Coronavirus ini sebenarnya nama yang diberikan untuk satu group keluarga besar virus yang umumnya menyebabkan penyakit pada binatang seperti burung, atau mamalia lain, termasuk manusia. Virus ini sering menyebabkan infeksi saluran pernafasan atas, batuk pilek, atau kadang diare. Dalam keluarga Coronavirus ini ada beberapa anggota (strain virus) yang mengalami mutasi dan jadi bandel banget, salah satunya strain Coronavirus penyebab outbreak SARS 2003 (SARS-CoV) dan MERS 2012 (MERS-CoV). Sementara saat ini, seperti yang kita tahu semua, sepupu mereka, Wuhan virus (2019-nCoV) yang sedang mencuri perhatian.
Gejala Wuhan virus ini sebenarnya sama saja dengan gejala batuk pilek atau infeksi saluran pernafasan lainnya tapi kemudian kenapa jadi sumber masalah?
Karena: Strain virus baru ini berpotensi menyebar dengan cepat melalui human-to-human transmission DAN berpotensi menyebabkan infeksi parah hingga penderita meninggal. “This novel coronavirus has the potential to cause severe disease and death” – CDC
Saat ini karakteristik khusus dari Wuhan virus, masa inkubasi, bagaimana dia bisa menginfeksi orang lain dalam waktu cepat, dsb masih dalam investigasi.
Gejala yang bisa dipantau sementara ini untuk membantu diagnosa:
- batuk, demam
- sesak nafas/difficulty breathing
*beberapa laporan juga menyatakan tidak semua penderita memiliki gejala demam.
- penderita memiliki epidemiologic risk.
(14 hari sebelum gejala keluar, ada riwayat travel dari daerah outbreak di China) atau
(14 hari sebelum gejala keluar, ada riwayat close contact dengan penderita yang diduga terkena infeksi ; atau yang sudah terkonfirmasi terinfeksi 2019-nCoV).
- Sementara, virus ini berpotensi menyebabkan kematian pada pasien usia lanjut dengan pre-exixsting conditions (diabetes, liver cirrhosis, chronic lung disease, etc).
Di Jepang sendiri - update: 28 Januari 2020 - ada tujuh kasus yang sudah dikonfirmasi sebagai kasus terkait Wuhan virus.
Kasus 1: Pria, 30 tahun. Dilaporkan demam sejak 3 Januari. Tgl 6 Januari kembali dari Wuhan, masuk Jepang. Tgl 10 Januari pasien masuk RS. Hasil tes influenza negative. Dilakukan tes molekular RT-PCR, dan ditemukan fragment sequencing matched dengan sequence virus 2019-nCoV. Tgl 15 Januari resmi dinyatakan sebagai kasus pertama Coronavirus. Gejala membaik dan pasien sudah keluar RS.
Kasus2: Pria, 40 tahun. Traveler yang tinggal di Wuhan. China. Demam dilaporkan sejak 14 Januari. Medical check dilakukan 15 dan 17 Januari dengan hasil tidak ada radang paru. Masuk Jepang tgl 19 Januari. Kembali diperiksa tgl 20 Januari- observasi. Tgl 22 Januari, demam, radang tenggorokan tidak membaik, dan ditemukan gambaran radang paru. Saat ini pasien masih dalam perawatan.
Kasus 3 : Wanita, 30 tahun. Traveler yang tinggal di Wuhan, China. Masuk ke Jepang 18 Januari tidak ada gejala sakit. Tgl 21 Januari mulai batuk dan demam. Tgl 23 Januari pemeriksaan lanjutan di insitusi medis.
Kasus 4: Pria, 40 tahun. Traveler, tinggal di Wuhan, Cina. Masuk ke Jepang tgl 22 Januari, tidak ada gejala sakit. Tgl 23 Januari keluar gejala demam. Tgl 24 Januari, demam berlanjut diikuti nyeri persendian. Pasien datang ke institusi medis di Aichi-ken. Hasil x-ray dan CT positif gambaran radang paru, dirawat masuk RS. Tgl 26 Januari, dilaporkan kondisi pasien stabil.
28 Januari 2020 (14:00)
Kasus5: Pria, 40 tahun. Traveler yang tinggal di Wuhan. China. Datang ke Jepang 20 Januari, tanpa gejala. Tgl 22 Januari mulai tidak enak badan, tgl 23 Januari demam 37.2°C. Tgl 26 Januari demam 37.5°C , pemeriksaan lanjutan di insitusi medis-Aichi ken. Tgl 28 Januari, suhu 36.6°C, tidak ada gejala lain yang jelas.
28 Januari 2020 (16:00)
Kasus6: Pria, 60 tahun. Japanese, tidak ada riwayat pergi ke Wuhan. Tapi memiliki riwayat kontak dengan sebagai supir bus dari turis yang berasal dari Wuhan (8-11 Januari, dan 12-16 Januari). Gejala mulai dirasakan sejak 14 Januari (batuk, demam, nyeri persendian). Tgl 17 Januari tidak ditemukan abnormalities yang mencurigakan - follow up. Tgl 22 Januari, gejala eksaserbasi. Hasil x-ray menunjukkan adanya abnormalitas di kedua paru. Pemeriksaan lanjutan dan masuk RS tgl 26 Januari.
28 Januari 2020 (18:00)
Kasus7: Wanita, 40 tahun. Traveler yang tinggal di Wuhan. China. Masuk Jepang 21 Januari, sightseeing di Hokkaido sejak 22 Januari. Tgl 26 Januari, batuk dan demam. Tgl 27 Januari, ditemukan radang paru dan masuk RS di Hokkaido. Tgl 28 Januari, demam- kondisi stabil.
Investigasi, riset, dsb tentang Wuhan virus saat ini masih berjalan. Informasi juga masih banyak yang berubah ubah mengikuti perkembangan laporan yang ada dari berbagai negara. Genetic sequencing code dari Wuhan virus sudah di-share oleh Chinese researchers ke dalam GenBank dan GISAD yang merupakan public health database. Semoga ke depannya akan lebih banyak informasi yang bisa dipakai untuk segera mengatasi outbreak ini.
Tokyo, 25 Januari 2020.
(update: 28 Januari 2020)
https://www.niid.go.jp/niid/ja/from-idsc/2482-2020-01-10-06-50-40/9303-coronavirus.html
https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-nCoV/clinical-criteria.html
No comments:
Post a Comment