Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design: Kisi Karunia
Base Code: Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Sunday, 24 March 2024

Rahasia Berumur Panjang

 

Hari ini 16 Oktober 2023 adalah hari pangan sedunia. Untuk memperingatinya disini akan disampaikan pentingnya “Pola Konsumsi Pangan” dalam mendukung angka harapan hidup (AHH). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat AHH penduduk Indonesia sebesar 73,6 tahun pada 2022. Angkanya meningkat 0,1 tahun dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebesar 73,5 tahun.

 

AHH orang Jepang menduduki peringkat pertama Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Berdasarkan catatan WHO angka rata-rata AHH penduduk Jepang berada 84,3 tahun. Tingginya AHH orang Jepang lantaran perhatian pemerintah terhadap penduduknya sangat tinggi, seperti tingkat perawatan kesehatan tinggi, biaya pengobatan murah, dan kemudahan akses berobat serta keamanan-ketahanan pangan. Masyarakat Jepang selain memiliki kesadaran kesehatan tinggi juga memiliki budaya makan dengan asupan lemak lebih rendah dibanding negara lain.

 

Di Jepang ada salah satu kawasan yang disebut “Blue Zone” atau “Zona Biru” di dunia, tempat dimana populasi penduduknya memiliki AHH yang jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata sedunia. Tempat itu adalah Kepulauan Okinawa.

 

Ada banyak faktor yang dianggap mendukung umur panjang penduduk Okinawa. Iklim laut subtropis yang hangat dan stabil sepanjang tahun. Lingkungannya yang beragam, mulai dari tepi laut yang indah, hutan lebat, hingga kawasan berbatu gamping. Penduduknya memiliki kebiasaan pola komsumsi pangan yang sehat dan pola pikir positif yang timbul dari budaya kepulauan.

 

“Blue Zone” atau Zona Biru

 

Zona biru adalah kawasan di dunia yang penduduknya mempunyai AHH lebih lama di atas rata-rata di dunia. Istilah ini dikembangkan oleh Gianni Pes, Michel Poulain, dan Dan Buettner. Banyak dijumpai penduduk di wilayah Zona biru bisa hidup sampai usia 90 hingga 100 tahun.

 

Lima kawasan yang termasuk ke dalam Zona Biru di dunia yaitu: (1) Okinawa, Jepang, (2) Saridnia, Italia, (3) Nicoya, Kosta Rika, (4) Icaria, Yunani, dan (5) Loma Linda, Amerika Serikat. Setelah peneliti ini melakukan riset panjang, disimpulkan bahwa rahasia penduduk Zona biru berumur panjang karena mereka mempunyai pola konsumsi pangan dan hidup sehat.

 

Pada awalnya, tampak kelima lokasi ini tidak memiliki banyak kesamaan. Namun semua tempat tersebut relatif hangat sepanjang tahun, wilayah yang cukup kecil-terpencil, dan dekat dengan laut.

 

Perbedaan budaya diantara ke lima zona jauh lebih besar daripada keadaan alamnya. Dapat dikatakan bahwa seseorang dari Loma Linda akan mengalami “Culture shock” atau “Gegar budaya” jika tiba-tiba dipindahkan ke Okinawa dan sebaliknya. Keindahan Zona Biru bukan merupakan salah satu faktor utama, namun merupakan salah satu bagian pendukung yang membuat penduduknya berumur panjang.

 

Jadi apa rahasianya?

 

Mengapa orang-orang di tempat-tempat Zona Biru, meskipun memiliki perbedaan budaya yang mencolok, mereka memiliki kemampuan yang sama yaitu dapat mencapai usia 90-an atau lebih. Bahkan sebagian besar penduduknya dapat terhindar dari penyakit yang berat seperti penyakit jantung dan kanker.

 

Mari kita pelajari pendapat Dan Buettner sang penulis, pendidik, dan penjelajah kawasan dunia. Dia adalah sang penemu Zona Biru dan yang kemudian mempopulerkan istilah Zona Biru. Dia mempelajari dan membeberkan begitu istimewanya 5 kawasan ini beserta penghuninya. Kita dapat menarik pelajaran dari pakar ini lalu mempraktikan keajaiban Zona Biru ke dalam kehidupan kita.

 

Pola pangan nabati

 

Menu orang-orang di Okinawa Jepang mungkin tidak menampilkan hidangan yang sama seperti yang ada di restoran di Sardinia Italia. Namun akan ditemukan persamaan bahan makanan utama mereka. Ini hampir sama yang ditemukan juga di Zona Biru lainnya.

 

Di kelima tempat tersebut, persamaannya sebagian besar mencakup pola konsumsi pangan yang berasal dari nabati atau tumbuh-tumbuhan. Ada lima pilar dalam setiap pola pangan Zona Biru: (1) biji-bijian, (2) sayur-sayuran, (3) umbi-umbian, (4) buah-buahan dan (5) kacang-kacangan. Yang paling utama adalah kacang-kacangan. Secangkir kacang-kacangan setiap hari dapat menambah dua hingga tiga tahun AHH.

 

Mengenai jenis kacang-kacangan yang akan dikonsumsi, tidak boleh salah pilih. Namun untuk mendapatkan variasi nutrisi yang lengkap, sebaiknya kita mengkombinasikan jenis kacang-kacangan yang kita konsumsi. Meskipun kacang-kacangan dikemas dalam kalengpun dapat menjadi pilihan yang tepat. Namun Buettner merekomendasikan penggunaan kacang kering bila memungkinkan.

 

Banyak minum teh

 

Mereka minum teh herbal sepanjang hari. Orang Okinawa biasa minum teh hijau, sedangkan di Ikaria biasa minum teh yang dibuat dari oregano, rosemary, atau mint. Minuman ini mengandung antioksidan yang dapat menjadi pembersih arteri. Mereka juga biasa menikmati kopi di pagi hari.

 

Bersosialisasi

 

Pola konsumsi pangan merupakan salah satu bagian utama dari Zona Biru, sedangkan aktivitas sosial, komunitas, dan kesadaran yang kuat terhadap tujuan hidup seseorang merupakan faktor penting lainnya. Sekalipun kita seorang yang introvert, disarankan untuk bersosialisasi dengan masyarakat sekitarnya. Faktanya, bersosialisasi dapat membantu kita tetap sehat, bahagia, dan bugar. Menghabiskan waktu bersama orang-orang yang kita sayangi dapat membuat pikiran kita tetap aktif dan juga menginspirasi stimulasi kognitif. Orang-orang yang suka bersosialisasi berisiko lebih rendah terkena kondisi stres kronis dibandingkan dengan mereka yang suka menghabiskan lebih banyak waktu sendirian atau suka menyendiri.

 

Pilihan untuk hidup menyendiri akan mengurangi delapan tahun AHH bagi mereka di kota besar. Namun hal ini tidak terjadi di kawasan Zona Biru. Boleh dikatakan bahwa orang di Zona Biru tidak bisa keluar dari rumahnya tanpa bertemu seseorang yang mereka kenal.

 

Memiliki tujuan

Orang-orang di Zona Biru bangun pagi hari selalu memiliki tujuan apa yang akan dikerjakan pada hari itu. Mereka selalu terdorong pada makna dan tujuan hidupnya. Mereka nenanamkan dalam keluarganya untuk menjaga otak tetap aktif bekerja. Tidak merasa tertekan karena tidak berharga dalam hidupnya. Ini tidak seperti kebanyakan orang-orang yang tinggal di kota besar.

 

Berjalan kaki setiap hari

 

Buettner menemukan, orang-orang yang tinggal di zona biru cenderung berolahraga lebih banyak daripada kebanyakan orang di belahan dunia lain. Tiga dari lima Zona Biru (Okinawa, Ikaria dan Sardinia) berlokasi di kawasan yang sempit dan curam yang kurang memiliki akses ke jalan raya. Akibat terisolasinya di puncak bukit yang terpencil ini dapat melindungi zona-zona ini dari dampak negatif globalisasi. Mereka membentuk hubungan sosial yang erat satu sama lain. Sehingga merela melakukan banyak aktivitas jalan naik dan turun bukit ke dalam rutinitas sehari-hari.

 

Berjalan kaki merupakan salah satu jenis olahraga terbaik yang mereka lakukan setiap hari tanpa disadarinya. Mereka dapat melakukannya tanpa memikirkan atau menjadwalkannya. Masyarakat tidak terlalu bergantung pada kendaraan pribadi. Mereka lebih banyak menggunakan transportasi umum sehingga mereka harus lebih banyak berjalan kaki.

 

Tidak ada ramuan ajaib

 

Pada akhirnya, rahasia Zona Biru pada saat in tidak begitu rahasia lagi. Karena kita sudah semakin banyak belajar dan memahami setiap upaya mereka dalam mencapai kesehatan dan kebahagiaan prima.

 

Pada zaman sekarang semua orang mencari pil diet, serum atau suplemen ajaib. Namun kita tidak menemukannya di kawasan Zona Biru. Sebagian besar perilaku mereka didorong oleh lingkungan yang tepat. Jika orang kota besar ingin menjadi lebih sehat, maka harus meninggalkan pola konsumsi pangan yang buruk. Disarankan untuk mengubah lingkungan kota, sekolah, dan tempat kerja dengan dukugan kebiasaan dan perilaku yang baik.

 

Kita juga perlu menanamkan nilai-nilai Zona Biru ke dalam kehidupan kita. KIta dapat mulai menilai posisi kita saat ini dan apa yang ingin kita ubah dengan mengikuti pola konsumsi pangan berstandar Zona Biru. Setelah mengetahui bahan pembelajaran ini, kita dapat memulai dengan suasana makan malam lebih baik dengan cara tidak makan sendirian; dan memilih biji-bijian utuh daripada panganan yang digoreng.

 

Contoh menu ala Zona Biru

 

Suzanne Dixon adalah seorang ahli diet, ahli epidemiologi, dan penulis medis membagikan tipsnya menjalani hari makan ala Zona Biru pada menu di bawah ini:

Sarapan: Oatmeal (gandum, dan susu sapi atau nabati) dengan blueberry dan pisang ditambah 1 cangkir yogurt ditambah kopi dengan kayu manis dan kapulaga.

Cemilan pagi: Segenggam kenari dan ceri kering ditambah secangkir teh hijau.

Makan siang: Burrito kacang dengan wortel, kangkung, dan kubis yang diparut dan ditumis. Ditambah jinten, bubuk cabai dan sedikit garam untuk menambah rasa.

Cemilan siang: Apel dengan mentega mete ditambah secangkir teh (kamomil, rose hip, kembang sepatu, atau herbal lainnya)

Makan malam: Tumis salmon dengan jus lemon ditambah minyak zaitun, timi, garam dan merica ditambah biji-bijian dengan irisan aprikot kering dan irisan almond ditambah 1/2 ubi ditambah salad kangkung atau lobak.

 

Makan bersama

 

Catatan perilaku khas Zona Biru terhadap makanan, orang kebanyakan makan untuk hidup, namun orang Zona Biru hidup bukan untuk makan. Setiap makan bersama menjadi waktu utama untuk berinteraksi dengan anggota keluarga. Mereka meluangkan waktu untuk menikmati makanan dalam kebersamaan dengan santai.

 

Selain menambah kehangatan bersama seluruh anggota keluarga, kebiasaan ini juga bermanfaat bagi kesehatan fisik dan psikis. Setelah seharian menjalani aktivitas masing-masing, makan bersama dengan keluarga merupakan kegiatan yang menyenangkan.

Makan bersama dengan keluarga adalah waktunya untuk kebersamaan, berbagi cerita, saling mendukung, dan memelihara hubungan keluarga. Momen ini merupakan kesempatan untuk mensyukuri semua nikmat yang mereka peroleh dari Tuhan yang Maha Esa.

 

SUMBER:

Pudjiatmoko. Pola Konsumsi Pangan dan Gaya Hidup Penduduk “Zona Biru” yang Berumur Panjang Pangan News. 16 Oktober 2024. https://pangannews.id/berita/1697434511/pola-konsumsi-pangan-dan-gaya-hidup-penduduk-zona-biru-yang-berumur-panjang

No comments: