Pada tanggal 12 September 2006 bertempat di KBRI-Tokyo telah diselenggarakan seminar investasi Indonesia, khususnya tentang potensi bisnis di Maluku. Seminar tersebut terselenggara atas kerjasama KBRI-Tokyo, Kantor United Nations Industrial Development Organization (UNIDO)-Tokyo dan ASEAN-Japan Centre.
Seminar tentang peluang investasi dan potensi bisnis di Maluku tersebut dihadiri oleh lebih dari 30 (tigapuluh) orang peserta dari berbagai kalangan di Jepang, termasuk perwakilan JETRO-Tokyo, dan berbagai perusahaan Jepang di Tokyo, termasuk Nippon Suissan (Nissui) yang menjadi salah satu pembicara dalam seminar. Dalam kesempatan tersebut, hadir sebagai pembicara adalah Wakil Gubernur Maluku, Bp. MA Latuconsina, dan Vice President PT Nissui Jakarta, Mr. Mori.
Dalam pembukaan, sambutan KUAI RI-Tokyo yang dibacakan oleh Atase Pertanian KBRI-Tokyo, Drh. Pudjiatmoko, Ph.D, menyambut baik dan menyampaikan penghargaan atas terselenggaranya seminar berkat kerjasama KBRI-Tokyo, ASEAN-Japan Centre dan UNIDO. Seminar kali ini dipandang merupakan kesempatan yang berharga bagi para pengusaha Jepang untuk mengetahui secara lebih mendalam mengenai Maluku dan potensi bisnisnya. Selanjutnya, KUAI RI-Tokyo juga menyampaikan beberapa hal terkait dengan hubungan kerjasama Indonesia-Jepang di banyak bidang termasuk investasi. Selain itu dikemukakan pula tentang perkembangan ekonomi Indonesia akhir-akhir ini yang menunjukkan peningkatan, namun di sisi lain juga masih menghadapi berbagai tantangan, khususnya untuk peningkatan pembangunan di daerah-daerah termasuk Maluku.
Wakil Gubernur Maluku, Bp. MA Latuconsina dan Kepala Dinas Perikanan, Bp. Romelus Farfar dalam presentasinya menyampaikan antara lain tentang letak dan kondisi geografis Maluku. Lebih lanjut dijelaskan tentang kondisi ekonomi Maluku terutama potensi investasinya. Beberapa hal yang menjadi dasar untuk berinvestasi di Maluku antara lain melimpahnya sumber daya alam, khususnya di bidang kelautan/perikanan. Disamping itu, dikemukakan bahwa adanya dukungan kuat Pemri untuk lebih menggalakkan pembangunan kawasan timur Indonesia. Selanjutnya, disampaikan pula bahwa telah terdapat beberapa investor asing di Maluku. Di antara investor asing di Maluku yang terbesar adalah Nippon Suissan. Bisnis utama investor Jepang tersebut antara lain di bidang pengolahan/budidaya ikan dan udang. Dengan adanya potensi dan juga kondisi yang berkembang di Maluku, pihak Pemda Maluku mengundang pengusaha Jepang untuk berinvestasi di daerah tersebut.
Sementara itu, pimpinan perusahaan Nippon Suissan - Jakarta dalam presentasinya menyampaikan pengalamannya dalam menjalankan bisnis di Maluku, mulai dari penjelasan latar belakang memasuki usaha perikanan di Maluku sampai dengan berbagai hambatan yang dihadapi antara lain sulitnya mendapatkan tenaga kerja trampil dari penduduk setempat, infrastruktur yang kurang memadai, dan masalah pembebasan lahan. Sejauh ini, Nissui telah menanamkan modalnya sejumlah US$ 25 juta di Indonesia, khususnya di bidang perikanan di Maluku. Lebih lanjut, diakui oleh Nissui bahwa kapasitas produksi udang yang menjadi andalan utamanya saat ini mencapai tidak lebih dari 230 ton. Oleh karena itu, Nissui sedang mengupayakan peningkatan kapasitasnya antara lain melalui perluasan lahan tambak budidaya udang, sehingga dapat memenuhi target yang dibutuhkan untuk dipasok ke Jepang.
Dalam kesempatan tanya jawab, beberapa peserta antara lain menanyakan tentang kondisi perkembangan bisnis Maluku saat ini, termasuk adanya informasi tentang masuknya beberapa negara pesaing Jepang, yaitu China dan Korea di Maluku, faktor utama Nissui mempertahankan bisnisnya di Maluku, serta prioritas Maluku saat ini untuk mengembangkan ekonominya.
Menanggapi pertanyaan-pertanyaan tersebut, dijelaskan bahwa saat ini kondisi Maluku telah menunjukkan pemulihan dan stabilitas keamanan yang cukup kondusif untuk menerima investor asing dari berbagai negara termasuk Jepang. Sejalan dengan peraturan pemerintah pusat (Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 17 tahun 2006) bahwa investasi asing/PMA masih sangat terbuka dengan persyaratan, yaitu bekerjasama dengan mitra lokal. Lebih lanjut, disampaikan pula bahwa potensi investasi di bidang perikanan, khususnya dalam hal penangkapan ikan masih terdapat potensi sekitar 76% yang belum tergarap. Demikian pula dengan budidaya ikan dan udang masih tergolong sangat besar dikarenakan saat ini baru 0.02% yang diolah dari potensi yang ada. Disamping itu, Maluku memiliki kadar air yang sangat menunjang bagi usaha budidaya ikan dan udang.
Wagub Maluku juga mengadakan pertemuan langsung dengan pimpinan manajemen Nissui – Tokyo antara lain untuk membicarakan penyelesaian masalah pembebasan lahan dan masalah perpajakan. Dalam hal ini, Wagub Maluku menyampaikan kesediaan dan komitmennya untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi antara lain dengan mengundang pihak-pihak terkait termasuk masyarakat setempat, untuk mencarikan solusi yang saling menguntungkan. Wagub juga mengharapkan usaha perikanan Nissui dapat dikembangkan lebih lanjut mengingat potensi yang dimiliki Maluku.
Secara umum, seminar potensi investasi Maluku khususnya di bidang perikanan telah berjalan dengan lancar. Hal ini antara lain terlihat dari tingkat partisipasi kehadiran dan atensi peserta dalam seminar kali ini, yang sebagian merupakan bagian dari berbagai asosiasi perusahaan Jepang yang utamanya bergerak di bidang perikanan.
Upaya untuk menarik investasi dari luar/asing juga ditentukan oleh faktor-faktor di dalam negeri, terutama menyangkut masalah kepastian hukum/peraturan, ketersediaan SDM yang memadai, dan komitmen dari Pemda setempat. Hal yang telah dilakukan oleh Wagub Maluku beserta jajarannya dalam melakukan promosi investasi merupakan langkah yang positif untuk menunjukkan komitmen guna mendukung masuknya investasi asing, khususnya Jepang di bidang perikanan.
Dalam kaitan tersebut, KBRI-Tokyo akan memberikan fasilitasi sepenuhnya dalam rangka mendukung upaya Pemri khususnya Pemda untuk lebih mendorong investasi dari Jepang masuk ke berbagai wilayah di kawasan timur Indonesia.
Seminar tentang peluang investasi dan potensi bisnis di Maluku tersebut dihadiri oleh lebih dari 30 (tigapuluh) orang peserta dari berbagai kalangan di Jepang, termasuk perwakilan JETRO-Tokyo, dan berbagai perusahaan Jepang di Tokyo, termasuk Nippon Suissan (Nissui) yang menjadi salah satu pembicara dalam seminar. Dalam kesempatan tersebut, hadir sebagai pembicara adalah Wakil Gubernur Maluku, Bp. MA Latuconsina, dan Vice President PT Nissui Jakarta, Mr. Mori.
Dalam pembukaan, sambutan KUAI RI-Tokyo yang dibacakan oleh Atase Pertanian KBRI-Tokyo, Drh. Pudjiatmoko, Ph.D, menyambut baik dan menyampaikan penghargaan atas terselenggaranya seminar berkat kerjasama KBRI-Tokyo, ASEAN-Japan Centre dan UNIDO. Seminar kali ini dipandang merupakan kesempatan yang berharga bagi para pengusaha Jepang untuk mengetahui secara lebih mendalam mengenai Maluku dan potensi bisnisnya. Selanjutnya, KUAI RI-Tokyo juga menyampaikan beberapa hal terkait dengan hubungan kerjasama Indonesia-Jepang di banyak bidang termasuk investasi. Selain itu dikemukakan pula tentang perkembangan ekonomi Indonesia akhir-akhir ini yang menunjukkan peningkatan, namun di sisi lain juga masih menghadapi berbagai tantangan, khususnya untuk peningkatan pembangunan di daerah-daerah termasuk Maluku.
Wakil Gubernur Maluku, Bp. MA Latuconsina dan Kepala Dinas Perikanan, Bp. Romelus Farfar dalam presentasinya menyampaikan antara lain tentang letak dan kondisi geografis Maluku. Lebih lanjut dijelaskan tentang kondisi ekonomi Maluku terutama potensi investasinya. Beberapa hal yang menjadi dasar untuk berinvestasi di Maluku antara lain melimpahnya sumber daya alam, khususnya di bidang kelautan/perikanan. Disamping itu, dikemukakan bahwa adanya dukungan kuat Pemri untuk lebih menggalakkan pembangunan kawasan timur Indonesia. Selanjutnya, disampaikan pula bahwa telah terdapat beberapa investor asing di Maluku. Di antara investor asing di Maluku yang terbesar adalah Nippon Suissan. Bisnis utama investor Jepang tersebut antara lain di bidang pengolahan/budidaya ikan dan udang. Dengan adanya potensi dan juga kondisi yang berkembang di Maluku, pihak Pemda Maluku mengundang pengusaha Jepang untuk berinvestasi di daerah tersebut.
Sementara itu, pimpinan perusahaan Nippon Suissan - Jakarta dalam presentasinya menyampaikan pengalamannya dalam menjalankan bisnis di Maluku, mulai dari penjelasan latar belakang memasuki usaha perikanan di Maluku sampai dengan berbagai hambatan yang dihadapi antara lain sulitnya mendapatkan tenaga kerja trampil dari penduduk setempat, infrastruktur yang kurang memadai, dan masalah pembebasan lahan. Sejauh ini, Nissui telah menanamkan modalnya sejumlah US$ 25 juta di Indonesia, khususnya di bidang perikanan di Maluku. Lebih lanjut, diakui oleh Nissui bahwa kapasitas produksi udang yang menjadi andalan utamanya saat ini mencapai tidak lebih dari 230 ton. Oleh karena itu, Nissui sedang mengupayakan peningkatan kapasitasnya antara lain melalui perluasan lahan tambak budidaya udang, sehingga dapat memenuhi target yang dibutuhkan untuk dipasok ke Jepang.
Dalam kesempatan tanya jawab, beberapa peserta antara lain menanyakan tentang kondisi perkembangan bisnis Maluku saat ini, termasuk adanya informasi tentang masuknya beberapa negara pesaing Jepang, yaitu China dan Korea di Maluku, faktor utama Nissui mempertahankan bisnisnya di Maluku, serta prioritas Maluku saat ini untuk mengembangkan ekonominya.
Menanggapi pertanyaan-pertanyaan tersebut, dijelaskan bahwa saat ini kondisi Maluku telah menunjukkan pemulihan dan stabilitas keamanan yang cukup kondusif untuk menerima investor asing dari berbagai negara termasuk Jepang. Sejalan dengan peraturan pemerintah pusat (Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 17 tahun 2006) bahwa investasi asing/PMA masih sangat terbuka dengan persyaratan, yaitu bekerjasama dengan mitra lokal. Lebih lanjut, disampaikan pula bahwa potensi investasi di bidang perikanan, khususnya dalam hal penangkapan ikan masih terdapat potensi sekitar 76% yang belum tergarap. Demikian pula dengan budidaya ikan dan udang masih tergolong sangat besar dikarenakan saat ini baru 0.02% yang diolah dari potensi yang ada. Disamping itu, Maluku memiliki kadar air yang sangat menunjang bagi usaha budidaya ikan dan udang.
Wagub Maluku juga mengadakan pertemuan langsung dengan pimpinan manajemen Nissui – Tokyo antara lain untuk membicarakan penyelesaian masalah pembebasan lahan dan masalah perpajakan. Dalam hal ini, Wagub Maluku menyampaikan kesediaan dan komitmennya untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi antara lain dengan mengundang pihak-pihak terkait termasuk masyarakat setempat, untuk mencarikan solusi yang saling menguntungkan. Wagub juga mengharapkan usaha perikanan Nissui dapat dikembangkan lebih lanjut mengingat potensi yang dimiliki Maluku.
Secara umum, seminar potensi investasi Maluku khususnya di bidang perikanan telah berjalan dengan lancar. Hal ini antara lain terlihat dari tingkat partisipasi kehadiran dan atensi peserta dalam seminar kali ini, yang sebagian merupakan bagian dari berbagai asosiasi perusahaan Jepang yang utamanya bergerak di bidang perikanan.
Upaya untuk menarik investasi dari luar/asing juga ditentukan oleh faktor-faktor di dalam negeri, terutama menyangkut masalah kepastian hukum/peraturan, ketersediaan SDM yang memadai, dan komitmen dari Pemda setempat. Hal yang telah dilakukan oleh Wagub Maluku beserta jajarannya dalam melakukan promosi investasi merupakan langkah yang positif untuk menunjukkan komitmen guna mendukung masuknya investasi asing, khususnya Jepang di bidang perikanan.
Dalam kaitan tersebut, KBRI-Tokyo akan memberikan fasilitasi sepenuhnya dalam rangka mendukung upaya Pemri khususnya Pemda untuk lebih mendorong investasi dari Jepang masuk ke berbagai wilayah di kawasan timur Indonesia.
No comments:
Post a Comment