Di Hokkaido yang dingin, seorang petani memanfaatkan sumber air panas untuk menanam mangga.
Pertanian yang dibangun terletak di kota kecil Urausu, 50 km ke arah utara Sapporo. Komoditi pertanian yang akan dikembangkan adalah buah-buahan tropis termasuk mangga dan nanas.
Hokkaido terletak di Jepang sebelah utara yang pada waktu musim dingin rata-rat suhu di luar ruangan adalah sekitar – 10 derajat Celcius. Meskipun dalam suhu rendah seorang petani asal Kanagawa Prefecture yang berusia 79 tahun telah menanamkan modalnya 30 juta yen untuk memproduksi mangga yang ditumbuhkan dalam Green House yang bersuhu 25 derajat Celcius sepanjang masa. Dia berharap Hokkaido lebih terkenal penghasil mangga dari pada popularitas saljunya.
Mangga dengan kwalitas tinggi tentu akan memperoleh harga yang lebih mahal dari mangga impor. Meskipun sekarang masih dalam tahap percobaan tetapi pada tahun 2007 akan dapat memproduksi 900 mangga. Dia telah menyiapkan 5 buah green house yang masing-masing berukuran 1400 m2. Kelima green housenya harganya 10 juta yen. Untuk membangun atapnya diperlukan fluorine resin yang mampu menyangga 500 kg salju per m2. Suhu dalam green house dapat dipertahankan sekitar 25 Celcius sepanjang tahun.
Sebanyak 15 keluarga yang berumur antara 20 – 50 tahun datang pada musim semi tahun 2006 telah datang untuk magang pertanian ini dan merencanakan bertani buah tropis di sana.
Siapkah kita bersaing dengan mereka memasarkan mangga Indonesia di Jepang? Jawabnya harus siap !!!
Di kota dingin bersalju Teshikaga, Hokkaido, Mr. Mitsumune Murata tengah memikirkan cara memanfaatkan sebidang lahan yang memiliki sumber air panas ketika ia mendapatkan sebuah gagasan unik: menanam mangga.
Murata merupakan penggemar berat onsen (pemandian air panas), namun ia tidak tertarik membangun fasilitas pemandian karena di kawasan Mashu Onsen sudah banyak terdapat usaha sejenis. Ia pun memilih memanfaatkan energi panas dari air tersebut untuk menghangatkan rumah kaca pertanian.
Karena buah tropis sangat jauh dari citra Hokkaido yang bersalju, teman-teman yang diajak berdiskusi meragukan rencananya dan menilai usaha tersebut tidak akan berhasil. Namun, tanggapan negatif justru membuatnya semakin bertekad untuk mencobanya.
“Ketika semua orang mengatakan hal ini mustahil, saya justru merasa akan sangat menarik jika saya benar-benar berhasil mewujudkannya,” kenang Murata (63), Presiden Farm People, sebuah korporasi produksi pertanian lokal.
Panas dari air yang dialirkan melalui pipa bawah tanah mampu menjaga suhu rumah kaca sekitar 25 derajat Celsius pada siang hari. Bahkan pada malam hari, ketika suhu luar turun hingga minus 25 derajat Celsius, suhu di dalam rumah kaca tetap hangat di kisaran 20 derajat Celsius. Berkat pemanfaatan air panas alami tersebut, biaya operasional menjadi jauh lebih rendah dibandingkan penggunaan pemanas berbahan bakar, ujar Murata.
Setelah mendirikan perusahaannya pada September 2011, Murata berkonsultasi dengan para petani mangga berpengalaman dari Prefektur Miyazaki dan Kagoshima, dua sentra utama produksi mangga di Jepang. Dua tahun kemudian, pada 2013, kebunnya berhasil memanen mangga perdana dengan merek Gokkan Kanjuku Mango — Mashuko no Yuhi (yang kurang lebih berarti Mangga Matang Sempurna dari Daerah Ekstrem Dingin — Senja di Danau Mashu).
Mangga tersebut memiliki daging buah berwarna oranye cerah, padat, serta kadar gula yang cukup tinggi.
Di Jepang, mangga umumnya dipanen dari musim semi hingga musim panas. Produsen utama berada di Prefektur Miyazaki, Kagoshima, dan Okinawa, yang menyumbang sekitar 95 persen produksi mangga domestik, menurut Kementerian Pertanian Jepang.
Namun, mangga produksi Murata memasuki pasar pada periode November hingga Maret, sehingga menjadi produk yang unik dan diminati, khususnya pada musim tradisi pemberian hadiah akhir tahun (oseibo) di bulan Desember.
Musim ini, kebun tersebut menargetkan pengiriman sekitar 20.000 buah mangga. “Kami menargetkan peningkatan pengiriman hingga 80.000 buah dalam tiga tahun ke depan,” kata Murata.
Murata juga membagikan sebuah rahasia kecil: ia sebenarnya belum pernah mencicipi mangga sebelum memiliki gagasan untuk menanam buah tersebut. Kini, yang ia rasakan hanyalah rasa manis.
#AgribisnisJepang
#GreenhouseTropis
#ManggaPremium
#PasarJepang
