Pada hari Senin, 18 Juni, dimulai dari pukul 10.10 waktu
Meksiko atau pukul 23:10 WIB selama kurang lebih 50 menit, Perdana Menteri
Yoshihiko Noda dan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono yang tengah berkunjung
ke Los Cabos, Meksiko untuk menghadiri G-20 Los Cabos Summit, telah mengadakan
pertemuan tingkat tinggi Indonesia dan Jepang.
Turut mendampingi dari pihak Indonesia: Menteri
Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, Sekretaris Kabinet Dipo Alam, Menteri
Luar Negeri Marty Natalegawa, Menteri Keuangan Agus Martowardojo, Menteri
Perdagangan Gita Wirjawan dan lain-lain. Sementara dari pihak Jepang: Menteri
Keuangan Jun Azumi, Wakil Menteri Sekretaris Negara Hiroyuki Nagahama, Wakil
Menteri Luar Negeri Tsuyoshi Yamaguchi, Penasihat Perdana Menteri Shunichi
Mizuoka dan lain-lain.
Pada kesempatan pembicaraan kali ini, Perdana Menteri
Noda memberikan cindera mata kepada Presiden Yudhoyono berupa baju karate
dengan ban pinggang hitam bertuliskan Yudhoyono yang ditulis dalam huruf Jepang
Katakana.
1. Pembukaan
(1)
|
Presiden Yudhoyono menyampaikan
bahwa hubungan bilateral kedua negara amat baik dan ingin lebih ditingkatkan.
Selain itu juga disampaikan bahwa penguatan kerja sama secara regional oleh
kedua negara juga merupakan hal penting.
|
(2)
|
Menanggapi hal ini, Perdana
Menteri Noda mengatakan bahwa beliau menyambut penyelenggaraan pertemuan
tingkat tinggi yang pertama ini. Selain itu, beliau menyatakan bahwa peran
kemitraan strategis kedua negara bagi stabilitas dan kemakmuran kawasan
semakin bertambah, sehingga kerja sama yang erat dengan Presiden Yudhoyono
diperlukan tidak hanya pada hubungan bilateral namun juga bagi pemecahan
isu-isu kawasan dan global.
|
2. Hubungan Bilateral
(1)
|
Umum
Kedua pemimpin negara sepakat
bahwa saling pengertian di semua level adalah mutlak demi menuju penguatan
hubungan. Oleh karena itu, keduanya sepakat untuk secara pasti
menyelenggarakan 3 pertemuan tingkat menteri ( (1) dialog strategis tingkat
menteri, (2) pertemuan ekonomi tingkat menteri, (3) pertemuan antara menteri
pertahanan) dan dialog kebijakan di semua level, yang telah disepakati untuk
diselenggarakan secara regular pada waktu kunjungan Presiden Yudhoyono ke
Jepang tahun lalu.
Selain itu, Perdana Menteri Noda
menilai perkembangan kerja sama yang nyata akhir-akhir ini, seperti di bidang
politik dan keamanan, antara lain kerja sama antara Direktorat Jenderal
Kementerian Pertahanan, Bali Democracy Forum, kerja sama trilateral bantuan
bagi Palestina, ASEAN Regional Forum
Disaster Relief Exercise (ARF DiREx) dan lain-lain, dan kedua belah pihak
sepakat untuk lebih menguatkan kerja samanya.
|
(2)
|
Hubungan
perekonomian
Perdana Menteri Noda menyatakan
bahwa perkembangan kuat dari kekuatan ekonomi Indonesia merupakan motor
penggerak perekonomian kawasan dan melalui kerja sama pembenahan
infrastruktur khususnya terkait Metropolitan
Priority Area (MPA) yang menjadi fokus Indonesia, maka perkembangan
hubungan timbal balik di bidang ekonomi sangat diharapkan.
Menanggapi hal ini, Presiden
Yudhoyono memberikan penjelasan mengenai kebijakan ekonomi makro Indonesia.
Beliau juga menyampaikan bahwa Jepang merupakan negara sahabat yang lama
sehingga mengharapkan partisipasi Jepang dalam perkembangan ekonomi Indonesia
termasuk pembenahan infrastruktur dan bidang energi.
|
3. Situasi kawasan
(1)
|
Perdana Menteri Noda memberikan
penilaian atas peranan Indonesia sebagai Ketua ASEAN Summit tahun lalu dan
karena tahun depan merupakan tahun peringatan 40 tahun dimulainya pertukaran
antara Jepang-ASEAN maka kedua pemimpin negara sepakat untuk lebih
meningkatkan kerja sama. Kedua pemimpin negara juga sepakat agar East Asian Summit (EAS) dikembangkan
menjadi forum yang dipimpin oleh pemimpin negara sehingga menghasilkan kerja
sama yang nyata.
|
(2)
|
Mengenai Laut Cina Selatan, kedua
pemimpin negara menyadari bahwa isu seputar Laut China Selatan merupakan hal
yang menjadi perhatian bersama masyarakat internasional. Selain memberikan
penegasan akan perlunya negara-negara terkait untuk menetapkan dan melaksanakan
komitmen kepada peraturan yang riil seperti jaminan pelayaran yang bebas,
hormat dan taat pada peraturan internasional, pemecahan konflik secara damai
maka kedua pemimpin negara menyadari dan sepakat untuk bekerja sama bagi
perdamaian dan stabilitas Laut Cina Selatan.
|
(3)
|
Mengenai Korea Utara, kedua
pemimpin negara menyadari dan sepakat pentingnya untuk mencegah tindakan
provokasi yang lebih dengan cara masyarakat internasional menunjukkan sikap
yang teguh kepada Korea Utara atas peluncuran peluru kendali pada bulan
April. Perdana Menteri Noda juga meminta pengertian dan kerja sama Indonesia
terkait isu penculikan. Menanggapi ini Presiden Yudhoyono menyampaikan bahwa
Indonesia pun berpendapat peluncuran peluru kendali Korea Utara hanya
menimbulkan ketegangan di kawasan. Mengenai isu penculikan beliau mengatakan
ingin melanjutkan kerja sama dengan Jepang.
Sumber : Press Release
Kedutaan Besar Jepang
|
No comments:
Post a Comment