Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design: Kisi Karunia
Base Code: Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Tuesday 29 March 2016

Abe menawarkan 600.000.000 ¥ hibah ke Zimbabwe dalam upaya untuk melawan ofensif ekonomi Cina



oleh Ayako Mie

Perdana Menteri Shinzo Abe menawarkan bantuan dalam bentuk hibah sebanyak 600 juta ¥ ke Zimbabwe pada hari Senin 28 Maret 2016, untuk membantu agar lebih banyak perusahaan Jepang kembali lagi sebagai penggerak pertanian di tengah agresifisitas yang dilakukan oleh China.

Pada konferensi pers bersama setelah pertemuan puncak bilateral dengan Presiden Zimbabwe Robert Mugabe, Abe berjanji memberikan ¥ 600 juta bantuan keuangan untuk mendanai proyek jalan di koridor utara-selatan negara kaya sumber daya itu.

Dia juga mengatakan Jepang akan mempertahankan konsultasi dengan Zimbabwe untuk menanggulangi kekurangan pangan yang parah di sana.

Bantuan ini untuk negara Afrika yang miskin merupakan bantuan yang kedua Jepang sejak tahun lalu, ketika diperpanjang ¥ 1,8 miliar hibah pertama dalam 15 tahun.

Dengan membantu Zimbabwe dalam perbaikan infrastruktur, Tokyo berharap bisa membawa lebih banyak perusahaan Jepang ke Zimbabwe pada saat China secara agresif mencari peluang ekonomi di Afrika.

Tahun lalu, Presiden China Xi Jinping mengunjungi ibukota Harare dan menghasilkan 10 kesepakatan dan nota kerjasama ekonomi.

Pada konferensi pers, Mugabe mengundang perusahaan-perusahaan Jepang berinvestasi di negaranya, yang kaya akan mineral seperti emas, platinum dan nikel. Dia mengatakan perusahaan-perusahaan Jepang dapat mengambil keuntungan dari zona ekonomi khusus di negara ini.

"Pintu Zimbabwe terbuka untuk investor Jepang dan mereka harus melihat ke depan untuk hubungan yang saling menguntungkan dengan kami," kata Kepala Negara yang umurnya tertua di dunia, pada akhir bulan lalu berumur 92 tahun.

Mengamankan investasi internasional sangat penting untuk Zimbabwe, yang juga menderita kekeringan.  Ekonominya, yang digunakan untuk menjadi lokomotif pertanian, telah menderita parah sejak Amerika Serikat, Kanada, dan Uni Eropa memberlakukan sanksi ekonomi mengikuti program reformasi tanah Mugabe pada tahun 2000. Setelah sanksi mereda pada tahun 2014, Uni Eropa kembali melakukan investasi langsung tahun 2015 untuk pertama kalinya dalam 13 tahun.

Tetapi masyarakat internasional tetap kritis terhadap pelanggaran hak asasi manusia Mugabe dan ia masih terkena pelarangan pemasukan ini baik dari AS maupun dari Uni Eropa.

Meskipun kecaman internasional, Jepang mengundang pemimpin Afrika karena ia masih memegang kekuasaan pada saat Jepang sedang mencoba untuk membangun konsensus untuk rencana untuk mereformasi PBB. Pada hari Senin (28 Maret 2016), kedua negara sepakat untuk bekerja sama dalam masalah ini serta upaya Jepang untuk memperoleh dukungan kursi tetap di Dewan Keamanan.

Kedua pemimpin juga berjanji untuk mensukseskan 6th Tokyo International Conference on African Development (TICAD) pada bulan Agustus, yang akan diselenggarakan oleh Afrika untuk pertama kalinya. Sedangkan kelima pertemuan TICAD sebelumnya, Jepang telah menjadi tuan rumah.

Sumber : http://www.japantimes.co.jp/news/2016/03/28/national/politics-diplomacy/abe-offers-%C2%A5600-million-grant-zimbabwe-bid-counter-chinese-economic-offensive/

No comments: