Pada tanggal 10 Mei 2008, pemerintah Hokkaido telah mengumumkan bahwa angsa yang ditemukan mati di danau Saroma pada tanggal 5 Mei terdeteksi adanya Flu Burung galur H5N1. Hal ini menandakan Flu burung telah menyebar diantara unggas liar di Jepang bagian utara.
Ini adalah kasus ketiga H5N1 yang dikomfirmasi tahun ini setelah kasus kematian angsa pada tanggal 24 April di Nostuke dan tanggal 21 April di Danau Towada Akita.
Menurut Peraturan Pemerintah tentang Pencegahan Penyakit Menular pada Hewan, Pusat Pelayanan Kesehatan Peternakan di Abasari diharapkan mulai melakukan Inspeksi di tiga Peternakan ayam dengan radius 30 km dari tempat ditemukannya angsa yang mati tersebut. Pusat Pelayanan Kesehatan Peternakan akan segera mengumumkan hasil inspeksinya.
Pusat tersebut akan mengeluarkan perintah kepada peternak ayam untuk mendisinfeksi kandang ayamnya dan mengambil langkah-langkah pencegahan menyebarnya virus tersebut. Juga akan disiapkan intruksi kepada orang yang memelihara ayam di daerah tersebut.
Tidak ada laporan dari peternakan ayam disekitar kasus tentang adanya kelainan ayamnya pada survei setelah timbul kasus tersebut.
Universitas Hokkaido telah melakukan pengujian terhadap unggas yang mati 5 Mei 2008. DNA virus penyebab kematian angsa ini diuji untuk mengetahui apakah terdapat korelasi dengan virus yang ditemukan dari unggas mati yang lain.
Sampai saat ini tidak terdapat kasus virus Flu Burung pada manusia di Jepang. Meskipun demikian International Medical Center, Jepang telah mengembangkan sebuah kit yang dalam waktu 15 menit mampu mendeteksi seseorang terinfeksi virus Flu Burung H5N1 yang ganas. Sedangkan metoda lama biasanya memakan waktu dua hari.
Sumber: Japan Times 11 Mei 2008
Ini adalah kasus ketiga H5N1 yang dikomfirmasi tahun ini setelah kasus kematian angsa pada tanggal 24 April di Nostuke dan tanggal 21 April di Danau Towada Akita.
Menurut Peraturan Pemerintah tentang Pencegahan Penyakit Menular pada Hewan, Pusat Pelayanan Kesehatan Peternakan di Abasari diharapkan mulai melakukan Inspeksi di tiga Peternakan ayam dengan radius 30 km dari tempat ditemukannya angsa yang mati tersebut. Pusat Pelayanan Kesehatan Peternakan akan segera mengumumkan hasil inspeksinya.
Pusat tersebut akan mengeluarkan perintah kepada peternak ayam untuk mendisinfeksi kandang ayamnya dan mengambil langkah-langkah pencegahan menyebarnya virus tersebut. Juga akan disiapkan intruksi kepada orang yang memelihara ayam di daerah tersebut.
Tidak ada laporan dari peternakan ayam disekitar kasus tentang adanya kelainan ayamnya pada survei setelah timbul kasus tersebut.
Universitas Hokkaido telah melakukan pengujian terhadap unggas yang mati 5 Mei 2008. DNA virus penyebab kematian angsa ini diuji untuk mengetahui apakah terdapat korelasi dengan virus yang ditemukan dari unggas mati yang lain.
Sampai saat ini tidak terdapat kasus virus Flu Burung pada manusia di Jepang. Meskipun demikian International Medical Center, Jepang telah mengembangkan sebuah kit yang dalam waktu 15 menit mampu mendeteksi seseorang terinfeksi virus Flu Burung H5N1 yang ganas. Sedangkan metoda lama biasanya memakan waktu dua hari.
Sumber: Japan Times 11 Mei 2008
No comments:
Post a Comment