Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design: Kisi Karunia
Base Code: Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Friday 20 April 2007

Sukses sang petani bayam orenso di Nagasaki


Propinsi Nagasaki merupakan daerah semenanjung terkenal dengan industri pembuatan kapal. Meskipun demikian dengan kerja keras, para petani Propinsi ini telah mampu mengembangkan potensi pertaniannya. Tanaka Sang petani telah melakukan usaha pertanian dari tahun 1970 di Shimabara, Propinsi Nagasaki. Dia biasa menjual hasil pertaniannya yang masih segar langsung ke kedai sayur mayur dan kedai buah di wilayahnya, antara lain sayur bayam, labu, gobo, buah apel dan pear. Dia juga memproduksi makanan olahan, udong (mie) dan dodol. Makanan hasil olahannya yang terkenal berupa eskrim bayam.

Dia berhasil mempekerjakan 16 pegawai wanita pada pabrik pengolahan makanan tersebut. Penggunaan sumber daya manusia di pabrik tersebut sangat efisen dan efektif. Seorang bisa mengerjakan seluruh tahapan pekerjaan dari mecuci, memotong, menata dan mengepak. Setiap pegawai dituntut bertanggung jawab atas pekerjaanya masing-masing. Tidak puas dengan produk tersebut, dia menambah produk pertaniannya dengan beternak ayam petelur Brown leg horn. Walaupun hanya 250 ekor ayam, tetapi telah menambah daya tarik pelanggannya karena mereka dapat membeli telur segar.

Untuk meningkatkan tehnik bertani, anaknya yang sulung setamat SMA dikirim ke sekolah tinggi pertanian selama satu tahun. Pada umur 17 tahun Tanaka Sang petani muda ini mulai melakukan usaha tani, meneruskan jejak orang tuanya. Pada tahun 1970 dengan bekal tanah seluas 1,5 ha ia telah melakukan usaha tani jahe, gobo dan gandum. Penghasilannya lebih dari cukup untuk kehidupan keluarga petani saat itu. Dia menikmati harga jahe yang relatif tinggi sekitar 220 yen per kg. Tetapi pada tahun 1980-an mengalami masa suram ketika Jepang kebanjiran jahe dari China, harga jahe jatuh menjadi hanya 100 yen per kg.

Dengan datangnya tantangan tersebut Tanaka yunior tidak putus asa. Dia berpikir mencari ide untuk mencari solusinya. Hingga akhirnya dia mencoba untuk memanfaatkan keunggulan alam di sekitar Nagasaki. Di tempat tersebut banyak angin dan suhu udara sekitar 3 C lebih rendah dari daerah yang lain. Dia pikir daerahnya cocok untuk bercocok-tanam sayur-sayuran. Pada daerah yang sejuk tersebut dia putuskan menanam orenso atau bayam Jepang. Hasil percobaannya yang dilakukan dengan tekun telah membuahkan hasil sehingga dia dapat melakukan penanaman bayam secara teratur, 8 kali setahun.

Waktu pemanenannya agak unik. Dia melakukan penanaman bayam pada bulan Maret dan memanennya 45 hari kemudian. Penamaman bulan April dipanen 32 hari kemudian. Untuk penanaman bulan Juni, Juli dan Agustus pemanenan dilakukan 30 hari kemudian. Penanaman bulan September dan Oktober masing-masing 35 dan 40 hari kemudian. Sedangkan bayam yang ditanam pada bulan Desember dipanen 75 hari kemudian. Pada musim dingin pertumbuhan bayam agak lambat sehingga proses pemanenan lebih lama dibanding musim panas.

Bayam yang dihasilkan dari setiap 1000 m2 tanah sebanyak 1 ton per hari. Bayam ditanam dalam green house yang dilengkapi jaring untuk menjaga masuknya hama dan serangga dari luar. Jaring untuk tanaman bayam berukuran 1 mm sedangkan untuk tanaman tomat 0,4 mm.

Tanaka yunior mencoba melakukan pertanian pupuk organik yang dibuat dari campuran kotoran kuda, bungkil, dedak halus dan tepung tulang. Setelah dipanen ternyata rasa dari bayam tersebut kurang enak karena didalamnya terkandung asam nitrat dan asam oksalat. Sehingga perlu dikombinasi dengan pupuk kimia. Setelah mencoba beberapa kali dia berhasil menemukan komposisi campuran yang tepat antara pupuk organik dan pupuk kimia tersebut.

Dengan hasil temuannya tersebut dia dapat meningkatkan produksi hasil pertaniannya dengan kwalitas terbaik, sehingga usahanya berkembang pesat. Pertanian bayamnya sukses dan produknya mampu menembus supermarket. Tujuh puluh persen produknya dijual ke supermarket, koperasi, hotel dan restoran sedangkan sisanya dijual langsung ke kedai-kedai sayur. Pada tahun 1998 dia melakukan perluasan tanah dengan menambah modal sendiri sebesar 30 juta yen dan mendirikan perusahaan. Tanaka San menjadi Direkturnya, istrinya sebagai Menejer Administrasi, anak laki-lakinya menjadi menejer Produksi dan anak perempuhannya menjadi Menejer Penjualan.

Kini penghasilan pertanian daerahnya menduduki urutan atas, yang berasal dari peternakan 31%, sayur-sayuran 27%, buah-buahan 11%, dan beras 2%. Seluruh Jepang Nagasaki merupakan penghasil buah biwa nomor 1, kentang nomor 2, asparagus nomor 3, dan paria nomor 4. Sedangkan strow beri, sawi putih, bawang bombay dan buah jeruk menempati urutan ke 5.

Setelah sukses dengan produksi dan penjualan hasil pertaniannya dia masih punya impian lagi, mendirikan hotel dan restoran dengan makanan yang berasal dari produk pertaniannya sendiri. Dia juga ingin mendirikan pusat pelatihan petani. Ini salah satu contoh keuletan seorang petani dari negeri otomotif bercita-cita tinggi dan tidak pernah berhenti menyumbangkan pembangunan pertanian untuk negerinya.
Bagaimana mencontoh dan membangun karakter unggul ini pada petani Indonesia? (Pudjiatmoko, Atani Tokyo)


1 comment:

Anonymous said...

I,m nafieq. i have been doing a research about bayam at pilang-sidoarjo JATIM.

the tipic is the factors which encourage bayam and kangkung farmers.

now i need journal about it.how if we exchage our research.

my email nafieq_fh@yahoo.com