Pada tanggal 2-3 Agustus 2008 di Kesennamu sebuah kota pelabuhan perikanan di Prefektur Miyagi telah diselenggarakan Minato Matsuri. Festival ini merupakan penghargaan terhadap nelayan yang telah bekerja sepanjang tahun mempersembahkan hasil laut sebagai makanan yang lezat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat.
Semua lapisan masyarakt terlibat dalam acara ini dari anak-anak hingga kakek-nenek, anak sekolah, guru, pegawai swasta, pegawai negeri, semua menyatu kompak mengungkapkan ucapan terimakasih atas jerih-payah nelayan dalam suatu acara yang disebut Minato Matsuri.
Event besar pada kesempatan ini dimanfaatkan KBRI Tokyo untuk turut serta dalam acara ini dalam memeriahkan acara peringatan hubungan persahabatan Indonesia-Jepang yang ke 50 tahun.
Masyarakat Indonesia bekerjasama dengan masyarakat setempat membuat Parade Bali yang menampilkan budaya Indonesia dalam satu rangkaian diantara puluhan rangkaian berbagai perwakilan masyarakat Kesennuma. Bapak Dubes Dr. H. Jusuf Anwar, SH., MA. dan Ibu Dubes beserta masyarakat Indonesia yang datang dari Tokyo dan sekitarnya maupun masyarakat yang tinggal di tempat Festival sekitarnya berpartisipasi aktif dalam karnaval yang meriah ini.
Tampak pada gambar adalah suasana Festival. Yang menarik dalam festival ini, banyak masyarakat Kesennuma yang telah mempelajari budaya Bali, mereka berbusana adat Bali dan memperagakan tarian Bali di sepanjang jalan di atas kendaraan arak-arakan budaya Bali. Menurut salah satu tokoh masyarakat setempat ”Kami sudah membuka sanggar tari Bali di Kesennuma”. Jangan heran sebagian besar yang mengenakan pakain adat Bali adalah orang Jepang asli Kesennuma.
Ada satu pelajaran yang bisa diambil dari Minato Matsuri ini. Kita sering mendengar slogan bahwa ”Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai pahlawan”. Nah .... kita sebagai anggota masyarakat negara agraris dan kepulauan, seyogyanya memiliki slogan bahwa ”Bangsa yang makmur adalah bangsa yang menghargai petani dan nelayannya”. Penghargaan bukan hanya sebatas dalam festival tetapi penghargaan dalam arti yang sesungguhnya. Kita harus memperjuangkan kepentingan profesi petani dan nelayan serta mensejahterakan keluarganya.
Semua lapisan masyarakt terlibat dalam acara ini dari anak-anak hingga kakek-nenek, anak sekolah, guru, pegawai swasta, pegawai negeri, semua menyatu kompak mengungkapkan ucapan terimakasih atas jerih-payah nelayan dalam suatu acara yang disebut Minato Matsuri.
Event besar pada kesempatan ini dimanfaatkan KBRI Tokyo untuk turut serta dalam acara ini dalam memeriahkan acara peringatan hubungan persahabatan Indonesia-Jepang yang ke 50 tahun.
Masyarakat Indonesia bekerjasama dengan masyarakat setempat membuat Parade Bali yang menampilkan budaya Indonesia dalam satu rangkaian diantara puluhan rangkaian berbagai perwakilan masyarakat Kesennuma. Bapak Dubes Dr. H. Jusuf Anwar, SH., MA. dan Ibu Dubes beserta masyarakat Indonesia yang datang dari Tokyo dan sekitarnya maupun masyarakat yang tinggal di tempat Festival sekitarnya berpartisipasi aktif dalam karnaval yang meriah ini.
Tampak pada gambar adalah suasana Festival. Yang menarik dalam festival ini, banyak masyarakat Kesennuma yang telah mempelajari budaya Bali, mereka berbusana adat Bali dan memperagakan tarian Bali di sepanjang jalan di atas kendaraan arak-arakan budaya Bali. Menurut salah satu tokoh masyarakat setempat ”Kami sudah membuka sanggar tari Bali di Kesennuma”. Jangan heran sebagian besar yang mengenakan pakain adat Bali adalah orang Jepang asli Kesennuma.
Ada satu pelajaran yang bisa diambil dari Minato Matsuri ini. Kita sering mendengar slogan bahwa ”Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai pahlawan”. Nah .... kita sebagai anggota masyarakat negara agraris dan kepulauan, seyogyanya memiliki slogan bahwa ”Bangsa yang makmur adalah bangsa yang menghargai petani dan nelayannya”. Penghargaan bukan hanya sebatas dalam festival tetapi penghargaan dalam arti yang sesungguhnya. Kita harus memperjuangkan kepentingan profesi petani dan nelayan serta mensejahterakan keluarganya.
No comments:
Post a Comment