Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design: Kisi Karunia
Base Code: Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Tuesday 13 January 2009

Pertemuan Asosiasi Teh Jepang di awal tahun 2009

Di usianya yang menginjak 70 tahun, Japan Tea Association (JTA) atau Asosiasi Teh Jepang menyelenggarakan pesta Perayaan Tahun Baru pada tanggal 13 Januari 2009 di World Trade Center, berlokasi di Hamamatsucho, Tokyo. Pertemuan ini dihadiri oleh Pengurus dan anggota JTA, perwakilan Kedutaan Besar Negara penghasil teh (Malawi, India, Srilangka, Kenya dan Indonesia) pejabat dari Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries (MAFF), Ministry of Health and Welfare, Media Masa, Instruktur Teh, perusahaan teh dan perusahaan yang mendukung industri minuman teh. Wakil KBRI Tokyo yang hadir dalam pertemuan ini Wakepri Bapak Ronny P. Yuliantoro, Atase Pertanian Pudjiatmoko dan Atase Perdagangan Tulus Budhianto.

Pada kesempatan ini Indonesia ditunjuk sebagai wakil dari Negara-negara pengekspor teh untuk memberikan sambutan. Sambutan ini disampaikan oleh Bapak Ronny P. Yuliantoro. Dalam sambutannya beliau menegaskan bahwa Indonesia telah meningkatkan kwalitas produksi teh sehingga menghasilkan teh yang aman dan enak dikonsumsi serta baik untuk kesehatan.

Sambutan Ketua JTA, Mr. Kenji Kataoka mengungkapkan bahwa kebutuhan teh Jepang cukup besar dibarengi banyak penggemar teh yang telah mengetahui khasiat teh untuk kesehatan, tetapi mereka juga sadar akan pentingnya mutu teh yang aman bagi tubuh mereka, sehingga para perusahaan industri teh sangat memperhatikan terhadap ketetapan Positive List untuk produk teh yang ditetapkan oleh pemerintah Jepang.

Asosiasi Teh Jepang telah melakukan kegiatan-kegiatan berupa seminar tentang proses pembuatan teh, cara penyajian teh, dan khasiat teh bagi kesehatan tubuh. Untuk menjaga hubungan baik dengan para pencinta teh, JTA juga melaksanakan lomba pidato untuk masyarakat pencinta teh.












Dalam sambutan Mr. Kobayashi pejabat dari Kementerian Pertanian, Kehutanan dan Perikanan (MAFF) Jepang menyatakan bahwa untuk menjamin keamanan minuman dan makanan Jepang pada prinsipnya mengacu kepada ketentuan yang telah diterapkan oleh WHO dan FAO.

Dari beliau juga diperoleh keterangan bahwa petani teh di Jepangpun perlu dibantu oleh pemerintah untuk memperoleh produksi yang baik dan berkesinambungan. Karena jumlah produksi teh dalam negeri Jepang masih kurang maka Jepang perlu mengimpor banyak teh dari negara lain.

Menurutnya harga teh yang telah diolah bisa mencapai 5 kali lipat dari harga bahan baku teh dari petani, sehingga para perusahaan minuman teh dapat memperoleh keuntungan yang lumayan. Ini merupakan informasi yang penting agar industri teh di Indonesia juga dapat terpacu berkembang pesat untuk mengisi pangsa pasar teh di masa datang.

Pemandangan yang sangat menarik pada acara ini adalah biasanya orang Jepang menggunakan minuman sake (minuman beralkohol) ketika bersulang, tetapi kali ini mereka bersulang menggunakan teh hitam tanpa gula yang telah mereka sediakan dengan rapih di atas nampan. Meskipun semua hadirin bersulang minum teh, semua hadirin tampak ceria. Berarti bukan hal yang aneh kalau bersulang mengangkat gelas berisi teh. Setelah bersulang, disela-sela perbincangan ketika makan siang satu perusahaan yang cukup besar menyampaikan keinginannya untuk melakukan penambahan impor teh Indonesia dalam tahun 2009. Arigatou Gozaimasu....

No comments: