Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design: Kisi Karunia
Base Code: Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Showing posts with label Magang Petani Muda Indonesia. Show all posts
Showing posts with label Magang Petani Muda Indonesia. Show all posts

Tuesday, 21 July 2009

Kabar dari Pengurus IKAMAJA Jawa Timur

Tulisan di bawah ini surat dari Ikamaja Jawa Timur:

Assalamu'alaikum War. Wab.
Salam kangen pada Bapak, semoga Bapak dalam lindungan Allah SWT, kami atas nama pengurus Ikamaja Jawa Timur mengucapkan terima kasih yang tak terhingga pada Bapak, perlu Bapak ketahui bahwa anggota IKAMAJA di Jawa Timur telah melakukan aktivitas dibidang masing-masing apa yang telah dipelajari selama di Induk Semang, kami ingin selalu berkomunikasi dengan Bapak dengan e-mail apabila bapak berkenan agar bapak bisa mengetahui kegiatan teman-teman Ikamaja di Jawa Timur, dan tidak putus tali silaturahmi, kami nantinya juga ingin mengetahui alamat e-mail atau facebook dari Induk semang kami dan salam buat semuanya, terutama kepada Bapak. Dan ini program yang telah di laksanakan atas nama organisasi Ikamaja di Jawa Timur yaitu setiap 3 bulan sekali kita koordinasi semua anggota, untuk pendanaan kita telah melaksanakan penghijauan yang bekerja sama dengan Perhutani Kanwil Jawa Timur dengan program sejuta pohon, semoga ini bermanfaat untuk kita semua. dan banyak lagi program yang lain. Demikian, atas diterimanya dari kami semoga bermanfaat.
Wassalamu’alaikum War. Wab.
Pengurus Ikamaja Jatim

Thursday, 21 August 2008

Pelatihan Pertanian di Prefektur Ibaraki, Jepang

Setelah praktek bertani di pertanian orang tua angkat masing-masing selama 4 bulan lebih, tanggal 18 -27 Agustus 2008, para trainee pertanian program JAEC kembali mengikuti pelajaran pertanian di kelas bertempat di Koibuchi Gakuen Prefektur Ibaraki. Gambar di sebelah kiri terlihat keceriaan sebelas pemuda petani Indonesia yang sedang menimba ilmu teknologi pertanian seusai kuliah di ruang kelas yaitu Sdr. Maulana Yusuf (asal DKI), Syaipul Rahman Bin Daim (Kalsel), Agus Ali Nurdin (Jabar), Dadan Ramdani Nugraha (Jabar), Muhamad Najib (Jambi), I Made Dedy Sudiantara (Bali), Yuki Aramdhani (Jabar), Erwin (Sumut), Aep Komarudin (Jabar), Husnul Muhlis (Kalsel) dan Saeroji (Jatim).

Apa cita-ciata mereka setelah kembali ke Indonesia? Cita-cita mereka mulia semua.

Maulana Yusuf: Mengembangkan pertanian dengan miniru atau mempraktekan gaya Jepang. Ingin mengembangkan padi, sayuran dan ternak baik sebagai produsen maupun penjual hasil pertanian tersebut.

Syaiful Rahman: Mengembangkan tehnik pertanian yang telah dipelajari di Jepang dengan mempraktekan di daerahnya untuk kemajuan bangsa dan negara.

Muhamad Najib : membeli tanah untuk mengembangkan ilmu yang didapat dan membangun kebun. Pada gilirannya akan membangun rumah.

Agus Ali Nurdin : Memproduksi sayuran dan padi organik. Juga membuat perusahaan atau distributor sayuran dan beras organik.

Aep Komarudin : Ingin menjadi pembudidaya sayuran dan membuat pengepakan sendiri.

Erwin : Membangun pengolahan hasil pertanian di daerah khususnya padi kemudian mengembangkan produk lain.

Dadan Ramdani Nugraha : Memajukan usaha yang sudah berjalan agar lebih maju dengan bekal pengalaman dari program training ini.

I Made Dedy Sudiantara : Ingin bergerak dibidang peternakan babi dan sapi sekaligus pemasarannya.

Gambar sebelah kiri suasana belajar ketika Ogawa Sensei sedang mengajar ilmu tanah dan pemupukan. Pelajaran disampaikan dalam bahasa Jepang yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

Yuki Aramdhani : Bercita-cita meneruskan usaha yang sudah ada dan berusaha mengembangkan lagi. Dan juga mempraktekan ilmu yang dipelajari di Jepang.

Saeroji : Berusaha membantu membangun bangsa dalam memperbaiki pertanian, di desa, Kecamatan, Kabupaten dan Negara dengan cara memperbaiki usaha tani yang telah dilaksanakan. Menyampaikan ilmu yang diperoleh kepada kawan-kawan dan kelompok tani, Gapoktan, KTNA dan juga pemuda-pemuda tani.

Husnul Muchlis : Memajukan usaha tani sendiri dulu lalu membantu usaha tani masyarakat disekitar.


Kendala dari sebagian besar mereka hadapi dalam mengikuti pelatihan ini adalah bahasa Jepang. Kata mereka kalau bisa belajar bahasa Jepang yang cukup lama ketika sebelum berangkat ke Jepang.

Kami bersyukur kalau sekarang sudah bisa komunikasi cukup baik, hanya kadang-kadang salah paham. Kalau salah paham ini yang membuat kita malu, kata seorang trainee.

Budaya malu memang baek, tetapi jangan dipertahankan terus-menurus yang bikin kinerja belajar dan berlatih kita menurun.

Ja... Ganbarimashou.

Monday, 9 April 2007

Pelatihan Trainee Petani Muda di Gunma

 

 Pelatihan Trainee Petani Muda di Gunma Jepang 22-23 Maret 2007

 
Pelatihan Trainee Petani Muda di Jepang telah dilakukan dari tahun 1984 yang diprakarsai kerjasama antara departemen Pertanian dan Japan Agricultural Exchange Council (JAEC). Jumlah Petani Muda yang dikirimkan ke Jepang untuk menimba teknik pertanian setiap tahun sekitar 50 orang. Pada tahun ini terdapat 43 orang yang terdiri dari 41 orang laki-laki dan 2 orang perempuhan petani yang berusia sekitar 22 – 26 tahun. Mereka berpendidikan SMU sampai dengan sarjana dan telah berpengalaman bertani antar 3- 6 tahun.

Jumlah alumninya sampai sekarang 912 orang, mereka bergabung dalam suatu organisasi yang dinamakan Ikatan Alumni Magang Jepang (IKAMAJA). Dalam ikatan organisasi ini mereka telah berperan dalam memberikan kontribusi pembangun pertanian melalui penyuluhan petani swadaya yang dilakukannya kepada masyarakat petani di sekitarnya.

Sebelum berangkat ke Jepang mereka diberikan pembekalan selama satu tenengah bulan di Bogor dan Lembang Bandung meliputi pelajaran Bahasa Jepang, Adat istiadat dan Budaya Jepang dan Tekhnik Pertanian modern.

Sebanyak 10 orang petani muda asal Indonesia telah melakukan pelatihan selama sepuluh hari di Norindai (Universitas Pertanian dan kehutanan di Gunma). Mereka bergabung dengan 19 orang trainee yang berasal dari Philipina.

Selama seminggu dari tanggal 14 – 22 Maret 2007, mereka memperoleh pelajaran bahasa Jepang teknik bertanam dalam green house dan cara pengolahan tanah. Pelajaran disampaikan dengan bahasa Inggris dan bahasa Jepang. Selama pelatihan ini mereka bertempat tinggal dalam asrama Universitas Pertanian dan Kehutanan Gunma.

Dalam sambutan penutupan Atase Pertanian telah memberikan dorongan kepada mereka agar belajar, berlatih dan bekerja dengan giat, mengikuti peraturan yang berlaku di tempat pelatihan. Meskipun kita harus beradaptasi dengan lingkungan tempat berlatih tetapi kita tetap menjunjung tinggi budaya Indonesia dan agama yang kita peluk termasuk melaksanakan peribadahan sesuai dengan agamanya masing-masing. Bagi yang beragama Islam tetap mendirikan ibadah sholat wajib dan tidak mengikuti mereka meminum sake dsb.

Mereka dihimbau agar selalu melakukan pencatatan apa yang telah dipelajari dan apa yang telah mereka amati agar dapat menulis buku pegangan untuk dipakai ketika kembali ke Indonesia. Mereka diberikan target setelah kembali ke Indonesia, mereka bisa mengembangkan teknik pertanian di daerahnya. Untuk menyemangatinya diberikan contoh petani sukses di Lembang yang telah terbukti dapat menghasilkan produk sayur brokoli dan tomat bermutu baik yang dapat menembus pasar swalayan besar di Bandung dan Jakarta.

Dengan tercetaknya petani muda yang terampil dan kreatif dapat mengisi tenaga petani yang belakangan ini telah mengalami penurunan jumlah petani muda karena banyak pindah kekota untuk bekerja di sektor informal di kota-kota besar.

Program pelatihan petani magang ini dapat ditingkatkan lagi agar jumlah petani terampil dan inovatif dapat dikembangkan lagi untuk mendukung peningkatan tehnik pertanian Indonesia dan pada gilirannya akan meningkatkan produk pertanian baik untuk swasembada pangan maupun untuk peningkatan devisa negara dengan cara mengekspor produk pertanian yang bermutu ke manca negara.

Pada kesempatan mendatang pada bulan Juli 2007 para petani Jepang akan berkunjung ke Pertemuan Nasional Masyarakat Petani di Palembang.

Pisah-sambut Petani Magang FUKUI (Maret 2007)

Dalam rangka penerimaan petani muda magang di propinsi Fukui, pada tanggal 29 Maret 2007 telah dilakukan pertemuan di Kantor Gubernur Fukui Prefecture. Pertemuan dihadiri oleh Kepala Bidang Pertanian Fukui Prefecture Mr. Kawaguchi Yoshio dan 3 orang Stafnya, Atase Pertanian KBRI Tokyo, Ketua Asosiasi Petani Fukui JAEC Mr. Hisaichi Shirasaki, 5 trainee yang baru datang, 6 trainee yang mau pulang dan orang tua angkat petani. 

 

Di Kantor gumbernur Dalam pertemuan tersebut Ketua Asosiasi Petani Fukui JAEC Mr. Hisaichi Shirasaki menyampaikan bahwa Tahun ini bantuan dari Propinsi tidak ada tetapi kami telah memperoleh Fasilitas pelatihan petani di Pusat Pengujian Pertanian, Pusat Pengujian peternakan, Pusat Pengujian Hortikultura, Pusat Penghijauan hutan, Pusat Pengolahan makanan. Selain diberikan fasilitas tempat belajar juga diberikan bantuan guru untuk pelatihan mereka. Meskipn teknik pertanian berbeda Mr. Hisaichi Shirasaki mengharap para trainee yang pulang dapat meningkatkan pertanian di negaranya untuk menjadi petani seperti di Jepang. Kepada para trainee yang baru datang diharapkan belajar dan berlatih dengan baik.


Dalam kunjungan ke Kantor Gubernur Fukui Prefecture, Kepala Bidang Pertanian Mr. Kawaguchi Yoshio menyampaikan bahwa dari tahun 1982 telah diterima 143 trainee Indonesia yang telah belajar di Fukui. Selain Indonesia juga diterima trainee dari negara Thailand, Belanda, Swis, dan Jerman. Beliau merasa senang telah melihat 6 orang trainee dari Indonesia telah belajar dengan sukses. Beliau bercerita bahwa penduduk berumur yang terpanjang baik laki-laki maupun perempuhan se Jepang berasal dari Fukui. Hal ini karena mereka makan produk pertanian dan perikanan yang berasal dari Fukui dengan mutu baik dan jumlah yang cukup. Maka dari itu produk tersebut perlu dipertahankan. Beras Koshihikari yang rasanya paling enak berasal dari Fukui, tahun ini 50 tahun dari ditemukannya. Maka dari itu beliau mengajak agar para trainee belajar mengenai produk pertanian yang bagus-bagus ini dengan sebaik-baiknya.


Wakil dari orang tua angkat menyampaikan terimakasih atas bantuan KBRI dalam memfasilitasi kedatangan petani magang dari Indonesia. Semoga petani magang angkatan ini akan sukses melakukan pelatihan selama satu tahun di Fukui Prefecture.


Atase Pertanian menyampaikan terimakasih sedalam-dalamnya kepada induk semang petani magang, pengurus Asosiasi Petani Fukui, dan pemerintah daerah Propinsi Fukui serta Sekolah Pertanian dan Kehutanan Fukui yang telah memberikan bantuan moril maupun materiil sehingga telah terselenggaranya training petani magang di Fukui berjalan dengan lancar dan sukses. Atase Pertanian juga menyerahkan para traine kepada induk semang untuk dididik dengan baik sehingga setahun kemudian mereka dapat memperoleh ilmu yang cukup untuk membangun pertanian di Indonesia. Tahun ini Indonesia telah berbenah dalam menyeleksi para trainee. Seleksi telah dilakukan secara bertahap sehingga diharapkan memperoleh para trainee yang lebih baik kwalitasnya dari tahun-tahun sebelumnya. Atase Pertanian juga menghimbau agar para induk semang tetap menjaga hubungan komunikasi dengan para alumni trainee agar dapat ditingkatkan kerjasama dalam bidang produksi maupun distribusi produk pertanian untuk membangun kemakmuran bersama.


Dalam kesempatan ini pada tanggal 30 Maret 2007 Atase pertanian selanjutnya melakukan kunjungan ke pabrik penggilingan padi Mr. Toshiyaki Buto. Pabrik penggilingannya yang terdiri dari 3 unit mempunyai kapasitas 15 ton per hari. Keluarga Mr. Toshiyaki Buto mengolah lahan seluas 10 ha. Sedangkan 20 ha milik petani lain pengolahannya menggunakan peralatan tanam dan panen milik Mr. Buto. Mesin penggilingan dan pabrik memperoleh bantuan dari pemerintah daerah Propinsi dan Kabupaten sebanyak 60% hibah. Mesin pemisah mutu beras seharga 7 juta yen dan dilengkapi mesin pemilih pasir seharga 3 juta yen. Beliau juga mempunyai pabrik pengolahan mochi dengan kapasitas 1,5 ton per hari. Harga mesin penumbuk mochi 4 juta yen.


Atase Pertanian telah melakukan kunjungan ke peternakan Sapi pedaging jenis FH dan F one dengan populasi 120 ekor. Harga seekor pedet umur seminggu FH 50 ribu yen, F one 75 ribu yen sedangkan Yagyu 100 ribu yen. Makanannya berupa rumput kering dicampur dengan jagung dan konsentrat. Sebagai alas kandang adalah tahi gergajian atau sekam. Kotorannya dibiarkan selama satu bulan lalu dikumpulkan untuk dijadikan kompos yang pemrosesannya dilakukan di ruang pembuatan kompos disamping kandang. Berat Badan Sapi menjelang dijual sekitar 700 kg, sedangkan harga F one sekitar 1000 yen per kg Berat Badan.


Atase Pertanian juga telah melakukan kunjungan ke Pertanian Mr. Yamada Yutaka. Luas pertanian umeboshi yang dikelolanya 2 ha. Untuk Pemerah Umeboshi digunakan daun Shishou atau perila sebanyak 1 ton per tahun yang dipanen pada bulan Juli. Umeboshi yang berwarna hijau kekuningan dipanen menggunakan net warna hijau, lalu diolah dengan garam 20%, dilakukan grading menjadi 3 macam, grade A, B dan C kemudian diberi warna pemerah menggunakan cairan daun Shishou konsentrasi 20%. Umeboshi dipasarkan melalui koperasi JA atau dijual sendiri. Harga Umeboshi grade A berharga 980 yen per kemasan 500 gram di Toko pengecer. Menurut pengakuannya 40%nya adalah harga produk petani.


Para Trainee yang mau kembali ke Indonesia semua dalam keadaan sehat jasmani maupun rohani. Mereka telah mempresentasikan pengalaman belajar dan berlatih selama di Jepang di depan tim penilai yang terdiri dari para orang tua angkat dan Asosiasi Petani Fukui, masing-masing diberikan waktu selama 10 menit. Semuanya dinilai telah siap untuk kembali ke daerahnya masing-masing untuk bertani sesuai dengan ketrampilan bertani yang mereka miliki dan kondisi lahan serta komoditi yang cocok di daerahnya masing-masing. Mereka memperoleh sertifikat pelatihan yang ditandatangani oleh Ketua JAEC Fukui. Kunjungan ke Kantor Gubernur Fukui telah diberitakan dalam surat Kabar Fukui.