Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design: Kisi Karunia
Base Code: Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Wednesday 26 February 2020

Kelelawar Berpotensi Menularkan Coronavirus ke Manusia


Tiga tahun lalu, menurut Kevin Olival dari Kelompok Peneliti Nirlaba, EcoHealth Alliance telah dilakukan penelitian dengan cara mengoleksi sampel dari kelelawar menggunakan perangkap. Mereka kemudian menguji sampel tsb terhadap adanya patogen virus.

Kelelawar dikenal membawa beberapa patogen yang berpotensi memungkinkan "spillover" - contoh virus hewan yang melompat dari kelelawar menginfeksi manusia.

Hasil penelitian mereka menempatkan wabah Coronavirus saat ini di Tiongkok merupakan bahaya terbaru.

Tim peneliti mendapatkan sampel dari swab tenggorokan. Olival menyebutkan bawa apa yang mereka temukan mencemaskan. Dia menemukan bukti, darii semua sampel yang dikerjakan di Tiongkok, sekitar 400 jenis merupakan Coronavirus baru.

Sebanyak 400 virus ini berpotensi menimbulkan wabah lain. Virus corona menyebabkan wabah besar-besaran di Tiongkok pada tahun 2002 - severe acute respiratory syndrome (SARS). Dan wabah saat ini berasal dari Coronavirus terkait-SARS.

Jalur langsung ke manusia

Para ilmuwan mengira "spillover" jarang terjadi - bahwa virus korona kelelawar pada umumnya tidak mampu menginfeksi manusia, sehingga diperlukan tahapan-tahapan.

Tahap pertama
Virus kelelawar harus terlebih dahulu menginfeksi beberapa spesies hewan yang memiliki kontak lebih dekat dengan manusia daripada kelelawar.

Tahap dua
Ketika virus berada di dalam tubuh hewan lain, virus perlu mengambil kode genetik baru.

Tetapi hasil penelitian Olival dkk terkait sampel tersebut ditemukan bahwa kedua tahapan tersebut tidak diperlukan.

Virus yang berhubungan dengan SARS dalam populasi kelelawar ini memiliki potensi untuk masuk langsung ke sel manusia dan tidak memerlukan tahap tambahan mutasi untuk menginfeksi inang lain. Penyebab wabah baru yang berpotensi adalah ditularkan langsung dari kelelawar ke manusia. Contohnya Coronavirus yang ditemukan para peneliti mempunyai kecocokan genetik yang sangat dekat dengan virus SARS. Kemudian mereka membiakan virus tersebut dalam tissue culture sel manusia di laboratorium, ternyata virus tersebut berhasil menginfeksi sel manusia.

Kontak Kelelawar

Coronavirus kelelawar ini memiliki kemampuan biologis dalam lingkungan laboratorium kemudian timbul pertanyaan berikutnya yaitu apakah ada bukti bahwa virus ini benar menginfeksi orang..

Lalu para peneliti mengambil sampel darah dari penduduk desa di Tiongkok yang tinggal di dekat beberapa gua kelelawar yang telah mereka pelajari .

Menurut Hongying Li ahli ekologi pada EcoHealth Alliance bahwa ada sejumlah cara orang tampaknya berisiko secara tidak sengaja bersentuhan dengan air liur kelelawar, urin, atau kotoran kelelawar. Ditemukan fakta terdapat kelelawar masuk ke rumah lalu penghuni rumah membunuhnya. Fakta lain kelawar memakan buah di pohon yang ditanam di halaman rumah. Di beberapa tempat bisa ditemukan kelelawar yang bertengger di rumah tetangga.. Dan bahkan orang-orang mengunjungi gua kelelawar. Gua-gua adalah tempat nongkrong yang sangat populer di musim panas, ketika mereka beristirahat di dalam gua untuk menghindar dari udara panas. Ketika dilakukan pengambilan sampel du gua tersebut juga terlihat botol bir dan botol air minum.

Lalu Li dan rekan-rekannya memeriksa darah penduduk desa untuk mencari tanda-tanda infeksi Coronavirus kelelawar. Kemudian timnya melakukan pemeriksaan lagi terhadap orang-orang di beberapa daerah pedesaan lainnya. Dia sampaikan telah ditemukan Coronavirus yang telah menyebar ke populasi manusia. Hal in merupakan beberapa wabah mini yang tidak terdeteksi. Olival menyebutkan penemuan ini merupakan sinyal yang sangat membahayakan.

Sinyal tersebut mengindikasikan bahwa virus yang berhubungan dengan SARS ini menyerang manusia walaupun virus tersebut tidak menyebabkan penyakit yang nyata. Orang mungkin memiliki gejala tetapi otoritas kesehatan tidak pernah mengetahuinya.

"Spillovers"

Yang menyebabkan ke wabah Coronavirus saat ini.

Segera setelah mulai terjadi wabah, EcoHealth Alliance kolaborator yang sudah lama di Tiongkok (terutama peneliti di Institut Virologi Wuhan dan Rumah Sakit Jinyintan Wuhan) membandingkan virus baru dengan sampel kelelawar yang telah mereka kumpulkan. Mereka menemukan kekerabatan yang sangat dekat. Seorang ahli taksonomi virus tentu akan menyebutkannya kedua virus tersebut sebagai spesies virus yang sama. Hal tersebut menunjukkan wabah saat ini - yang telah menginfeksi puluhan ribu orang - bisa langsung dari kelelawar. Coronavirus kelelawar terkait SARS ini secara aktif meluas pada populasi manusia. Tidak semua dari virus-virus tersebut akan memicu pandemi yang mematikan. Semakin sering spillover ini akan semakin besar risiko terjadinya pandemi.

Sumber:
New Research: Bats Harbor Hundreds of Coronavirus And Spillovers Aren'ť Rare. nrp.org/sections/goatandsoda/

No comments: