Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design: Kisi Karunia
Base Code: Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Tuesday, 16 February 2016

Pertanian Berbasis Robot

Sebuah perusahaan Jepang mengaku siap membuat pertanian yang nyaris tanpa melibatkan tenaga manusia. Perusahaan bernama Spread itu berambisi menciptakan pertanian yang berbasis robot, sehingga proses awal sampai akhir pertanian itu tak melibatkan tenaga petani.  Proses yang masih melibatkan tangan manusia hanya pada tahapan penanaman benih.

Spread memilih penerapan pertanian berbasis robot ini yaitu penanaman selada. Diharapkan jika pertanian otonom ini nantinya sudah penuh beroperasi, maka akan lebih efektif, sebab diperkirakan cara ini bisa menghasilkan 30 ribu selada per hari.  Tidak itu saja, perusahaan yang kini menjadi sorotan media Jepang itu punya rencana jangka panjang untuk meningkatkan angka itu menjadi setengah juta selada setiap hari dalam lima tahun. 

Guna mewujudkan gagasan pertanian robot, Spread akan menggunakan lahan seluas 4.400 meter persegi. Dijadwalkan terobosan teknologi pertanian ini bisa diterapkan dalam dua tahun ke depan. Nanti pada 2017 diperkirakan, benar-benar terwujud.

Perwakilan Spread, Koji Morisada mengatakan gagasan pertanian otonom berbasis robot ini memang mengusung efektivitas.

Salah satu keuntungan sistem ini, kata Morisada, yaitu robot bisa bekerja tanpa kenal waktu dan saat itu juga, dan tidak ada tuntutan pembayaran lembur seperti saat pada lahan dikerjakan pada petani konvensional. Robot juga fleksibel misalnya dalam menjalankan pekerjaan yang tergolong berisiko dan melelahkan.

Keuntungan lainnya, sistem ini tak butuh area lahan yang makan tempat, sebab pertanian selada ini dirancang menggunakan model lahan bertingkat, pada rak-rak tertentu.

Spread berharap pertanian yang dijalankan robot akan memangkas penggunaan energi serta biaya untuk tenaga manusia.

Diketahui saat ini, sejumlah bisnis di Jepang yang menggunakan robot dalam lingkungan kerja sudah kian tumbuh dan tentunya mendongkrak ekonomi bisnis tersebut.

Selain soal efektivitas, sistem pertanian berbasis robot ini juga mempertimbangkan hasil tanaman atau pertanian yang bebas dari residu bahan kimia. Perusahaan itu menyebutkan akan menjalankan pertanian selada yang bebas pestisida. Selada yang dihasilkan diharapkan punya lebih banyak beta karoten dibanding pertanian selada yang menjalankan sistem pertanian konvensional.

"Di masa depan, akan menjadi susah untuk terus (mendapatkan) makanan yang aman hanya dengan menggunakan pertanian konvensional, karena pertumbuhan cepat populasi dan perubahan lain," kata Chief Executive Officer (CEO) Spread, Shinji Inada.

Diketahui beta karoten merupakan antioksidan yang sudah banyak dikenal dan membantu tumbuh memproduksi vitamin A.

Inada mengatakan perusahaan yakin misi mereka untuk menciptakan inovasi itu bisa mengatasi perubahan pada teknologi dan keahlian pertanian bagi generasi masa depan.


Sumber : TRIBUNNEWS.COM, TOKYO dan VIVA.co.id

No comments: