Industri peternakan sebagai penghasil produk pangan olahan semakin berkembang. “Di era industri 4.0 atau disrupsi industri, di mana produk hewan dibuat dan semuanya dibuat lebih cepat, lebih pintar, dan lebih efisien.“ Industri di era disrupsi itu terkait dengan teknologi serba digital yang terhubung ke internet,
Manusia akan selalu
bergantung pada ketersediaan pangan seperti daging. Permintaan daging terus
meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi dunia yang eksponensial. Oleh
karena itu, industri pemasok daging harus terus berinovasi untuk menghasilkan
pangan dalam jumlah besar dalam waktu cepat di era revolusi industri 4.0.
Teknologi akan selalu
berkembang untuk menunjang berbagai aspek kehidupan manusia termasuk dalam
bidang peternakan. Disrupsi pada dasarnya dapat dikatakan sebagai bentuk
inovasi dalam berbagai aspek, tidak hanya terkait dengan teknologi informasi
(information technology) saja, sehingga dapat terjadi dalam konsep bisnis atau
segala macam hal. Era disrupsi dianggap
mengubah hidup menjadi lebih baik.
Era disrupsi ditandai
dengan generasi milenial yang terus unjuk gigi dengan bekerja, berlomba-lomba
menghadirkan teknologi yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan
efisiensi bisnis di bidang peternakan. Beberapa start up di bidang peternakan
memberikan perspektif baru, baik bagi industri peternakan maupun bagi peternak.
Di era revolusi
industri 4.0 bagi petani khususnya petani rakyat harus menjadi perhatian. Ada
beberapa kewajiban komunitas petani untuk bertahan di era bisnis digital.
Pertama, infrastruktur
informasi dan teknologi berupa jaringan internet.
Kedua, pengelompokan
wilayah menurut spesialisasi di bidang peternakan seperti sapi dan unggas,
untuk distribusi pembibitan, penggemukan, pemotongan, atau produksi susu.
Ketiga, pemanfaatan
financial technology sebagai inovasi dalam akses permodalan. Terakhir, jaringan
bisnis melalui sistem aplikasi. Efisiensi
dapat dicapai dalam bidang transportasi, logistik, komunikasi dan produksi
melalui jejaring.
Era revolusi industri
4.0 merupakan sebuah peluang sekaligus tantangan untuk disimak dengan baik.
Peran manusia secara bertahap diambil alih oleh mesin otomatis. Akibatnya,
jumlah pengangguran semakin meningkat. Oleh karena itu, untuk memanfaatkan
peluang dan menjawab tantangan revolusi industri 4.0, lulusan perguruan tinggi
di Indonesia dituntut memiliki kemampuan literasi data, teknologi dan
informasi.
Literasi data
diperlukan untuk meningkatkan keterampilan dalam memproses dan menganalisis
data besar untuk kepentingan peningkatan layanan publik dan bisnis.
Literasi teknologi
menunjukkan kemampuan memanfaatkan teknologi digital untuk mengolah data dan
informasi.
Padahal human literacy
harus dikuasai karena menunjukkan unsur-unsur softskill atau pengembangan
karakter individu untuk dapat berkolaborasi, adaptif dan arif di era
"banjir" informasi.
Penerapan industri 4.0
dalam pengolahan produk ternak mampu mendorong proses inovasi dan meningkatkan
produktivitas, mempercepat proses produk dan pengemasan dengan baik, produk
yang dihasilkan lebih spesifik dalam skala dan lebih baik sehingga mendorong
terciptanya produk yang andal.
Di era industri 4.0
keberadaan teknologi peternakan sangat penting. Dimana saat ini pertumbuhan
penduduk semakin meningkat dan banyak mengkonsumsi produk olahan dari ternak
dan unggas. Kaum milenial menuntut segala sesuatu yang praktis dan instan
dengan pola penyajian makanan atau kecepatan dalam mengonsumsi produk olahan dari
daging. Ini menjadi peluang bagi bidang
produk peternakan untuk dapat memenuhi permintaan konsumen dan tantangan untuk
memberikan yang terbaik bagi konsumen dalam penyediaannya, apalagi di era
industri 4.0 ini, setiap produk olahan ternak dapat disajikan dengan cepat,
praktis. dan ekonomis.
No comments:
Post a Comment