Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design: Kisi Karunia
Base Code: Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Friday, 16 September 2016

China pernah sukses di atas air, saat ini harus menghadapi masalah air

Tempat kelahiran peradaban adalah empat wilayah peradaban kuno yaitu Mesopotamia, Mesir, lembah Indus, dan China. Semua peradaban tersebut bisa bangkit dan berkembang karena didukung oleh sungai besar. Peradaban Mesopotamia berhubungan dengan lembah sungai Tigris dan sungai Efrat, peradaban Mesir dengan lembah Sungai Nil, peradaban India dengan lembah Sungai Indus dan Gangga, dan peradaban China dengan lembah sungai Kuning dan sungai Yangtze. Air sangat diperlukan untuk aktivitas kegidupan manusia. Peradaban manusia telah berkembang maju dengan memanfatkan air.

Di antara wilayah ini dari empat peradaban besar tersebut, adalah China di mana belakang ini menghadapi masalah krisis air. Menurut CNN Hong Kong, telah terjadi penurunan tanah secara umum di Beijing, dan distrik terparah. Tanah tersebut amblas sekitar 11 cm dalam setahun yang dilaporkan 27 Juni 2016. Data ini diumumkan oleh kelompok riset internasional yang berbasis di China. Kelompok riset mengatakan bahwa penurunan tanah ini akibat menipisnya air tanah. Di Beijing, dua-pertiga dari pasokan air untuk industri dan rumah tangga biasanya berasal dari air tanah. Bahkan secara nasional, penggunaan air bawah tanah jumlahnya sepertiga dari total pasokan air yang ada. Oleh karena itu, air bawah tanah merupakan sumber penting pasokan air di China.

Total sumber daya air di China begitu besar jumlahnya mencapai 2.325,85 milyar meter kubik, merupakan terbesar ke-4 di dunia. Populasi penduduk China begitu besar tetapi jumlah sumberdaya-air per kapita hanya 1.730,4 meter kubik. Angka ini sangat kecil di dunia. Selain itu, ketersedian sumber air di daerah tersebut tidak merata. Secara umum, ketersediaan air jumlahnya berkurang yaitu di bagian utara China, termasuk Timur Laut, Utara, dan daerah Barat-laut. Beijing berada di kawasan Utara. Di sisi lain, air melimpah di Tengah Selatan, Selatan, dan daerah Barat-Daya. Masalahnya adalah bahwa air berkurang, sementara konsumsi meningkat. Orang di Barat-Laut China menderita kekurangan air kronis.

Industrialisasi membutuhkan sejumlah besar konsumsi air. Orang menggunakannya untuk mencuci, pendinginan, dan sebagainya. Hanya beberapa industri seperti sektor jasa tidak menggunakan banyak air. Untuk pembangunan ekonomi China telah menjadi masyarakat yang mengkonsumsi air dalam jumlah besar. Kebutuhan air dalam rumah tangga masyarakat China berubah secara dramatis. Penggunaan air di toilet telah berkembang secara luas. Meskipun di wilayah pedesaan, orang masih buang hajat secara "Ni Hao", gaya toilet komunal yang masih dilengkapi dengan lubang toilet usang, di mana mereka biasa ngobrol dan jongkok di toilet yang sama di tempat yang sama. Namun, toilet modern yang disentor menggunakan air sekarang sudah tersebar luas di daerah perkotaan. Ini merupakan revolusi toilet di China.

Tidak dapat dipungkiri bahwa konsumsi air melonjak. Selain itu, pada saat ini kesadaran mereka meningkat dalam menjaga kebersihan diri. Akibatnya, orang lebih sering mandi, dan lebih sering mencuci pakaiannya. Di masa lalu, biasanya orang-orang jarang mencuci pakaiannya bahkan di Jepang dan Eropa. Namun, sekarang mereka mencuci pakaian sehari-hari lebih sering. Orang China mengikuti tren ini.  Air sangat diperlukan untuk mempertahankan standar budaya hidup sekarang.

Bukan hanya kritis kuantitas air di China, tetapi kualitas air juga memburuk dengan cepat. Menurut "Laporan Bulanan Penggunaan Air Tanah" yang dirilis oleh Departemen Sumber Daya Air China Januari 2016, mereka melakukan penelitian pengamatan kualitas air dari 2.103 sumur di Songliao dataran wilayah Timur Laut dan dataran Jianghan di daerah pedalaman tahun lalu, dan ternyata 80% dari air tanah terkontaminasi parah untuk air minum. Telah terjadi pencemaran air tanah serius, terutama di daerah yang langka air.
      
Sering terlihat warna sungai China berubah secara mencolok akibat polusi air yang mengerikan. Namun demikian, jika mau mengambil tindakan dengan tepat, dibutuhkan waktu relatif singkat untuk membersihkan air sungai. Sungai China mengalir lebih lambat dari yang di Jepang, sehingga butuh waktu lebih lama untuk membersihkannya. Namun, setelah air bawah tanah terkontaminasi di wilayah yang luas, maka sangat sulit untuk menghilangkan atau menurunkan polusinya. Dalam kasus-kasus di China, pencemaran air berhubungan erat dengan polusi tanah. Orang melepaskan limbah pabrik ke bawah tanah, dan membenamkan limbah industri ke dalam tanah. Pencemaran air di China cukup serius, baik cemaran bakteri E. coli maupun logam berat.
      
Untuk menanggulanginya sangat penting melakukan usaha kegiatan sebagai berikut: (1) Mencegah pencemaran air tanah yang berkelanjutan; (2) Diperlukan kerangka sosial dalam rangka membersihkan limbah dan mendaur ulang limbah; (3) Menghilangkan pencemaran air tanah yang terkontaminasi; (4) Menyediakan cadangan sumber air yang baik; (5) Mengenalkan dan menerapkan teknologi hemat air.
      
Orang Jepang telah menyadari tentang pentingnya penggunaan dan pengamanan air bersih. Air yang aman dan bersih sangat tertanam dalam budaya masyarakat Jepang. Tidak mengherankan mengapa Jepang terdepan dalam menerapkan teknologi penggunaan air untuk buang air besar.  Jepang memimpin teknologi hemat air di dunia. Dalam masalah penghematan air ini, Jepang dan China dapat bekerja sama satu sama lain. Sumber daya air akan menjadi isu yang terpenting dalam pembangunan ekonomi di masa depan. Jepang memiliki teknologi yang paling penting dalam bidang penggunaan air. Oleh karena itu sangat bagus jika kedua negara Jepang dan China dapat bekerja sama dengan baik terkait penggunaan dan pengamanan air.

Sumber :
"China that once thrived on water, faces water problems today" By  KODAMA Katsuya.  The English translation of an article which originally appeared on the e-Forum "Hyakka-Somei (Hundred Ducks in Full Voice)" of CEAC on 13 July, 2016, and was posted on "CEAC Commentary" on 25 August, 2016. 

No comments: