Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design: Kisi Karunia
Base Code: Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Tuesday, 30 June 2020

Virus flu dengan 'potensi pandemi manusia' ditemukan pada babi di Cina


Para ilmuwan mengidentifikasi varian G4 terkait dengan strain H1N1 di belakang wabah mematikan tahun 2009.  Jenis flu babi dengan potensi untuk melompat ke manusia dan menyebabkan pandemi lain telah diidentifikasi oleh para ilmuwan.  Virus ini, yang oleh peneliti disebut G4 EA H1N1, terdeteksi melalui analisis 30.000 usap hidung yang diambil dari babi di rumah jagal di Cina.  Virus ini digambarkan sebagai campuran influenza yang ditemukan pada burung-burung Eropa dan Asia dan virus H1N1, yang diyakini telah membunuh hingga setengah juta orang di seluruh dunia pada tahun 2009.

Dimasukkannya gen H1N1 menunjukkan virus dapat beradaptasi untuk menyebar dari manusia ke manusia, menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah peer-review Prosiding National Academy of Science (PNAS) pada hari Senin.
 "Virus G4 memiliki semua ciri penting dari virus pandemi kandidat," tulis para peneliti dari China Agricultural University.  Menyusul peningkatan tajam dalam prevalensi sejak 2016, strain baru sekarang "genotipe dominan dalam sirkulasi pada babi yang terdeteksi di setidaknya 10 provinsi," mereka menambahkan.

Tes terhadap pekerja babi juga mengungkapkan bahwa lebih dari 10 persen yang dites positif mengandung antibodi terhadap G4. "Infektivitas seperti itu sangat meningkatkan peluang adaptasi virus pada manusia dan meningkatkan kekhawatiran terhadap kemungkinan generasi virus pandemi," tambah surat kabar itu.

“Mengontrol virus G4 EA H1N1 pada babi dan memonitor pada manusia, terutama yang bekerja di industri babi, harus segera diimplementasikan.”

Para ahli mengatakan bahwa strain ini kemungkinannya rendah menyebabkan pandemi yang lain tetapi memperingatkan bahwa kewaspadaan masih diperlukan.  "Influenza dapat mengejutkan kita," kata ahli biologi evolusi Martha Nelson kepada majalah Science. "Dan ada risiko bahwa kita mengabaikan influenza dan ancaman lainnya saat ini."

Prof Kin-Chow Chang, yang telah mempelajari virus dan berbasis di Universitas Nottingham, mengatakan kepada BBC bahwa G4 belum menjadi masalah, tetapi dia menambahkan: "Kita tidak boleh lupa akan virus baru yang berpotensi berbahaya."

Sumber:

Independent
diunduh tanggal 30 Juni 2020 jam 09:30.



No comments: