Gelembung berukuran mikro membantu merestorasi perairan yang tercemar.
Tim periset LIPI Bandung mengembangkan ultrafine nano bubble untuk merestorasi air yang tercemar. "Resirasi ini mengembalikan kwalutas air" kata peneliti LIPI Anto Tri Sugiarto pada Selasa 5 November lalu.
Pembuatan pembersih air ini berawal dari rendahnya tingkat efisiensi kelarutan oksigen dalam air dalam proses pengolahan air. Alat Tim LIPI itu bekerja secara sederhana mencampurkan air dan udara dengan sudut pencampuran tertentu di dalam tabung (swirl). Air diputar dengan kecepatan tertentu untuk memecah udara menjadi gelembung berukuran mikrometer, bahkan nanometer.
Teknologi ini, menurut Anto, awalnya dikembangkan di Jepang. Namu para peneliti LIPI memperbaiki dan mematenkan sudut serangnya. "Ini sudutkecepatan air agar dapat memecah gelembung udara dengan tepat" ujar Doktor lulusan Gunma University, Jepang, itu.
Para peneliti LIPI telah mencoba sistem ini untuk mwmbersihkan Kali Item yang keruh dan berbau menyengat saat Asian Games 2018 di Kemayoran Jakarta Pusat. Alat nano nubble mampu menjernihkan air dan melenyapkan bau tak sedap yang keluar dari kali. "Itu bukan sulap" ucap Anto.
Teknologi pemompa udara biasa hanya menghasilkan gelembung berukuran besar, yang mengapung dan pecah di permukaan air. Akibatnya, persediaan udara di dalam air sedikit. Generator Nano Bubble yang dikembangkan sejak 2016 itu memproduksi gelembung berukuran mikrometer dan bertahan lebih lama di dalam air. Perubahan kondisi udara di dalam air seperti itu berpengaruh pada aktivitas organisme air, termasuk ikan dan udang.
Untuk membersihkan perairan yang tercemar, udara dialirkan dengan campuran gas ozon. Gas ini bisa membongkar ikatan senyawa benzena, bahan beracun yang sulit dipecahkan oleh bakteri. “Setelah pecah, bakteri bisa bekerja mengurai,” kata Kepala Satuan Kerja di Balai Pengembangan Instrumentasi LIPI Bandung itu.
Proses itu dapat menjernihkan air yang keruh. Bau air yang tercemar juga lenyap. Selain itu, bakteri E. coli mati sehingga air hasil restorasi tersebut dapat menjadi air baku minum. Konsep pembersihan air dengan gelembung udara mikro ini juga bisa diterapkan di tambak ikan dan udang. Bedanya, gas yang dipakai adalah oksigen untuk membantu hidup populasi ikan atau udang di kolam.
Kolam berukuran 1 meter persegi bisa diisi hingga 600 udang. Padahal, sebelum dialiri gelembung mikro, populasinya hanya berkisar 75-150 ekor. “Tidak jadi masalah karena oksigennya cukup,” ujar Anto.
Generator itu telah dites di kolam budi daya udang vaname milik Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan di Karawang, Jawa Barat. Udang vaname merupakan produk budi daya hasil laut terbesar kedua selain ikan. Sebanyak 80 persen udang vaname menjadi produk ekspor nasional. Masalahnya, budi daya udang vaname terganjal masalah virus penyakit dan lahan yang terbatas. Generator Nano Bubble bisa menaikkan kadar oksigen dalam air tambak sekaligus menekan virus penyakit.
Alat cukup dihidupkan selama enam jam dalam sehari. Bakteri pun mendapat pasokan oksigen sehingga lebih cepat mengurai lumpur kotoran udang di dasar tambak. Dengan demikian, tingkat kematian udang bisa ditekan. “Yang hidup di atas 95 persen dari biasanya 80-85 persen,” kata Anto.
Sumber:
Majalah Tempo, Edusi 20 Novembet 2019
Sunday, 24 November 2019
Gelembung Mikro Pembersih Air
Posted by Drh.Pudjiatmoko,PhD at 10:49
Labels: Lingkungan Hidup
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment