Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design: Kisi Karunia
Base Code: Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Sunday, 27 October 2019

Kementan Apresiasi INDOHUN Atas Kontribusi ImplementasiKementan Apresiasi INDOHUN Atas Kontribusi Implementasi Kementan Apresiasi INDOHUN Atas Kontribusi Implementasi One Health

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), Kementan mengapresiasi Indonesia One Health University Network (INDOHUN) atas kepedulian khususnya terhadap kondisi kesehatan hewan di Indonesia dengan memfasilitasi kolaborasi multidisiplin dalam menanggulangi penyakit menular dan tantangan kesehatan pada manusia, hewan, dan lingkungan. Hal ini disampaikan oleh Pudjiatmoko yang mewakili Direktur Kesehatan Hewan saat menghadiri Diseminasi Hasil Penelitian Disease Emergence and Economic Evaluation of Altered Landscape (DEAL) di JS Luwansa Hotel Jakarta (22/7).

"Kami mengapresiasi diseminasi nasional terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan dan hal ini akan dijadikan sebagai bahan pertimbangan kebijakan bagi pemerintah" ungkap Puji pada pertemuan yang dihadiri perwakilan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Kesehatan, Kementerian Koordinasi PMK, Kementerian Riset, teknologi dan PT, Bappenas, Kementerian Pertanian, Badan Informasi Geospasial, BPS, dan Para Ahli serta Tim peneliti DEAL di Provinsi Riau, Kalimantan Timur, dan Papua Barat tersebut.

Lanjut Puji, menambahkan Kementan telah berkomitmen untuk mencapai ketahanan kesehatan nasional dalam mencegah, mendeteksi, dan merespons cepat berbagai penyakit yang bersifat zoonosis dan berpotensi wabah.

“Kementan terus melakukan berbagai terobosan untuk menjaga hewan di seluruh nusantara dari ancaman penyakit menular,’’ tegas Puji.

Puji menjelaskan upaya Kementan untuk mengendalikan dan memusnahkan penyakit hewan menular harus menyeluruh terhadap pembangunan pertanian dari Sabang sampai Merauke termasuk salah satu daerah perhatian adalah Papua dengan melakukan penerapan fungsi laboratorium yang signifikan dalam menjaga kesehatan hewan, manusia, serta lingkungan. Pudji menyampaikan bahwa saat ini sedang dibangun Unit Pelaksana Teknis (UPT) Veteriner di bawah Kementan yang merupakan laboratorium layanan penyidikan penyakit hewan dan pemeriksaan kesehatan hewan untuk wilayah Papua dan Papua Barat.

Menurutnya, tantangan besar dalam peternakan dan kesehatan hewan yakni meningkatnya kepedulian global terhadap penyakit hewan lintas batas / penyakit menular yang muncul sehingga laboratorium kesehatan hewan memiliki peran yang sangat penting dalam sistem kesehatan.

Rencana pembangunan UPT Veteriner di Papua, untuk wilayah Indonesia bagian Timur sebagai solusi agar dapat memperpendek rentang kendali penangangan penyakit hewan dimana selama ini di bawah Balai Besar Veteriner Maros, Sulawesi Selatan sehingga denagan adanya Balai Veteriner di Papua diharapkan respon untuk penangangan penyakit hewan lintas batas / penyakit menular akan lebih cepat apalagi posisi Papua berhadapan langsung dengan Papua New Guenia.

Penelitian Lintas Sektor

Pertemuan Diseminasi hasil penelitian DEAL ini difasilitasi oleh Indohun yakni sebuah organisasi non-profit yang berdiri sejak 2012 dimana kalangan akademisi, peneliti, kaum profesional, dan para stakeholders bersatu untuk mengatasi masalah kesehatan baik secara regional maupun global. Terkait penelitian ini, Indohun menggandeng University of Minesota dan Ecohealth Alliance untuk bekerjasama dalam melakukan penelitian di 3 Provinsi untuk menganalisis dampak kesehatan dan ekonomi dari Tata Guna Lahan dan Hutan.

Wiku Adisasmito, selaku koordinator Indohun mengungkapkan pentingnya hubungan perubahan lahan dengan ancaman penyakit zoonosa. Menurutnya perlu adanya penguatan koordinasi dan kerjasama lintas Kementerian sehingga mampu menciptakan sistem informasi terintegrasi yang mampu menyediakan data lintas sektoral.

“Pemerintah perlu mempertimbangkan dampak perubahan lahan terhadap penyakit dan nilai ekosistem serta dampak ekonomi yang timbul dalam membuat kebijakan” tutur Wiku.

Sementara itu, Senior Infectious Disease Advisor, USAID Indonesia Tim Meinke menyampaikan bahwa perubahan pemanfaatan lahan berpotensi menjadi faktor pendorong terbesar yang berkontribusi terhadapnya meningkatnya resiko munculnya penyakit meskipun secara luas dipahami bahwa presentasi penyakit yang muncul pada manusia berasal dari hewan memiliki angka yang signifikan.

“Perlunya peningkatan pemahaman kita bersama terhadap peran pemanfaatan lahan secara tepat” ujarnya.

Untuk melindungi kesehatan masyarakat, hewan, dan lingkungan, Puji menekankan perlunya komitmen Pemerintah Daerah untuk membuat kebijakan yang mendorong pencegahan penularan penyakit zoonosa sehingga akan memperkuat kesiapsiagaan Indonesia terhadap ancaman wabah penyakit.

Sumber:
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementan.

No comments: