Perwakilan negara-negara anggota ASEAN berkumpul di Bali untuk membahas penyakit hewan yang akan menjadi prioritas untuk pengendalian dan penanggulangan di kawasan Asia Tenggara. Pertemuan ini berlangsung selama 3 (tiga) hari dimulai tanggal 22 Oktober 2019. Fadjar Sumping Tjatur Rasa, Direktur Kesehatan Hewan yang hadir dan membacakan sambutan mewakili Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan menyampaikan bahwa pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari hasil pertemuan ASEAN Sectoral Working Group on Livestock (ASWGL) di Bali, 24-26 April 2019.
Menurut Fadjar, pada saat ini ASEAN sudah mempunyai daftar penyakit hewan prioritas yakni Avian Influenza (AI), Rabies, Newcastle Disease (ND), Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), serta Clasical Swine Fever (CSF). Daftar penyakit tersebut dirasakan sudah tidak mengakomodasi situasi penyakit hewan di Asia Tenggara dan kepentingan kawasan untuk kerjasama pengendaliannya.
"Oleh karena itu Indonesia dan Malaysia diberikan kepercayaan untuk memimpin negara-negara ASEAN dalam proses penetapan ini" ujarnya.
James McGrane, Team Leader FAO ECTAD Indonesia menyampaikan bahwa proses yang dilakukan ini diharapkan dapat meningkatkan komunikasi, kolaborasi, dan keterlibatan seluruh Negara Anggota ASEAN dalam pengendalian penyakit hewan di kawasan. Menurutnya dalam proses ini perlu digunakan pendekatan multisektor dan one health karena nantinya daftar penyakit hewan prioritas tersebut harus dikendalikan dan tanggulangi bersama oleh semua sektor.
Sementara itu, Pham Quang Minh, Head of Food, Agriculture and Forestry Division of the ASEAN Secretariat menyambut baik proses penetapan penyakit hewan prioritas di Asia Tenggara ini, dan berharap setelah dibahas dapat segera disampaikan kepada ASEAN Veterinary Epidemiology Group (AVEG) untuk kemudian di laporkan kepada ASWGL.
Lanjut Fadjar menjelaskan bahwa kegiatan ini sangat strategis, mengingat Indonesia pada saat ini merupakan merupakan Ketua ASWGL sampai 2020 nanti. Pemutakhiran daftar penyakit hewan prioritas ini nantinya akan tercatat sebagai salah satu keberhasilan Indonesia selama masa kepemimpinannya.
"Adanya perbaikan daftar penyakit hewan menular prioritas di ASEAN akan meningkatkan kerjasama dan kolaborasi dalam pengendalian penanggulangannya ke depan. Hal ini sejalan juga dengan rencana ASEAN membangun ASEAN Coordinating Centre for Animal Health and Zoonosis yang rencananya akan beroperasi tahun 2020" pungkas Fadjar.
Sumber:
Direkturat Kesehatan Hewan, Ditjen PKH, Kementan
Wednesday, 23 October 2019
Anggota ASEAN Bahas Penyakit Hewan Prioritas di Bali
Posted by Drh.Pudjiatmoko,PhD at 11:16
Labels: Transboundary Animal Diseases
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment