oleh Ayako Mie
Perdana Menteri Shinzo
Abe menawarkan bantuan dalam bentuk hibah sebanyak 600 juta ¥ ke Zimbabwe pada
hari Senin 28 Maret 2016, untuk membantu agar lebih banyak perusahaan Jepang kembali
lagi sebagai penggerak pertanian di tengah agresifisitas yang dilakukan oleh
China.
Pada konferensi pers
bersama setelah pertemuan puncak bilateral dengan Presiden Zimbabwe Robert
Mugabe, Abe berjanji memberikan ¥ 600 juta bantuan keuangan untuk mendanai
proyek jalan di koridor utara-selatan negara kaya sumber daya itu.
Dia juga mengatakan
Jepang akan mempertahankan konsultasi dengan Zimbabwe untuk menanggulangi
kekurangan pangan yang parah di sana.
Bantuan ini untuk
negara Afrika yang miskin merupakan bantuan yang kedua Jepang sejak tahun lalu,
ketika diperpanjang ¥ 1,8 miliar hibah pertama dalam 15 tahun.
Dengan membantu
Zimbabwe dalam perbaikan infrastruktur, Tokyo berharap bisa membawa lebih
banyak perusahaan Jepang ke Zimbabwe pada saat China secara agresif mencari
peluang ekonomi di Afrika.
Tahun lalu, Presiden
China Xi Jinping mengunjungi ibukota Harare dan menghasilkan 10 kesepakatan dan
nota kerjasama ekonomi.
Pada konferensi pers,
Mugabe mengundang perusahaan-perusahaan Jepang berinvestasi di negaranya, yang
kaya akan mineral seperti emas, platinum dan nikel. Dia mengatakan
perusahaan-perusahaan Jepang dapat mengambil keuntungan dari zona ekonomi
khusus di negara ini.
"Pintu Zimbabwe
terbuka untuk investor Jepang dan mereka harus melihat ke depan untuk hubungan
yang saling menguntungkan dengan kami," kata Kepala Negara yang umurnya tertua
di dunia, pada akhir bulan lalu berumur 92 tahun.
Mengamankan investasi
internasional sangat penting untuk Zimbabwe, yang juga menderita kekeringan. Ekonominya, yang digunakan untuk menjadi
lokomotif pertanian, telah menderita parah sejak Amerika Serikat, Kanada, dan
Uni Eropa memberlakukan sanksi ekonomi mengikuti program reformasi tanah Mugabe
pada tahun 2000. Setelah sanksi mereda pada tahun 2014, Uni Eropa kembali melakukan
investasi langsung tahun 2015 untuk pertama kalinya dalam 13 tahun.
Tetapi masyarakat
internasional tetap kritis terhadap pelanggaran hak asasi manusia Mugabe dan ia
masih terkena pelarangan pemasukan ini baik dari AS maupun dari Uni Eropa.
Meskipun kecaman
internasional, Jepang mengundang pemimpin Afrika karena ia masih memegang
kekuasaan pada saat Jepang sedang mencoba untuk membangun konsensus untuk
rencana untuk mereformasi PBB. Pada hari Senin (28 Maret 2016), kedua negara
sepakat untuk bekerja sama dalam masalah ini serta upaya Jepang untuk memperoleh
dukungan kursi tetap di Dewan Keamanan.
Kedua pemimpin juga
berjanji untuk mensukseskan 6th Tokyo International Conference on African
Development
(TICAD)
pada bulan Agustus, yang akan diselenggarakan oleh Afrika untuk pertama
kalinya. Sedangkan kelima pertemuan TICAD sebelumnya, Jepang telah menjadi tuan
rumah.
Sumber : http://www.japantimes.co.jp/news/2016/03/28/national/politics-diplomacy/abe-offers-%C2%A5600-million-grant-zimbabwe-bid-counter-chinese-economic-offensive/
No comments:
Post a Comment