujuan untuk menyelidiki semua kasus dan
kelompok COVID-19. Tujuannya adalah agar minimal 90% kasus yang dicurigai
diisolasi dan dilakukan pengambilan spesimen dalam waktu kurang dari 48 jam
sejak munculnya gejala, sehingga penularan sekunder sebisa mungkin dihindari.
Spesimen harus dikirim ke laboratorium rujukan dan hasilnya harus diterima
dalam waktu 72 jam, selama waktu tersebut individu disarankan untuk melakukan
isolasi sendiri. Hasil investigasi epidemiologi dan laboratorium harus
dilaporkan secara nasional setiap hari kepada Kementerian Kesehatan dan Satgas
COVID-19 Nasional melalui saluran pengumpulan data khusus [15].
Sampel dikumpulkan
melalui usap nasofaring (NP) atau orofaringeal (OP) atau dahak atau serum,
menurut protokol Kementerian Kesehatan Indonesia [15]. Sebagian besar penyeka
NP dan OP telah dikumpulkan hingga saat ini, untuk pengujian diagnostik yang
dilakukan dengan reverse transcriptase PCR (RT-PCR).
Analisis data
Data yang terkumpul
diklasifikasikan menurut status sembuh / meninggal untuk menggambarkan
karakteristik pasien. Regresi logistik univariat dilakukan SPSS, versi 20 (SPSS
Inc., Chicago, IL, USA) untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berpotensi
terkait dengan kematian COVID-19. Rasio ganjil yang disesuaikan dan interval
kepercayaan 95% ditampilkan untuk faktor risiko kematian COVID-19 berdasarkan
jenis kelamin, kelompok usia, dan lokasi geografis (termasuk hanya 5 pulau
terbesar) [16]. Tes χ2 digunakan untuk menganalisis data yang dikumpulkan
tentang dampak jenis kelamin, wilayah, dan kelompok usia, seperti yang
dijelaskan sebelumnya [17].
Penyajian data
deskriptif lebih lanjut diambil di 8 provinsi prioritas, (Jakarta, Jawa Barat,
Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Kalimantan Selatan,
dan Papua), sesuai dengan karakteristik status sembuh / meninggal, kelompok
umur dan jenis kelamin.
Untuk analisis spasial,
jumlah kasus baru terkonfirmasi di setiap provinsi ditambahkan ke dalam grafik
sumbu xy dan jumlah kasus dibedakan menurut warna. Untuk menampilkan jumlah
kumulatif kasus, angka tersebut dipetakan dengan menggunakan aplikasi
kustomisasi peta yang tersedia (https://mapchart.net/) [18]. Peta panas dibuat
sesuai tindak lanjut dengan jangka waktu 22 minggu.
HASIL
Total kumulatif 111.450
kasus COVID-19 yang dikonfirmasi dilaporkan di Indonesia antara 2 Maret dan 2
Agustus 2020. 67,79% (75.551 / 111.450) dari kasus-kasus yang dikonfirmasi
tersebut ditampilkan sebagai pulih dan 4,83% (5.382 / 111.450) di antaranya
meninggal. Di antara yang dilaporkan sebagai SARS-CoV-2 RT-PCR positif di
Indonesia 50,52% adalah laki-laki (56.300 / 111.450) dan orang dewasa berusia
31 hingga 45 tahun (29,73%; 33.132 / 111.450). Tidak ada signifikansi statistik
yang diamati pada rasio jenis kelamin dari kasus yang dikonfirmasi (p = 0,339).
Namun, jenis kelamin secara statistik signifikan untuk kategori pulih dan
kematian (p <0,001 dalam kedua kasus), di mana proporsi relatif lebih besar
dari perempuan dicatat sebagai pulih: kelompok perempuan (68,05%; 35,352 /
51,948) dibandingkan dengan kelompok laki-laki (67,45 %; 37.977 / 56.300).
Persentase kematian juga lebih besar pada laki-laki (5,59%; 3,146 / 56,300)
dibandingkan perempuan yang dikonfirmasi kasus (4,09%; 2.127 / 51.948; p
<0,001). Meskipun orang dewasa berusia 31–45 tahun terbukti lebih rentan
tertular dibandingkan kelompok usia lain, lansia (≥ 60 tahun) memiliki proporsi
kematian tertinggi (16,46%; 2.041 / 12.396; p <0,001) dan Proporsi pemulihan
terendah di kedua jenis kelamin (60,29%; 7,474 / 12,396; p <0,001).
Gejala awal yang paling
umum dilaporkan terjadi pada populasi terkonfirmasi terinfeksi adalah batuk
(2,58%; 2,871 / 111,450), diikuti oleh riwayat demam (1,71%; 1,906 / 111,450)
dan demam persisten (1,41%; 1,573 / 111,450). Tidak semua pasien mengalami
kesulitan bernapas (1,24%; 1.384 / 111.450). Sejumlah kasus yang dikonfirmasi
juga melaporkan riwayat klinis hipertensi (0,63%; 700 / 111,450) dan diabetes
melitus (0,43%; 478 / 111,450). Komorbiditas utama yang ditemukan di antara
pasien yang terdaftar meninggal termasuk penyakit ginjal (51.81; 43/83),
penyakit jantung (38.41%; 106/168), dan pasien immunocompromised (33.33%;
7/14). Namun, kehati-hatian perlu dilakukan ketika menafsirkan data di atas,
karena catatan memiliki tingkat penyelesaian variabel untuk kategori gejala
awal dan dengan demikian tidak dapat mendukung analisis statistik lebih lanjut.
Tingkat data tidak lengkap yang sangat tinggi (dalam beberapa kasus mendekati
90%) dan variabilitas penyelesaian yang tinggi antara kategori komorbiditas
yang berbeda telah mencegah analisis komorbiditas lebih lanjut.
Lima provinsi dengan
jumlah kasus terkonfirmasi COVID-19 tertinggi (sebagai% dari total nasional)
adalah Jawa Timur (20,19%; 22,504 / 111,450), DKI Jakarta (19,87%; 22,144 /
111,450), Jawa Tengah (8,73% ; 9,732 / 111,450), Sulawesi Selatan (8,66%; 9,647
/ 111,450), dan Jawa Barat (5,96%; 6,637 / 111,450). Kelima provinsi ini
menyumbang lebih dari 60% kasus nasional. Sedangkan berdasarkan kejadian kasus
yang dilaporkan, 5 provinsi teratas adalah DKI Jakarta (204,16 per 100.000
penduduk), Kalimantan Selatan (153,91 per 100.000 penduduk), Maluku Selatan
(119,05 per 100.000 penduduk), Gorontalo (108,75 per 100.000 penduduk). ), dan
Sulawesi Selatan (102,33 per 100.000 penduduk). Insiden yang tercatat di
Jakarta dibandingkan dengan pulau-pulau utama lainnya jauh lebih tinggi dan
signifikan secara statistik di semua kategori kasus (dikonfirmasi, pulih,
kematian; p <001 untuk semua).
Karakteristik pasien di
Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Kalimantan
Selatan, Sulawesi Selatan, dan Papua untuk kelompok umur, jenis kelamin, dan
status sembuh / meninggal, sebagaimana provinsi ini memiliki insiden COVID-19
tertinggi yang dilaporkan.
Dua kasus SARS-CoV-2
yang dikonfirmasi oleh RT-PCR pertama diidentifikasi pada 2 Maret 2020 di
Jakarta. Kasus terkonfirmasi positif ketiga ditemukan di Jawa Barat pada 3
Maret dan satu kasus lagi di Banten pada 6 Maret 2020. Hasil spasial-temporal
menunjukkan bahwa semua provinsi di Indonesia mengalami kasus terkonfirmasi
COVID-19 dalam waktu 41 hari. sejak kasus pertama yang dikonfirmasi dilaporkan
(2 Maret hingga 10 April 2020). Secara umum, Jakarta secara konsisten
melaporkan jumlah kasus baru terkonfirmasi per hari tertinggi (> 100 per
hari). Meskipun tanggal timbulnya wabah berbeda di antara provinsi yang berbeda,
setelah kasus dikonfirmasi, kasus baru segera menyusul.
Peta panas yang menunjukkan
perkembangan penularan di 34 provinsi di seluruh Indonesia dalam kurun waktu
kurang lebih 6 bulan (5 bulan dan 2 minggu). Selama minggu pertama, kasus yang
dikonfirmasi hanya terkonsentrasi di Jawa Barat, Jakarta, dan Banten. Minggu
berikutnya, kasus baru yang dikonfirmasi dilaporkan di Kalimantan Timur, dan
beberapa hari kemudian penyebaran infeksi baru meningkat pesat baik di bagian
barat dan timur Indonesia, menambah 18 provinsi baru dengan kasus yang
dilaporkan. Pada minggu keenam, kasus yang dikonfirmasi dicatat di semua
provinsi. Dalam 2 minggu terakhir periode penelitian, kasus kumulatif > 100
kasus yang dikonfirmasi telah terjadi di beberapa provinsi, meninggalkan
Jakarta sebagai daerah yang paling terinfeksi dengan > 1000 kasus pada akhir
minggu terakhir.
DISKUSI
Secara keseluruhan,
penelitian kami menunjukkan bahwa RT-PCR mengkonfirmasi infeksi SARS-CoV-2 di
Indonesia lebih umum pada laki-laki dengan rentang usia antara 31-45 tahun,
sebagian besar datang dengan gejala demam dan batuk yang dilaporkan sendiri,
dan memiliki gejala klinis sebelumnya. riwayat hipertensi dan / atau diabetes
melitus. Peningkatan tertinggi dalam jumlah absolut kasus baru terkonfirmasi
terjadi di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan;
sementara provinsi lain menunjukkan pelaporan kasus baru terkonfirmasi yang
relatif sederhana setiap hari. Pada minggu keenam masa tindak lanjut, semua
provinsi di Indonesia dipengaruhi oleh kasus COVID-19 yang dikonfirmasi. Pola
penularan serupa terlihat di 5 kota besar di Cina, tidak secara geografis
berbatasan dengan Wuhan [19].
Karakteristik pasien
COVID-19 di Indonesia serupa dengan yang dilaporkan di China dan Italia
[20-22], dengan batuk dan demam / riwayat demam sebagai gejala yang paling
sering [20, 23] dan dalam kelompok usia yang sama [23, 24] ]. Laki-laki lebih
umum untuk hasil klinis yang lebih buruk dibandingkan dengan perempuan seperti
dalam penelitian lain dari Cina, Italia dan Amerika Serikat [20, 25, 26].
Populasi lansia di atas 60 tahun (19,8%; 326 / 1.647) menunjukkan angka kematian
tertinggi, sejalan dengan pengamatan di negara lain [20-22]. Dengan demikian,
observasi saat ini di Indonesia sejalan dengan observasi yang dipublikasikan
sebelumnya [27] dan menunjukkan profil pasien yang serupa dari bagian lain Asia
Tenggara [28-31]. Selain itu, karena Indonesia melaporkan salah satu insiden
penyakit ginjal kronis tertinggi di Asia Tenggara, mempengaruhi lebih dari 8%
dari lebih dari 65 kelompok populasi, hal ini kemungkinan akan semakin
memperparah angka kematian yang diamati pada kelompok populasi tersebut sebagai
kondisi kesehatan terkait yang mendasarinya. [32].
Definisi kelompok
rentan COVID-19 mencakup orang lanjut usia, orang yang sakit dan memiliki
penyakit penyerta, tunawisma atau kekurangan rumah, serta orang yang mungkin berjuang
secara ekonomi dan psikologis [33]. Anak-anak dan orang dewasa yang lebih muda
mewakili proporsi terkecil dari kasus yang dikonfirmasi di Indonesia, sejalan
dengan laporan nasional di tempat lain [34, 35]. Karena ini adalah sistem
surveilans nasional yang inklusif, tidak ada bias sistemik khusus untuk
mengesampingkan kelompok rentan tertentu, anak-anak atau bias dalam pencatatan
kasus, selain yang terakhir mungkin asimtomatik atau kurang bergejala
dibandingkan kelompok populasi lain. Namun, hipotesis ini masih perlu
diverifikasi secara klinis dengan purposive sampling pada kelompok usia
tersebut.
Peningkatan kasus yang
dikonfirmasi juga mencerminkan peningkatan ketersediaan pengujian secara
nasional, karena Pemerintah Indonesia mengizinkan baik laboratorium pemerintah
maupun non-pemerintah untuk melakukan analisis konfirmasi RT-PCR, meningkatkan
kapasitas diagnostik nasional [36-38]. Hingga 29 April 2020, terdapat total 89
laboratorium yang telah ditunjuk untuk memeriksa sampel pasien yang dicurigai,
terdiri dari 48 laboratorium rumah sakit, 15 laboratorium universitas, 18
laboratorium Kementerian Kesehatan, dan 3 dari Direktorat Kesehatan Hewan [36].
Gubernur Jakarta
memberlakukan Jarak Sosial Skala Besar mulai 10 April 2020 (40 hari setelah
kasus COVID-19 pertama yang dikonfirmasi dilaporkan). Inisiatif ini diikuti
oleh Gubernur Jawa Barat yang menerapkan peraturan yang sama di kota-kota
satelit dekat Jakarta. Efektivitas waktu serta penerapan peraturan ini harus
dievaluasi di kemudian hari, namun dapat dikatakan bahwa pada akhirnya (dalam
waktu 3–4 minggu) hal tersebut menyebabkan tingginya tingkat penularan yang
dilaporkan di kota-kota tersebut. Tindakan ini digabungkan dengan tindakan
pencegahan dan kebersihan tingkat individu yang sangat disarankan oleh Pemerintah
Indonesia [39].
Kekuatan penelitian
kami adalah bahwa data dikumpulkan secara terpusat oleh Satuan Tugas Nasional
Indonesia untuk Percepatan COVID-19. Oleh karena itu dibuat seragam dalam cara
pemberitaannya, dan mampu mencakup secara menyeluruh seluruh wilayah nasional
Indonesia. Namun, penelitian ini memiliki keterbatasan tertentu. Tingkat data
tidak lengkap yang sangat tinggi (dalam beberapa kasus mendekati 90%) dan
variabilitas penyelesaian yang tinggi antara kategori komorbiditas yang berbeda
telah mencegah analisis komorbiditas lebih lanjut. Tingkat penyelesaian merupakan
aspek yang saat ini ditangani oleh pihak berwenang Indonesia. Selain itu,
terdapat penundaan dalam pelaporan data, baik karena kurangnya kepercayaan staf
dalam penanganan awal laporan atau lebih mungkin karena struktur pengelolaan
data yang berlebihan di tingkat administrasi lokal. Selain itu, data tidak
selalu lengkap, dan tidak memberikan riwayat kontak sosial pasien, sementara
gejala, seperti batuk dan episode demam sebelumnya dilaporkan sendiri, membuat
mereka rentan terhadap bias memori. Karena Indonesia adalah pusat transit yang
sangat aktif di Asia Tenggara, ada kemungkinan sejumlah kasus COVID-19 yang
dikonfirmasi dapat diimpor dari negara lain secara regional, namun jenis data
yang dikumpulkan sejauh ini tidak memungkinkan untuk membedakan kejadian
penularan lokal vs kasus yang masuknya diimpor dari daerah lain.
KESIMPULAN
Studi ini adalah yang
pertama untuk memberikan karakteristik rinci dari pasien COVID-19 yang
dikonfirmasi di laboratorium di Indonesia dan menggunakan analisis
spasial-temporal untuk mempresentasikan pola penularan dari awal wabah di
Indonesia pada 2 Maret 2020 hingga 2 Agustus 2020. Profil demografis dari
pasien yang dikonfirmasi terinfeksi yang dilaporkan dalam manuskrip ini sesuai
dengan profil pasien yang dikonfirmasi dari wilayah lain di Asia Tenggara.
Seperti di wilayah geografis tetangga lainnya (Vietnam, Thailand dan Malaysia),
kasus pertama yang dikonfirmasi secara langsung terkait dengan pelancong dari hotspot infeksi lain. Dalam kasus
Indonesia, diperkirakan datang dari para pelancong yang kembali dari daerah
yang terkena dampak di Malaysia, seperti yang dilaporkan secara luas di pers
[40]. Namun, tanpa informasi genomik atau laboratorium lebih lanjut, hal ini
tetap menjadi dugaan yang diinformasikan.
Data yang dilaporkan di
sini, menunjukkan bahwa semua provinsi di Indonesia terkena COVID-19 dalam
waktu yang singkat. Insiden di pulau Jawa tidak mengherankan mengingat
kepadatan penduduk dan perpindahan penduduk yang sangat tinggi. Peningkatan
kasus baru terkonfirmasi konsisten selama periode ini di semua provinsi,
sebagian karena peningkatan kapasitas diagnostik nasional. Informasi ini
digunakan terus menerus oleh Satgas Indonesia saat ini dalam upaya mereka untuk
menangani wabah.
Daftar Pustaka
1. World Health Organization, Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)
Weekly Epidemiological Update (WHO, 2020); Geneva, August 23, 2020. Available
from: https://www.who.int/docs/default-source/coronaviruse/situation-reports/20200824-weekly-epi-update.pdf?sfvrsn=806986d1_4 [Accessed
August 23, 2020]
2. Liu Ying, Albert A Gayle Annelies Wilder-Smith, Joacim Rocklöv,
The reproductive number of COVID-19 is higher compared to SARS
coronavirus, Journal of Travel Medicine, Volume 27, Issue 2,
March 2020, taaa021, doi: 10.1093/jtm/taaa021.
pmid:32052846
3. Li R, Pei S, Chen B, Song Y, Zhang T, et al. Substantial
undocumented infection facilitates the rapid dissemination of novel coronavirus
(SARS-CoV-2). Science; 01 MAY 2020; 368(6490): 489–493. doi: 10.1126/science.abb3221. pmid:32179701
4. A Wilder-Smith MD, D O Freedman MD, Isolation, quarantine,
social distancing and community containment: pivotal role for old-style public
health measures in the novel coronavirus (2019-nCoV) outbreak, Journal
of Travel Medicine, Volume 27, Issue 2, March 2020, taaa020, doi: 10.1093/jtm/taaa020. pmid:32052841
5. Benjamin J Cowling, Allison E Aiello, Public Health Measures to
Slow Community Spread of Coronavirus Disease 2019, The Journal of
Infectious Diseases, jiaa123, https://doi.org/10.1093/infdis/jiaa123
6. World Health Organization. Critical preparedness, readiness and
response actions for Covid-19: Interim guidance, 22 March 2020. https://www.who.int/publications-detail/critical-preparedness-readiness-and-response-actions-for-covid-19 [Accessed
May 9, 2020]
7. Setiati S, Azwar MK. (2020) COVID-19 and Indonesia. Acta Med
Indones-Indones J Intern Med; 52(1): 84–89.
8. World Health Organization. COVID-19 Strategy Update.14 April
2020. https://www.who.int/publications-detail/strategic-preparedness-and-response-plan-for-the-new-coronavirus [Accessed
9 May 2020]
9. Tsang TK, Wu P, Lin Y, Lau EHY, Leung GM, Cowling BJ. Effect of
changing case definitions for COVID-19 on the epidemic curve and transmission
parameters in mainland China: a modelling study. The Lancet Public Helath;
5(5): e289–e296. doi: 10.1016/S2468-2667(20)30089-X. pmid:32330458
10. Konstantinoudis G, Schuhmacher D, Rue H, Spycher BD. Discrete
versus continuous domain models for disease mapping. Spat Spatio-temporal
Epidemiol. 2020;32:100319 doi: 10.1016/j.sste.2019.100319. pmid:32007284
11. Nanni M, Raffaeta A, Renso C and Turini F., "Deductive and
Inductive Reasoning on Spatio-Temporal Data" in Applications of
declarative programming and knowledge management, Berlin:Springer Berlin /
Heidelberg, vol. 3392, pp. 98–115, 2005 g8bu
12. Government of Indonesia. Indonesian Ministry of Health, 2020.
List of COVID-19 Reference Hospitals in Indonesia. file:///C:/Users/kozlakidisz/Downloads/Daftar_RS_rujukan_COVID-19%20(1).pdf
[Accessed 9 May, 2020]
13.The World Bank. Population, female (% of total
population–Indonesia) https://data.worldbank.org/indicator/SP.POP.TOTL.FE.ZS?locations=ID [Accessed
9 May, 2020]
14. Sri Moertiningsih Adioetomo and Ghazy Mujahid (ed. Horst
Posselt). United Nations Population Fund (UNFPA). UNFPA Indonesia Monograph
Series No 1. Indonesia on the Threshold of Population Ageing. July 2014,
Jakarta, Indonesia. https://indonesia.unfpa.org/sites/default/files/pub-pdf/BUKU_Monograph_No1_Ageing_03_Low-res.pdf [Accessed
May 9, 2020]
15. Indonesian Government. Task Force for the Acceleration of
Handling of COVID-19. Guidelines for the Prevention and Control of Coronavirus
Disease (COVID-19). https://www.sumutprov.go.id/content/userfiles/REV-05_Pedoman_P2_COVID-19_13_Juli_2020_compressed.pdf [Accessed
August 23, 2020]
16. Sperandei S. (2014). Understanding logistic regression
analysis. Biochemia medica: Biochemia medica,
24(1), 12–18.
17. Al‐Rousan
N., & Al‐Najjar
H. (2020). Data Analysis of Coronavirus CoVID‐19 Epidemic in South Korea Based on Recovered and Death
Cases. Journal of Medical Virology.92(9): 1603–1608. doi: 10.1002/jmv.25850. pmid:32270521
18. Voorrips R. E., MapChart: Software for the Graphical
Presentation of Linkage Maps and QTLs, Journal of Heredity,
January 2002; 93(1): 77–78 doi: 10.1093/jhered/93.1.77. pmid:12011185
19. Liu Y. et al., What are the underlying transmission patterns of
COVID-19 outbreak? An age-specific social contact characterization, EClinicalMedicine
(2020), doi: 10.1016/j.eclinm.2020.100354.
pmid:32313879
20. Guan W, Ni Z, Hu Y, Liang W, Ou C, et al. Clinical
characteristics of coronavirus disease 2019 in China. N Eng J Med. 2020; 382:
1708–20.
21. Zhu J., Ji P., Pang J., Zhong Z., Li H., He C., et al.Clinical
characteristics of 3,062 COVID-19 patients: a meta-analysis J Med Virol (2020),
doi: 10.1002/jmv.25884. pmid:32293716
22. Grasselli G, Zangrillo A, Zanella A, et al. Baseline
Characteristics and Outcomes of 1591 Patients Infected With SARS-CoV-2 Admitted
to ICUs of the Lombardy Region, Italy. JAMA.
2020;323(16):1574–1581 doi: 10.1001/jama.2020.5394. pmid:32250385
23. Wenham C, Smith J, Morgan R, et al. COVID-19: the gendered
impacts of the outbreak. The Lancet. 2020; 395(10227): 846–848. doi: 10.1016/S0140-6736(20)30526-2. pmid:32151325
24.Tian S, Hu N, Lou J, Chen K, Kang X, Xiang Z et al.
Characteristics of COVID-19 infection in Beijing. Journal of Infection.
2020;80(4):401–406. https://doi.org/10.1016/j.jinf.2020.02.018
25. Flavia R, Marco A, Xanthi A, Antonino B, Martina DM, Massimo F,
et al. Epidemiological characteristics of COVID-19 cases in Italy and estimates
of the reproductive numbers one month into the epidemic. medRxiv
2020.04.08.20056861; https://doi.org/10.1101/2020.04.08.20056861
26. Garg S, Kim L, Whitaker M, et al. Hospitalization Rates and Characteristics
of Patients Hospitalized with Laboratory-Confirmed Coronavirus Disease
2019—COVID-NET, 14 States, March 1–30, 2020. MMWR Morb Mortal Wkly Rep
2020;69:458–464. doi: 10.15585/mmwr.mm6915e3.
pmid:32298251
27. Mahase E. Covid-19: death rate is 0.66% and increases with age,
study estimates BMJ 2020; 369: m1327 doi: 10.1136/bmj.m1327. pmid:32238354
28. Wang D.W., Hu B., Hu C., Zhu F., Liu X. et al. (2020). Clinical
characteristics of 138 hospitalized patients with 2019 novel
coronavirus-infected Pneumonia in Wuhan, China. JAMA 323(11), 1061–1069.
doi: 10.1001/jama.2020.1585. pmid:32031570
29. Huang C.L., Wang Y.M., Li X.W., Ren L., Zhao J. et al. (2020).
Clinical features of patients infected with 2019 novel coronavirus in Wuhan,
China. Lancet 395 (10223), 497–506. doi: 10.1016/S0140-6736(20)30183-5. pmid:31986264
30. Nguyen THD, Vu DC. Summary of the COVID-19 outbreak in
Vietnam—Lessons and suggestions. Travel Med Infect Dis. 2020 Apr 2:101651.
doi: 10.1016/j.tmaid.2020.101651.
Epub ahead of print. pmid:32247928
31. Okada P, Buathong R, Phuygun S, Thanadachakul T, Parnmen S,
Wongboot W, et al. Early transmission patterns of coronavirus disease 2019
(COVID-19) in travellers from Wuhan to Thailand, January 2020. Euro Surveill.
2020 Feb;25(8):2000097. doi: 10.2807/1560-7917.S.2020.25.8.2000097.
32. Zou X, Chen K, Zou J, Han P, Hao J, Han Z. Single-cell RNA-seq
data analysis on the 106 receptor ACE2 expression reveals the potential risk of
different human organs vulnerable to 107 2019-nCoV infection. Frontiers of
medicine [Internet]. 2020 Mar 12; Available from: 108 http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/32170560
33. Redefining vulnerability in the era of COVID-19. Lancet
editorial. 2020; 395(10230): 1089. doi: 10.1016/S0140-6736(20)30757-1. pmid:32247378
34. Kelvin AA, Halperin S. COVID-19 in children: the link in the
transmission chain. The Lancet Infect Dis 2020 S1473-3099(20): 30198–5
doi: 10.1016/S1473-3099(20)30236-X.
pmid:32220651
35. Morand A., Fabre A., Minodier P., Boutin A., Vanel N., Bosdure
E., et al. COVID-19 virus and children: What do we know? Archives de Pédiatrie.
2020; 27(3): 117–118 doi: 10.1016/j.arcped.2020.03.001. pmid:32253003
36. Indonesian Government. Task Force for the Acceleration of
Handling of COVID-19. ‘A total of 89 active laboratories allowed to check for
COVID-19’ Press Bulletin. April 29, 2020. https://covid19.go.id/p/berita/sebanyak-89-laboratorium-aktif-periksa-covid-19 [Accessed
May 9 2020]
37. Government adds 41 laboratories to Covid-19, now totaling 89’.
Kompas.com. Online news agency, 29 April 2020. https://nasional.kompas.com/read/2020/04/29/17120861/pemerintah-tambah-41-laboratorium-untuk-covid-19-kini-jadi-89 [Accessed
May 9, 2020]
38.Lippi G., & Plebani M. (2020). The critical role of
laboratory medicine during coronavirus disease 2019 (COVID-19) and other viral
outbreaks, Clinical Chemistry and Laboratory Medicine (CCLM) (published
online ahead of print), 20200240
39.Indonesian Ministry of Health. Guidelines for the Prevention and
Control of COVID-19. July 2020. https://covid19.go.id/storage/app/media/Protokol/REV-05_Pedoman_P2_COVID-19_13_Juli_2020.pdf.
[Accessed September 3, 2020]
40. Indonesian News Agency. Jakarta Globe News. https://jakartaglobe.id/news/indonesia-confirms-first-coronavirus-cases-in-its-territory/ [Accessed
May 9, 2020]
Sumber:
Dewi Nur Aisyah, Chyntia Aryanti Mayadewi, Haniena Diva, Zisis
Kozlakidis, Siswanto, Wiku Adisasmito.
2020. A spatial-temporal description of the SARS-CoV-2
infections in Indonesia during the first six months of outbreak. Plos One. Published:
December 22, 2020. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0243703
No comments:
Post a Comment