Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design: Kisi Karunia
Base Code: Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Friday, 23 April 2021

Tantangan Industri Pengolahan Peternakan di Era Industri 4.0

 

Industri peternakan sebagai penghasil produk pangan olahan semakin berkembang. “Di era industri 4.0 atau disrupsi industri, di mana produk hewan dibuat dan semuanya dibuat lebih cepat, lebih pintar, dan lebih efisien.“ Industri di era disrupsi itu terkait dengan teknologi serba digital yang terhubung ke internet,

 

Manusia akan selalu bergantung pada ketersediaan pangan seperti daging. Permintaan daging terus meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi dunia yang eksponensial. Oleh karena itu, industri pemasok daging harus terus berinovasi untuk menghasilkan pangan dalam jumlah besar dalam waktu cepat di era revolusi industri 4.0.

 

Teknologi akan selalu berkembang untuk menunjang berbagai aspek kehidupan manusia termasuk dalam bidang peternakan. Disrupsi pada dasarnya dapat dikatakan sebagai bentuk inovasi dalam berbagai aspek, tidak hanya terkait dengan teknologi informasi (information technology) saja, sehingga dapat terjadi dalam konsep bisnis atau segala macam hal.  Era disrupsi dianggap mengubah hidup menjadi lebih baik.

 

Era disrupsi ditandai dengan generasi milenial yang terus unjuk gigi dengan bekerja, berlomba-lomba menghadirkan teknologi yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi bisnis di bidang peternakan. Beberapa start up di bidang peternakan memberikan perspektif baru, baik bagi industri peternakan maupun bagi peternak.

Di era revolusi industri 4.0 bagi petani khususnya petani rakyat harus menjadi perhatian. Ada beberapa kewajiban komunitas petani untuk bertahan di era bisnis digital.

Pertama, infrastruktur informasi dan teknologi berupa jaringan internet.

 

Kedua, pengelompokan wilayah menurut spesialisasi di bidang peternakan seperti sapi dan unggas, untuk distribusi pembibitan, penggemukan, pemotongan, atau produksi susu.

 

Ketiga, pemanfaatan financial technology sebagai inovasi dalam akses permodalan. Terakhir, jaringan bisnis melalui sistem aplikasi.  Efisiensi dapat dicapai dalam bidang transportasi, logistik, komunikasi dan produksi melalui jejaring.

 

Era revolusi industri 4.0 merupakan sebuah peluang sekaligus tantangan untuk disimak dengan baik. Peran manusia secara bertahap diambil alih oleh mesin otomatis. Akibatnya, jumlah pengangguran semakin meningkat. Oleh karena itu, untuk memanfaatkan peluang dan menjawab tantangan revolusi industri 4.0, lulusan perguruan tinggi di Indonesia dituntut memiliki kemampuan literasi data, teknologi dan informasi.

 

Literasi data diperlukan untuk meningkatkan keterampilan dalam memproses dan menganalisis data besar untuk kepentingan peningkatan layanan publik dan bisnis.

 

Literasi teknologi menunjukkan kemampuan memanfaatkan teknologi digital untuk mengolah data dan informasi.

 

Padahal human literacy harus dikuasai karena menunjukkan unsur-unsur softskill atau pengembangan karakter individu untuk dapat berkolaborasi, adaptif dan arif di era "banjir" informasi.

 

Penerapan industri 4.0 dalam pengolahan produk ternak mampu mendorong proses inovasi dan meningkatkan produktivitas, mempercepat proses produk dan pengemasan dengan baik, produk yang dihasilkan lebih spesifik dalam skala dan lebih baik sehingga mendorong terciptanya produk yang andal.

 

Di era industri 4.0 keberadaan teknologi peternakan sangat penting. Dimana saat ini pertumbuhan penduduk semakin meningkat dan banyak mengkonsumsi produk olahan dari ternak dan unggas. Kaum milenial menuntut segala sesuatu yang praktis dan instan dengan pola penyajian makanan atau kecepatan dalam mengonsumsi produk olahan dari daging.  Ini menjadi peluang bagi bidang produk peternakan untuk dapat memenuhi permintaan konsumen dan tantangan untuk memberikan yang terbaik bagi konsumen dalam penyediaannya, apalagi di era industri 4.0 ini, setiap produk olahan ternak dapat disajikan dengan cepat, praktis. dan ekonomis.

No comments: