Pengenalan
MERS-CoV
Novel
Corona Virus (virus Corona baru) yang menyebabkan penyakit pernapasan pada
manusia berjangkit di Saudi Arabia sejak
bulan Maret 2012, sebelumnya virus ini tidak pernah ditemukan.
The
Corona Virus Study Group of The International Committee on Taxonomy of viruses
(Komite International Taxonomy Virus) 28 Mei 2013 sepakat Virus corona baru
bernama Middle East Respiratory Syndrome-Corona Virus (MERS-CoV) baik
dalam komunikasi publik maupun komunikasi ilmiah.
Virus
SARS tahun 2003 juga merupakan kelompok virus Corona dan dapat menimbulkan
pneumonia berat akan tetapi berbeda dari virus MERS-CoV.
MERS-CoV
adalah penyakit sindrom pernapasan yang disebabkan oleh virus Corona yang
menyerang saluran pernapasan mulai dari yg ringan sampai berat.
Gejalanya
klinis pada umumnya demam, batuk, gangguan pernafasan akut, timbul gambaran
pneumonia, kadang-kadang terdapat gejala saluran pencernaan misalnya diare.
Jumlah kasus di
dunia dan Kondisi Indonesia saat ini
Berdasarkan
laporan WHO, sejak September 2012 sampai September 2013, telah ditemukan 130
kasus konfirmasi MERS-CoV dengan 58 meninggal (CFR: 44,6%). Sejak September
2012 sampai dengan Juni 2016, terdapat 1.399 kasus MERS pada manusia dimana 594
meninggal (CFR: 42,5%).
Hingga saat ini belum ada laporan kasus MERS-CoV
di Indonesia.
Kelompok
risiko tinggi mencakup usia lanjut (lebih dari 60 tahun), anak anak, wanita
hamil dan penderita penyakit kronis (diabetes mellitus, Hipertensi, Penyakit
Jantung dan ginjal pernafasan, dan defisiensi immunitas.
Belum
terdapat pengobatan spesifik dan belum terdapat vaksin untuk manusia
Masa
Inkubasi
Masa inkubasi untuk MERS
(waktu antara ketika seseorang terkena MERS-CoV dan ketika mereka mulai
memiliki gejala) biasanya sekitar 5 atau 6 hari, tetapi dapat berkisar antara 2
sampai 14 hari.
Cara
penularan MERS-CoV
Virus
ini dapat menular antar manusia secara terbatas, dan tidak terdapat penularan
penularan antar manusia secara luas dan bekelanjutan. Mekanisme penularan belum
diketahui.
Kemungkinan
penularannya dapat melalui : (a)
Langsung : melalui percikan dahak (droplet) pada saat pasien batuk atau bersin.
(b)Tidak Langsung: melalui kontak dengan benda yang terkontaminasi virus.
Klasifikasi Virus
|
Group :
|
Group IV
((+) ssRNA)
|
Order :
|
Nidovirales
|
Family :
|
Coronaviridae
|
Subfamily :
|
Coronavirinae
|
Genus :
|
Betacoronavirus
|
Species
:
|
MERS-CoV
|
Coronavirus
merupakan virus berbentuk bulat dengan diameter sekitar 100-120 nm.
Kelelawar
diduga berpotensi sebagai sumber spillover MERS-CoV dari hewan ke
manusia
Ekspresi dipeptidyl peptidase 4 (DPP4) / CD26
pada permukaan sel berfungsi sebagai reseptor pada sel kelelawar terhadap
Infeksi MERS-CoV.
MERS-CoV dapat tumbuh di dalam sel kelelawar.
Analisis filogenetik gen replikase dari coronavirus
bahwa Mers-CoV terkait erat dengan Bat coronavirus Tylonycteris HKU4 dan
Bat coronavirus Pipistrellus HKU5, yang merupakan prototipe dua spesies
dalam garis keturunan C dari genus Betacoronavirus.
Bukti
Unta terinfeksi MERS-CoV
Agustus
tahun 2013, unta dromedary pertama kalinya diduga sebagai sumber infeksi pada
manusia karena telah diketahui terdapat
antibodi Mers-CoV pada dromedary dari Spanyol (Canary Islands) dan Oman.
Terbukti
bahwa:
(a)
Genom MERS-CoV terdeteksi pada swab hidung dari dromedary di Mesir,
Iran, Israel, Saudi Arabia, Kuwait, Oman, Pakistan dan Qatar;
(b)
Virus MERS-CoV diisolasi dari dromedary
di Mesir, Saudi Arabia dan Qatar.
Tiga spesies CoV terdeteksi pada unta
dromedaris (unta berponok satu)
1.MERS-CoV (betacoronavirus, kelompok C);
2.Betacoronavirus 1 (betacoronavirus, kelompok
A);
3. Human CoV 229E (alphacoronavirus).
Meskipun
CoV terdeteksi hampir sepanjang tahun pada hewan tersebut, prevalensi yang
relatif lebih tinggi adalah MERS-CoV dan Camelid α-CoV (diamati dari Desember
2014 hingga April 2015 di Saudi Arabia).
Unta
muda (berusia 0,5-1 tahun) menderita infeksi pernapasan tertinggi baik oleh
MERS-CoV maupun Camelid α-CoV.
Unta
muda tampaknya memainkan peran epidemiologi yang lebih penting dalam memelihara
kedua virus tsb.
Penularan
dari Hewan ke Manusia
Coronavirus
(CoVs) mampu menginfeksi manusia muncul melalui penularan lintas-induk semang
dari hewan.
Ada
bukti substansial terdapat kejadian MERS-CoV pada manusia dimana penularanannya
berasal dari unta dromedari (unta berponok satu).
Sebagian
besar didasarkan pada fakta bahwa virus yang terkait erat dengan MERS-CoV telah
diisolasi dari unta berponok satu.
Unta
berponok satu yang seropositif Mers-CoV distribusi geografisnya cukup luas,
maka masih memungkinkan terjadi penularan lanjutan pada waktu mendatang.
Pemahaman
lebih lanjut tentang penularan MERS-CoV lintas induk semang diperlukan untuk
menurunkan risiko penularan virus ini kepada manusia.
Jalur
penularan dari hewan ke manusia belum sepenuhnya dipahami
Unta
cenderung menjadi induk semang reservoir utama Mers-COV dan menjadi sumber
infeksinya dari hewan ke manusia.
MERS-CoV
telah diisolasi dari unta di Mesir, Oman, Qatar, dan Arab Saudi. Mers-CoV
tersebut identik dengan strain manusia.
Banyak
spesies dan strain Coronavirus
yang memiliki karakteristik yang berbeda, yang menyebabkan berbagai tanda
penyakit dari ringan sampai berat, baik pada manusia maupun hewan.
Penyebaran
Mers-CoV di beberapa negara
Sampai saat ini wabah sporadis MERS-CoV yang terjadi
pada kasus manusia telah dideteksi di 17 negara :
Timur
Tengah : Jordan, Kuwait, Oman, Qatar, Saudi Arabia, Uni Emirat Arab, dan Yaman
Eropa
: Perancis, Jerman, Yunani, Italia, dan Inggris
Afrika
: Tunisia dan Mesir
Asia:
Malaysia dan Philipina
Amerika
: Amerika Serikat
Penularan
MERS-CoV
Modus
utama dari virus shedding dari MERS- dan Camelid α-CoVs adalah dari
saluran pernapasan unta dromedaris.
Lebih
dari setengah dari swab hidung Mers-COV-positif (56,6%) juga positif untuk
camelid α-CoVs, menunjukkan sering infeksi campuran dari virus ini.
Dalam
survei dari swab hidung ditemukan dua hewan berisi semua tiga spesies CoVs.
Prevalensi
tinggi virus ini menunjukkan bahwa mereka enzootic di unta dromedaris.
Untuk
menguji keragaman genetik dan evolusi CoVs unta, sequencing metagenomic
dilakukan dengan menggunakan bahan swab asli yang positif dalam screening
RT-PCR awal.
Tiga
puluh delapan sampel ini terdapat infeksi campuran dari MERS-CoV dengan satu
atau kedua dari dua spesies lain CoV, tetapi hanya 14 sampel yang dihasilkan
dua genom lengkap.
β1-HKU23-CoVs
telah terdeteksi pada unta di Dubai, dan camelid α-CoVs berhubungan erat dengan
virus yang diisolasi dari alpacas di California pada tahun 2007.
Camelid
α-CoVs sekelompok dengan humam CoV 229E, agen penyebab pilek umum pada manusia.
Prevalensi
tinggi infeksi tanpa gejala dengan camelid α-CoVs di unta Arab Saudi menekankan
peran penting bahwa spesies ini berperan dalam ekologi CoV.
Vaksinasi
MERS-CoV pada hewan
Vaksin
MERS-CoV dapat mengurangi jumlah virus yang diproduksi di unta yang terinfeksi,
hal ini berpotensi menurunkan risiko bagi manusia. Mengurangi jumlah virus pada
ekskresi setelah vaksinasi pada unta sehingga berpotensi mengurangi penularan
ke manusia.
Vaksin
(strain lemah virus MERS) secara signifikan dapat menurunkan keberadaan virus
MERS dalam ingus dan air liur unta (Bart Haagmans, Science, Januari 2016).
Penularan
MERS ke manusia terjadi terutama melalui ekskresi hidung unta dromedaris.
MERS
pertama kali diidentifikasi di Arab Saudi pada 2012 dan telah mempengaruhi
sekitar 1.400 unta dromedaris, menurut sebuah tulisan ilmiah yang terpisah pada
kehadiran virus dan menyebar di negara itu (Science, Januari 2016). Penelitian
ini menegaskan ingus unta sebagai pembawa utama virus.
Wabah
besar MERS manusia dimulai Mei 2014. Virus menyebabkan demam, batuk dan sesak
napas, dan juga dapat menyebabkan gagal ginjal dan pembekuan darah. Menyebabkan
kematian sekitar sepertiga dari kasus manusia yang dilaporkan (Vaccine /
scientific paper).
Untuk
menguji mutu vaksin, 8 ekor unta ditantang dengan MERS-CoV. Empat ekor telah divaksinasi melalui tetes
hidung dan suntikan. Empat unta lainnya tidak divaksinasi sebagai kelompok
kontrol.
Unta
yang divaksinasi mengembangkan antibodi terhadap MERS dan tidak menunjukkan
gejala infeksi. Tapi hewan pada kelompok kontrol memperlihatkan gejala klinis
termasuk keluar ingus.
Terdapat
tiga strain (MERS-CoV, Betacoronavirus 1, Human CoV 229E) yang berbeda,
sehingga satu vaksin tidak mungkin efektif digunakan untuk semua kasus.
Hal
ini tidak mungkin untuk mengembangkan vaksin tunggal untuk mencegah tiga atau
lebih spesies coronavirus (Huachen Zhu, Universitas Hong Kong, Cina).
Belum
diketahui berapa lama kekebalan protektif yang diinduksi oleh vaksin akan
bertahan (Haagmans, Erasmus MC, Belanda)
Uji
Lab MERS-CoV
Spesimen
untuk pemeriksaan virus MERS-CoV adalah spesimen yang berasal dari saluran
nafas bawah seperti dahak, aspirat trakea dan bilasan bronkoalveolar. Spesimen
saluran pernafasan atas (nasofaring dan orofaring) tetap diambil terutama bila
spesimen saluran pernafasan bawah tidak memungkinkan dan pasien tidak memiliki
tanda-tanda atau gejala infeksi pada saluran pernapasan bawah.
Virus
MERS-CoV juga dapat ditemukan di dalam cairan tubuh lainnya seperti darah, urin, dan feses tetapi
kegunaan sampel tersebut di dalam mendiagnosa infeksi MERS-COV belum pasti.
Pemeriksaan diagnosis laboratorium kasus infeksi MERS-CoV dilakukan dengan
metoda RT-PCR dan dikonfirmasi dengan teknik sekuensing.
Diagnostic
Kit untuk
Hewan Diregistrasi OIE
§ Disease:
Middle East Respiratory Syndrome
§ Name of the Diagnostic kit
: BIONOTE® Rapid MERS-CoV Ag Test;
§ Name of the Manufacturer:
BioNote, Inc
§ Type of kit
: Immuno Chromatographic Assay
§ Purpose(s) validated
: Resolution No 15 adopted in May 2016 by the World Assembly of the OIE
Delegates
§ Date and Number of registration
: May 2016
§ Registration Number:
20160212
§ Validation studies Abstract Sheet
: AS Rapid MERS-CoV Test
§ Kit insert
: User's manual.
Pencegahan Penularan MERS-CoV
Masyarakat
yang akan berpergian ke negara-negara yang terdapat MERS-CoV menderita demam
dan gejala sakit saluran pernapasan bagian bawah (batuk, atau sesak napas )
dalam kurun waktu 14 hari sesudah perjalanan, segera periksakan ke dokter.
Belum
ada vaksin khusus yang dapat mencegah terjadinya penyakit ini.
Pencegahan
tetap dapat dilakukan dengan memperkuat imunitas tubuh.
Tutuplah
hidung dan mulut dengan tisu ketika batuk ataupun bersin dan segera buang tisu
tersebut ke tempat sampah.
Hindari
menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang belum dicuci.
Menghindari
kontak erat dengan penderita, menggunakan masker, menjaga kebersihan tangan
dengan sering mencuci tangan dengan sabun dan menerapkan etika batuk ketika
sakit.
Gunakan
masker dan jaga sanitasi tubuh dan lingkungan. Bila diperlukan bagi penderita
penyakit kronik, di kerumunan orang, badan tidak fit dan lain lain gunakan
masker.
Tindakan
isolasi dan karantina mungkin dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit
MERS-CoV.
Hindari
bepergian atau naik kendaraan umum namun jika terpaksa maka jangan menutup
jendela atau pintu.
Hindarilah
tempat umum dan ramai , dekat rumah sakit, internet cafe, tempat nongkrong,
bioskop, dan perpustakaan, jika kamu melakukannya maka pakailah masker dan
cucilah tangan anda secara bersih dan teratur.
Hindarilah
mengunjungi pasien dan periksa ke dokter di rumah sakit khususnya yang ada
pasien MERS. Hindari kontak secara dekat dengan orang yang sedang menderita
sakit, misalnya ciuman atau penggunaan alat makan atau minum bersama.
Cuci
tangan dengan sabun dan jangan menyentuh mulut, hidung, dan mata dengan tangan
telanjang.
Jagalah
keseimbangan gizi diet dan hendaklah berolah raga secara teratur untuk
meningkatkan sistem kekebalan tubuh kita.
Anak-anak
yang sistem kekebalan tubuhnya melemah harus memakai masker sepanjang waktu
untuk menghindari menyebarnya cairan tubuh seperti ludah/air liur.
Periksalah
suhu badan secara teratur dan tetaplah hati-hati dengan kondisi kesehatan.
Menjaga
sirkulasi udara di kamar.
Rajin
rajin Cuci Tangan Pakai Sabun. Bila tangan tidak tampak kelihatan kotor gunakan
antiseptik.
Bersihkan
menggunakan desinfektan untuk membersihkan barang-barang yang sering disentuh.
Gunakan pemutih ( bleach ) yang tersedia di pasar (dengan kandungan kimia
8-12%).
Cara
murah dan efektif membunuh kuman: Pakailah sarung tangan anti air, campur
pemutih dengan air dengan ukuran 1:100 (pemutih/bleach:air/water). Bersihkanlah tempat-tempat yang sering
dilewati orang secara teratur dan selama masa penyebaran virus, lebih baik
basmilah kuman rumah setiap hari.
Orang
– orang yang kontak erat dengan jemaah atau pelancong yang mengidap gejala –
tanda sakit saluran pernapasan akut yang disertai demam dan batuk , disarankan
untuk melapor ke otoritas Kesehatan setempat guna mendapat pemantauan MersCoV
dengan membawa kartu health alert yang dibagikan ketika berada diatas alat
angkut atau ketika tiba di bandara kedatangan.
Jika
ada keluhan atau gejala seperti tersebut diatas segera hubungi petugas
kesehatan, baik selama di Arab Saudi maupun sampai 2 minggu sesudah sampai
Indonesia.
Vaksin
MERS-CoV untuk Manusia belum ditemukan tapi ada harapan
Peneliti
jurnal Science Translational Medicine menemukan dua antibodi, yaitu
MERS-4 dan MERS-27, yang mampu memblokir sel-sel dalam cawan lab yang
terinfeksi virus MERS. Antibodi ini yang dikombinasikan, dapat menjadi
kandidat menjanjikan untuk intervensi terhadap MERS.
Peneliti
menemukan beberapa antibodi penetral yang mampu mencegah bagian kunci dari virus
untuk menginfeksi sel-sel tubuh manusia.