Sebuah perusahaan
Jepang mengaku siap membuat pertanian yang nyaris tanpa melibatkan tenaga
manusia. Perusahaan bernama Spread
itu berambisi menciptakan pertanian yang berbasis robot, sehingga proses awal
sampai akhir pertanian itu tak melibatkan tenaga petani. Proses yang
masih melibatkan tangan manusia hanya pada tahapan penanaman benih.
Spread memilih penerapan pertanian berbasis
robot ini yaitu penanaman selada. Diharapkan jika pertanian otonom ini nantinya
sudah penuh beroperasi, maka akan lebih efektif, sebab diperkirakan cara ini
bisa menghasilkan 30 ribu selada per hari. Tidak itu saja, perusahaan yang kini
menjadi sorotan media Jepang itu punya rencana jangka
panjang untuk meningkatkan angka itu menjadi setengah juta selada setiap hari
dalam lima tahun.
Guna mewujudkan
gagasan pertanian robot, Spread akan
menggunakan lahan seluas 4.400 meter persegi. Dijadwalkan terobosan teknologi
pertanian ini bisa diterapkan dalam dua tahun ke depan. Nanti pada 2017
diperkirakan, benar-benar terwujud.
Perwakilan Spread,
Koji Morisada mengatakan gagasan pertanian otonom berbasis robot ini memang
mengusung efektivitas.
Salah satu keuntungan
sistem ini, kata Morisada, yaitu robot bisa bekerja tanpa kenal waktu dan saat
itu juga, dan tidak ada tuntutan pembayaran lembur seperti saat pada lahan
dikerjakan pada petani konvensional. Robot juga fleksibel misalnya dalam menjalankan
pekerjaan yang tergolong berisiko dan melelahkan.
Keuntungan lainnya,
sistem ini tak butuh area lahan yang makan tempat, sebab pertanian selada ini
dirancang menggunakan model lahan bertingkat, pada rak-rak tertentu.
Spread berharap pertanian
yang dijalankan robot akan memangkas penggunaan energi serta biaya untuk tenaga
manusia.
Diketahui saat ini,
sejumlah bisnis di Jepang yang menggunakan robot dalam lingkungan kerja sudah
kian tumbuh dan tentunya mendongkrak ekonomi bisnis tersebut.
Selain soal
efektivitas, sistem pertanian berbasis robot ini juga mempertimbangkan hasil
tanaman atau pertanian yang bebas dari residu bahan kimia. Perusahaan itu
menyebutkan akan menjalankan pertanian selada yang bebas pestisida. Selada yang
dihasilkan diharapkan punya lebih banyak beta karoten dibanding pertanian
selada yang menjalankan sistem pertanian konvensional.
"Di masa depan,
akan menjadi susah untuk terus (mendapatkan) makanan yang aman hanya dengan
menggunakan pertanian konvensional, karena pertumbuhan cepat populasi dan
perubahan lain," kata Chief Executive Officer (CEO)
Spread, Shinji Inada.
Diketahui beta karoten
merupakan antioksidan yang sudah banyak dikenal dan membantu tumbuh memproduksi
vitamin A.
Inada mengatakan
perusahaan yakin misi mereka untuk menciptakan inovasi itu bisa mengatasi
perubahan pada teknologi dan keahlian pertanian bagi generasi masa depan.
Sumber : TRIBUNNEWS.COM, TOKYO dan VIVA.co.id
No comments:
Post a Comment