Pada
hari Senin tanggal 26 April 2021 meurut Detik Health Kementerian Kesehatan
mencatat teerdapat 10 kasus COVID-19 varian baru berasal dari India. Dari 10 orang itu, 6 warga positif virus yang
tertular dari imported case atau berasal dari luar negeri dan sisanya
menularkan berdasarkan transmisi lokal.
Dua kasus di Sumatera, satu di Jawa Barat, dan satu di Kalimantan
Selatan.
Mutasi virus B117 ditemukan pertama kali di Inggris pada
September 2020. Sedangkan, varian baru virus Corona B1617 merupakan varian
lokal dari India.
India
telah melaksanakan program vaksinasi masal COVID-19 sangat tinggi dan cepat, namun
telah menimbulkan masyarakatnya menjadi lengah, menjadi lalai, menjadi tidak
waspada. Kedisiplinan masyarakat
mengendor, tidak mematuhi protokol kesehatan lagi, sehingga terjadi peningkatan
kasus harian naik sangat tajam. Data
kasus harian di India yang sebelumnya rata-rata 5.000 orang, kini sudah
menyentuh hampir 350 ribu kasus harian.
Penyebab peningkatan kasus yang tajam terjadi di India disebabkan oleh
mutasi virus baru yaitu B1617.
Perdana
Menteri Inggris Boris Johnson telah membatalkan perjalanannya ke India, dengan
negara tersebut ditambahkan ke "daftar merah" Inggris untuk tujuan
terbatas. Kasus COVID-19 di India
meningkat tajam dan varian spesifik virus - B1617 - menjadi semakin umum di
sana.
B1617
juga telah ditemukan di luar India, termasuk di Inggris. Kasus di Inggris
tampaknya berlipat ganda setiap minggu: saat ini ada 182 di Inggris, naik dari
77 minggu sebelumnya. Saat ini varian tersebut "dalam penyelidikan",
tetapi tidak seperti varian Kent (B117), Afrika Selatan (1351) dan Brasil (P1)
belum ditetapkan sebagai "varian yang menjadi perhatian".
Apakah
ini berarti varian ini berbeda dengan yang lain dan kita tidak perlu khawatir?
Inilah yang kami ketahui tentang efeknya sejauh ini.
Menyoroti
kasus mutasi virus Covid-19 varian B1617 tersebut, Ketua Satuan Tugas (Satgas)
Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Dr dr Zubairi Djoerban SpPD-KHOM
turut memberikan penjelasan terkait virus asal India itu. Menurutnya, India mengalami lonjakan kasus
itu disebabkan beberapa faktor, sebagai berikut: (1) Varian B1617 yang dikenal
sebagai double mutant membawa dua mutasi: E484Q dan L452R; (2) Kerumunan
kampanye politik Narendra D. Modi; (3) Krisis stok oksigen; (4) Kepadatan
penduduk; (5) Ventilasi buruk dan euforia vaksin (Pikiran Rakyat 27 April 2021)
Apakah varian ini lebih menular?
Kami
pikir varian ini mungkin dapat menyebar lebih mudah daripada bentuk virus
sebelumnya. Ini karena mutasi yang dibawanya yang disebut L452R, yang
memengaruhi protein Spike virus. Ini adalah "kunci" yang digunakan
virus corona untuk membuka kunci sel kita.
Mutasi
L452R mengubah bagian protein Spike yang secara langsung berinteraksi dengan
ACE2, molekul di permukaan sel kita yang diikat oleh virus untuk masuk ke
dalam. Penelitian awal - belum ditinjau oleh ilmuwan lain - menunjukkan bahwa
mutasi L452R memungkinkan virus untuk mengikat sel dengan lebih stabil. Pada
varian sebelumnya, seperti varian Kent, mutasi seperti ini yang meningkatkan
kemampuan pengikatan virus mengakibatkan virus menjadi lebih menular.
Varian
B1427 yang terdeteksi di California berisi mutasi L452R yang sama dengan B1617.
Diperkirakan sekitar 20% lebih dapat ditularkan daripada bentuk sebelumnya dari
virus korona yang beredar selama gelombang pertama.
Dan apakah itu lebih berbahaya?
Mutasi
seperti L452R yang membantu pengikatan tidak selalu mengakibatkan penyakit yang
lebih parah atau membuat virus lebih mematikan. Misalnya, meskipun varian B1427
tampaknya menyebar lebih mudah, penelitian pendahuluan tidak menemukan bahwa
itu terkait dengan infeksi yang lebih parah atau viral load yang lebih tinggi.
Hal yang sama dapat berlaku untuk B1617, meskipun hal ini masih perlu
diselidiki.
Tetapi
perhatian khusus adalah dampak B1617 terhadap efikasi vaksin. Sebagian besar
vaksin yang dikembangkan untuk melawan virus corona didasarkan pada penargetan
protein Spike. Karena protein berada di permukaan luar virus, inilah yang
terutama akan "dilihat" oleh sistem kekebalan Anda selama infeksi dan
oleh karena itu membuat antibodi yang efektif untuk melawan. Jika mutasi
mengubah bentuk protein Spike, antibodi ini mungkin menjadi kurang efektif.
Memang,
studi pendahuluan menunjukkan mutasi L452R dapat membantu virus menghindari sistem
kekebalan. Selain itu, B1617 membawa mutasi kedua, yang disebut E484Q, yang
juga mengubah protein Spike. Penelitian menunjukkan bahwa mutasi seperti itu
(yang memengaruhi area protein Spike yang sama) juga dapat membuat virus kurang
rentan terhadap antibodi yang sudah ada sebelumnya.
Studi
awal yang belum dilakukan review
tentang efek mutasi ini pada B1617 menunjukkan bahwa virus-virus membuat varian
kurang rentan terhadap antibodi yang dihasilkan sebelumnya. Namun, penting
untuk ditekankan bahwa temuan ini hanya diperlihatkan dalam eksperimen
laboratorium dan bukan pada orang yang sebenarnya.
Seberapa khawatir kita seharusnya?
Kementerian
kesehatan India telah menyatakan bahwa peningkatan kasus di negara tersebut
tidak terkait dengan mutasi ini, karena mutasi B1617 belum terdeteksi dalam
jumlah yang cukup tinggi untuk menentukan apakah hal itu bertanggung jawab
secara langsung. Namun, ini mungkin karena kurangnya data, dan banyak ahli
menekankan pentingnya meningkatkan urutan virus untuk mendapatkan gambaran yang
lebih baik.
Masih
terlalu dini untuk mengetahui apakah varian ini akan menjadi ancaman yang
signifikan bagi upaya pengendalian virus. Namun, seperti biasa dengan kesehatan
masyarakat, mencegah lebih baik daripada mengobati. Oleh karena itu, upaya
pengendalian virus ini harus terus kita lakukan, baik dari segi regulasi -
mask, social distancing dan lain sebagainya - serta vaksinasi, uji massal, dan
pengurutan genom. Dengan terus memerangi virus secara umum, kami dapat
membatasi dampak apa pun yang dimiliki varian ini.
Penyebab
kekhawatiran terbesar adalah jika B1617 merusak upaya vaksinasi. Jika varian
ini dapat menyebabkan penyakit pada individu yang divaksinasi, hal itu berisiko
menimbulkan wabah berskala besar di seluruh dunia di masa depan.
Upaya
untuk membuat vaksinasi penguat untuk menangani varian saat ini dan masa depan
sudah berlangsung, tetapi masih terlalu dini untuk mengatakan apakah vaksinasi
tersebut akan diperlukan untuk mengendalikan B1617 secara khusus.
Namun,
cara yang lebih efektif untuk mencegah varian yang menyebabkan masalah di
seluruh dunia adalah dengan mencegahnya menyebar sejak awal. Pembatasan
perjalanan yang ketat, seperti yang terlihat di Selandia Baru dan Australia,
mungkin tampak membebani, tetapi telah memungkinkan kenormalan relatif kembali
di negara-negara ini dengan sedikit ketakutan akan varian yang mengganggu upaya
untuk kembali normal. Dengan harapan inilah Inggris telah menambahkan India ke
daftar merahnya - pada dasarnya melarang perjalanan dari negara tersebut.
SARAN-SARAN
Kita
tekankan konsistensi masyarakat Indonesia untuk mematuhi protokol
kesehatan. Berkaca dari kasus di India
lagi, sebetulnya hampir sama dengan Indonesia yang terbilang cukup tinggi angka
vaksinasinya. Jangan sampai peningkatan
kasus yang tajam terjadi di Indonesia.
Penerapan 3 M (Memakai masker dengan benar, Menjaga jarak dan hindari
kerumunan, Mencuci tangan pakai sabun) oleh
masyarakat harus ditingkatkan meskipun dirinya sudah divaksin dua kali.
Pelarangan
arus masuk pelaku perjalanan internasional baik pada beberapa warga WNA yang
memenuhi persyaratan, maupun WNI dari luar negeri melalui SE Satgas COVID-19
nomor 8 tahun 2021. Syarat pelaku
perjalanan internasional dari luar negeri adalah membawa surat hasil swab PCR
dengan hasil negatif dari Negara asal. Pendatang harus melakukan uji SWB PCR
dua kali yaitu ketika baru tiba di Indonesia dan 5 hari setelah karantina di
hotel.
Referensi:
1. The
Conversation. https://theconversation.com/q-a-indian-coronavirus-variant-what-is-it-and-what-effect-will-it-have-159269.
Diakses 28 April 2021.
2. Detik
Health. Waspada Varian Penyebab Tsunami COVID-19 India. Kemenkes waspadai 3
Provinsi ini. https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5546755/waspada-varian-penyebab-tsunami-covid-19-india-menkes-awasi-3-provinsi-ini.
Diakses 28 April 2021.
3. SE
Satgas COVID-19 nomor 8 tahun 2021.
4. Pikiran
Rakyat 27 April 2021. Singgung Soal Mutasi
Covid-19 B1617 Asal India, Prof Zubairi Djoerban: Waspadai, Bukan Waktunya
Bersantai. Diakses 28 April 2021.
No comments:
Post a Comment