Oleh Pudjiatmoko
Agen Penyebab
Salmonella merupakan bakteri gram negatif, aerobik, berbentuk batang,
bersifat zoonosis, dapat menginfeksi orang, burung, reptil, dan hewan lainnya. Dalam
satu Genusnya terdapat sekitar 2.000 spesies yang dibagi menjadi lima subgenera.
Dari lima subgenera, terdapat dua subgenera, yaitu subgenus I dan subgenus III,
yang dapat ditemukan menginfeksi burung.
Dalam Subgenus I terdapat spesies salmonella yang paling sering menginfeksi
burung. Dalam Subgenus III terdapat
spesies Salmonella arizonae dan arizona hinshawii, yang kadang-kadang
dilaporkan menginfeksi burung, terutama hewan yang biasa kontak dengan reptil,
atau dekat dengan reptil.
Hewan Rentan
Kebanyakan vertebrata dapat terinfeksi Salmonella, namun, kerentanan hewan
dan status induk semang sebagai pembawa bakteri ini (carrier) bervariasi di antara spesies. Burung liar bisa menjadi carrier yang sub-klinis dan berfungsi
sebagai reservoir Salmonella.
Selain burung liar, lalat, tikus, dan hama lain mungkin juga berfungsi sebagai
vektor Salmonella. Kejadian berbagai infeksi spesies Salmonella tampaknya
bervariasi tergantung dengan lokasi geografis dan jenis makanan yang
dikonsumsi. Burung dan hewan impor dapat
berfungsi mengintroduksi spesies Salmonella yang berbeda ke tempat pemasukan
dan menyebar ke daerah lain sehingga dapat menimbulkan wabah baru yang membahayakan
populasi hewan rentan di suatu negara.
Penularan
Cara penularan utama bakteri ini dari satu hewan ke hewan yang lain melalui udara. Bakteri keluar dari burung yang terinfeksi dari sekresi hidung dan atau mata, feces, dan bulu. Bakteri ini tetap stabil di luar tubuh hewan dan mengering bercampur debu. Debu atau aerosol memungkinkan mencemari udara yang kemudian dihirup oleh hewan yang lain. Kerentanan serta jumlah kontaminasi menentukan bisa atau tidaknya induk semang baru terinfeksi dengan penyakit ini. Bentuk Penularan lain yaitu induk ayam yang telah terinfeksi menularkan penyakit ini kepada anaknya melalui pakan dan air minum yang terkontaminasi.
Penularan vertikal yaitu penularan bakteri dari induk ke embrio dalam telur dapat terjadi, kemudian anak ayam menetas terinfeksi akan menyebarkan salmonella melalui kontak langsung. Embrio dapat mati jika tingkat kandungan bakteri tinggi.
Penyakit ini berpeluang disebarkan lebih besar dalam kondisi populasi yang padat dan udara lingkungan, sarang-bertelur, dan mesin tetas yang pengap. Dalam toko hewan kesayangan, pasar burung, dan stasiun karantina juga merupakan tempat berisiko tinggi terjadinya penularan penyakit ini.
Gejala Klinis
Gejala klinis yang umum dari terinfeksi Salmonella yaitu
kelesuan, anoreksia, dan diare. Dalam kasus-kasus kronis, dapat ditemukan arthritis
terutama pada burung merpati. Pada
infeksi dengan jumlah bakteri yang tinggi dapat menimbulkan kehausan dan
konjungtivitis disertai ditandai dengan kerusakan hati, limpa, ginjal atau jantung.
Beberapa spesies unggas tertentu memiliki gejala klinis yang unik. Wabah pada burung Beo (Lory,
Loriidae) menyebabkan penyakit akut
dan menimbulkan kematian sekelompok burung yang tinggi.
Burung Beo Abu-abu asal Afrika juga sangat rentan terhadap salmonella, apabila
terinfeksi memperlihatkan gejala yang lebih kronis, keluar lendir dari hidung,
radang sendi, kehausan, dan dermatitis. Kotorannya berwarna hijau kekuningan merupakan
tanda diagnostik klinis infeksi Salmonella.
Diagnosis
Isolasi dan identifikasi bakteri pada kasus klinis disarankan dilakukan plating langsung pada Brilliant Hijau, McConkey dan agar non-selektif. Prosedur pengayaan biasanya bergantung pada kaldu Selenite diikuti oleh plating pada media selektif.
Uji aglutinasi cepat pada plate atau tabung telah menjadi uji serologi standar selama bertahun-tahun telah divalidasi untuk ayam. Uji ELISA berbasis LPS telah dikembangkan.
Untuk peneguhan diagnosis memerlukan isolasi bakteri dan identifikasi spesies Salmonella. Kebanyakan strain Salmonella bersifat motil, atau mampu bergerak secara spontan, dan tumbuh pada media umum.
Uji-uji Isolasi dan identifikasi bakteri pada lab tersebut belum memberikan tingkat identitas yang cukup. Maka dari itu perlu dilakukan Uji PCR dan DNA Sequencing yang dapat membuktikan informasi identitas yang lebih tepat dalam mengkonfirmasi jenis Salmonella yang menginfeksi.
Sampel
Sampel untuk uji laboratorium berasal dari kloaka burung yang
diduga terinfeksi dikumpulkan dengan swab. Setiap eksudat lendir dari mata dan
hidung juga dikumpulkan dengan swab. Swab tersebut harus steril dan dibawa dengan
menggunakan media yang tepat. Swab lingkungan juga dikumpulkan dan dikirimkan
ke lab diagnosa untuk membantu evaluasi lingkungan.
Penanganan sampel
Sebelum pengiriman sampel harus disimpan pada suhu 4 oC. Sampel dalam media transportasi harus segera dikirimkan kurang dari satu hari.
Pencegahan
Biosekuriti yang prima merupakan cara terbaik untuk mencegah
wabah Salmonellosis. Pembasmian yang
efektif terhadap lalat, tikus dan hama lainnya sangat penting dalam pencegahan
wabah Salmonellosis. Keberadaan strain Salmonella pada burung peliharaan
umumnya tidak dianggap bahaya terhadap manusia yang sehat. Namun infeksi
bakteri ini dapat mengancam bayi, orang tua, atau orang-orang dengan penyakit imunosupresif.
Manusia membawa Salmonella dapat menginfeksi burung peliharaan mereka.
Interaksi manusia dengan hewan tersebut terbukti telah menimbulkan penularan,
terutama dengan burung Greys Afrika,
Amazon, Kakatua dan Makaw.
Pengobatan
Pengobatan infeksi salmonella lebih berhasil jika pada tahap
awal infeksi bisa dilakukan penentuan spesies bakteri dengan tepat. Setelah
spesiesnya bisa diidentifikasi, maka dapat diberikan antibiotik yang tepat. Strain Salmonella yang sering ditemukan kebanyakan
sensitif terhadap banyak antibiotik yang umum tersedia, tetapi strain bakteri
yang berasal dari burung liar memiliki berbagai tingkat resistensi terhadap
antibiotik.
Antibiotik
Kanamisin : Dosisnya 0,01 mg untuk satu gram berat badan hewan
diberikan secara intramuskular.
Gentamisin : Dosisnya 0,01 mg untuk satu gram berat badan hewan
diberikan secara intramuskular atau 25 mg dalam 120 ml air minum.
No comments:
Post a Comment