Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design: Kisi Karunia
Base Code: Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Wednesday, 2 July 2025

Rahasia Rezeki Tak Pernah Putus !

 



Subuh Bersama Sang Muazin: Ternyata Ini Rahasia Rezekinya Tak Pernah Putus !

 

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Subuh pagi itu, hawa sejuk menyelimuti langit BSD. Kabut tipis masih menyelimuti pepohonan, dan burung-burung mulai berkicau pelan mengiringi cahaya fajar yang perlahan menyapa. Usai menunaikan shalat Subuh berjamaah di Masjid Al-Hakim, saya duduk bersisian dengan Ustadz Abu Zahra, muazin andalan masjid kami yang suaranya mengalun merdu menggetarkan hati.

 

“Ustadz, saya mohon izin ingin belajar kepada Ustadz,” ucap saya perlahan, membuka percakapan dengan nada penuh hormat. Sudah lama saya ingin berbincang, dan pagi ini Allah pertemukan kami dalam suasana yang sangat khusyuk. Duduk bersebelahan setelah shalat Subuh terasa begitu hangat dan akrab, seolah Allah SWT sedang membukakan ruang untuk saya menyelami keteladanan seorang hamba yang begitu istiqamah.

 

Masya Allah, Ustadz Abu Zahra selalu menjadi yang pertama datang ke masjid. Beliau dengan setia mengumandangkan adzan setiap waktu shalat, tanpa absen kecuali ada halangan berat. Jika imam berhalangan, beliau siap maju ke depan menjadi pengganti. Beliau pula yang menyiapkan mikrofon, sajadah imam, bahkan menjadi MC pada kajian Sabtu dan Ahad tanpa diminta. Hari Jumat, selepas syuruk, beliau menyapu karpet dan membersihkan podium untuk khutbah Jumat. Semua dikerjakan dalam diam, penuh keikhlasan.

 

Saya merenung dalam hati, “Sungguh ini adalah rezeki yang luar biasa.” Rezeki bukan hanya harta, tetapi kemuliaan untuk bisa memanggil orang-orang menuju shalat berjamaah di rumah Allah. Rasulullah SAW bersabda:

“Seandainya manusia tahu pahala adzan dan shaf pertama, lalu mereka tidak mendapatkannya kecuali dengan undian, niscaya mereka akan melakukan undian untuk mendapatkannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

 

Saya kagum dan jujur, merasa iri dalam makna yang baik. Lalu saya pun bertanya, “Ustadz, apa rahasianya bisa istiqamah dan diberi kelapangan rezeki dalam arti yang luas?” Apa karena doa Ibu ? Beliau terdiam. Suaranya mulai parau. Air mata menggenang di matanya.

 

“Kalau saya ditanya tentang Ibu…” katanya lirih, “…saya selalu ingat bagaimana Ibu mendoakan saya setiap saya pergi. Saya selalu minta doa sebelum keluar rumah.”

Saya terdiam. Haru menyeruak. Saya usap punggung beliau pelan. “Maafkan saya Ustadz, jika membuat Ustadz teringat kenangan yang begitu dalam.”

 

Ustadz lalu bercerita, sejak SD ia sudah biasa ke masjid, bahkan menginap di masjid. Rumahnya sekitar satu kilometer dari masjid, ditempuh dengan berjalan kaki. Dari kecil hingga SMP, hingga belajar Paket C sebagai pengganti SMA, beliau tetap rutin adzan di masjid.

 

“Saya ini orang bodoh,” ujarnya merendah. Tapi Allah angkat derajatnya. Dari tukang serabutan di kampung, beliau datang ke Serpong karena ajakan pamannya. Ia mulai bekerja sebagai OB (Office Boy) di SMPN, lalu menikah, punya dua anak, dan atas dorongan keluarga, kuliah di usia 45 tahun di Universitas PTIQ Jakarta Fakultas Tarbiyah, Jurusan Pendidikan Agama Islam.

 

Masya Allah, di usia 48 tahun, setelah lulus, ia ditawari menjadi guru. Awalnya ragu, namun setelah istikharah dan mendapat dorongan dari dosen dan teman, ia menerima tugas itu. Sampai sekarang, beliau mengajar di SMP Negeri, tetap menjadi muazin lima waktu, dan terus mengabdi.

Ketika saya bertanya tentang rezeki, beliau tersenyum dan menjawab, “Rezeki selalu ada, Alhamdulillah. Kuncinya disyukuri.”

 

Saya juga bertanya tentang bagaimana menghadapi siswa-siswa SMP. Beliau mengaku sempat kesulitan menarik perhatian murid. Tapi beliau terbuka untuk belajar. “Saya kurang paham sains, tapi saya siap menerima masukan,” katanya tulus.

 

Yang paling membekas adalah pesan terakhir beliau, “Saya tidak pernah menolak perintah guru. Barangkali inilah sebab Allah beri kemudahan. Doa dan ridho guru itu kunci.”

Subhanallah. Dalam hening Subuh itu, saya seperti belajar langsung makna QS Al-Mujadilah ayat 11: “Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.”

 

Dan sabda Nabi ﷺ: “Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)

Ustadz Abu Zahra bukan hanya guru, tapi teladan. Dalam diamnya, ada ketekunan. Dalam tangisnya, ada keikhlasan. Dalam langkahnya menuju masjid, ada jejak yang menuntun kami semua pada jalan yang diridhai Allah.

 

Jazakumullah khairan katsiran, Ustadz Abu Zahra. Semoga Allah balas semua amal dengan surga-Nya. Aamiin yaa Rabbal ‘aalamiin.

No comments: