Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design: Kisi Karunia
Base Code: Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Monday 9 November 2020

Strain-Cerpelai virus COVID-19 di Denmark


Pada 5 November 2020, otoritas kesehatan di Denmark melaporkan 12 kasus COVID-19 pada manusia yang disebabkan oleh jenis virus SARS-CoV-2 yang terkait dengan mink. Semua 12 kasus tinggal di Jutlandia Utara dan menjadi tidak sehat pada bulan September. Delapan kasus terkait dengan peternakan cerpelai dan empat kasus berasal dari masyarakat setempat. Sejak Juni 2020, 214 kasus COVID-19 pada manusia telah diidentifikasi di Denmark dengan varian SARS-CoV-2 yang terkait dengan cerpelai, termasuk 12 kasus dengan varian unik. Strain varian khusus ini menampilkan kombinasi mutasi yang tidak didokumentasikan sebelumnya. Tes laboratorium yang dilakukan di Denmark menunjukkan bahwa jenis ini mungkin telah mengurangi respons terhadap antibodi penawar terhadap SARS-CoV-2. Temuan ini merupakan studi pendahuluan dan studi lebih lanjut serta kolaborasi internasional sedang berlangsung untuk memastikannya.

 

Denmark telah menilai bahwa peredaran SARS-CoV-2 yang sedang berlangsung di peternakan cerpelai, kerentanan cerpelai, dan kemudahan penularan di antarmuka manusia-hewan merupakan risiko bagi kesehatan masyarakat di negara tersebut. Perubahan genetik pada varian yang dapat memengaruhi risiko infeksi ulang pada manusia, serta diagnostik, terapeutik, dan vaksin terkait COVID-19, menjadi menambah perhatian. Lebih banyak penelitian ilmiah dan laboratorium diperlukan untuk menilai masalah ini. Denmark telah membagikan urutan strain ke repositori urutan genetik GISAID untuk membantu peneliti menentukan signifikansi mutasi.

 

COVID-19 menyebar terutama melalui penularan dari manusia ke manusia, tetapi penularan juga telah diamati antara manusia dan beberapa hewan, seperti pada anjing di Hongkong, Jepang, Kanada, dan Amerika Serikat; pada kucing domestik di Hongkong, Belgia, Prancis, Spanyol, Jerman, Rusia, Inggris, Kanada, dan Amerika Serikat, Chile, dan Brazil; pada cerpelai di Denmark, Belanda, Spanyol, Italia, dan Swedia.


Di Denmark telah dilaporkan bahwa virus dapat berpindah antara cerpelai dan manusia. Hal ini yang selalu menjadi perhatian ketika virus berpindah dari hewan ke manusia karena perubahan genetik dapat terjadi saat virus tersebut berpindah bolak-balik.


Menurut laporan yang tercatat per 6 November 2020 dari Badan Kesehatan Hewab Dunia (OIE), Denmark telah melaporkan kejadian COVID-19 ke OIE sebanyak enam kali yaitu pertama kali dilaporkan sebagai Pembaruan Situasi 1 pada tanggal 17 Juni 2020, kemudian Pembaruan Situasi 2 pada tanggal 3 Juli 2020, dilanjutkan Pembaruan Situasi 3 pada tanggal 4 Agustus 2020, lalu Pembaruan Situasi  4 pada tanggal 1 Oktober 2020, serta Pembaruan Situasi 5 pada tanggal 6 Oktober 2020, dan terakhir Pembaruan Situasi 6 pada tanggal 5 November 2020.

 

Jenis varian SARS-CoV-2 terdeteksi setelah surveilans yang ditingkatkan di komunitas di sekitar peternakan cerpelai yang dilakukan oleh Danish State Serum Institute (SSI) di Kementerian Kesehatan. Untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dari ini dan strain terkait cerpelai lainnya pada manusia, pihak berwenang Denmark telah mengumumkan berbagai tindakan, termasuk pemusnahan semua cerpelai yang tersisa di peternakan di Denmark. Tindakan kesehatan masyarakat lainnya termasuk peningkatan pengawasan penyakit COVID-19, peningkatan pengurutan strain SARS-CoV-2 di seluruh Denmark, dan tindakan kesehatan masyarakat dan sosial yang luas termasuk pembatasan pergerakan untuk populasi di tujuh kota di barat laut Denmark yang berada terpengaruh, untuk mengurangi penularan lokal.

 

Bukti yang tersedia sejauh ini tidak menunjukkan perubahan apa pun pada virus yang memengaruhi penularan virus, atau tingkat keparahan penyakit yang terkait dengan galur varian baru ini.

 

Tanggapan WHO

WHO / Eropa mengadakan pertemuan dengan pihak berwenang Denmark dan Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC) pada 5 November untuk memahami dan membahas rincian temuan, dan menawarkan dukungan.

 

WHO akan mengoordinasikan diskusi lebih lanjut dengan jaringan ahli virologi dan menindaklanjuti dengan negara penghasil cerpelai lainnya. Pihaknya juga akan terus memantau penularan antara hewan dan manusia untuk menilai potensi risiko yang ditimbulkan terhadap kesehatan masyarakat.

 

Perubahan virus

Virus biasanya bermutasi atau berubah seiring waktu. WHO telah mengikuti perubahan genetik pada virus COVID-19 sejak dimulainya pandemi melalui kelompok kerja virologi COVID-19 khusus. Ketika virus berpindah dari manusia ke populasi hewan seperti cerpelai, dan kembali ke manusia, ia dapat memperoleh mutasi yang unik. Analisis terperinci dan studi ilmiah diperlukan untuk lebih memahami mutasi yang dilaporkan baru-baru ini.


Sumber:

1.  WHO.Regional Office for Europe.   https://www.euro.who.int/en/countries/denmark/news/news/2020/11/mink-strain-of-covid-19-virus-in-denmark

2.  OIE, COVID-19 Portal.     https://www.oie.int/en/scientific-expertise/specific-information-and-recommendations/questions-and-answers-on-2019novel-coronavirus/events-in-animals/

No comments: