Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design: Kisi Karunia
Base Code: Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Monday 4 October 2010

Politik yang Sedang Terjadi di Jepang ?

Partai Demokratik Jepang (DPJ), partai yang berkuasa saat ini, kurang mayoritas di Kongres, dan gagal untuk berupaya membentuk koalisi, hal ini diramalkan akan membuat situasi politik menjadi tidak stabil.


Partai-partai oposisi yang kuat, seperti Partai Demokrat Liberal (LDP), terdorong untuk kembali berkuasa dengan cara melaksanakan pemilu mendadak. Untuk sementara waktu ini terjadi tarik-menarik dilakukannya pembubaran pemerintahan, hal ini menjadi titik fokus perpolitikan Jepang.

Ada kemungkinan pemerintah sekarang harus dibubarkan tanpa menyelesaikan tiga tahun lagi. Meskipun Perdana Menteri Naoto Kan menyatakan niatnya untuk mempertahankan masa pemerintahannya, sebagai pemimpin DPJ ia tidak bisa menghindar dari tanggung jawab atas kekalahannya dalam pemilihan umum.

Memang, gesekan dengan mantan Sekjen Ozawa Ichiro akan memanas ketika pemilihan kepemimpinan DPJ yang akan datang semakin dekat.

Pemerintahan DPJ diharapkan untuk mencari koalisi parsial berbasis kebijakan, sehingga dapat mengatasi Nejire Kokkai (Diet Twisted), dimana DPJ memiliki mayoritas di Majelis Rendah, sedangkan LDP memiliki mayoritas di Majelis Tinggi. Ozawa, dengan kekuatan di atas 150 perwakilan di DPJ, akan menjadi kunci untuk kemungkinan membentuk partai bersatu melalui kompromi.

Usulan Perdana Menteri Kan menaikkan pajak konsumsi adalah penyebab utama kekalahan dalam pemilu terakhir.

Isu pajak konsumsi mengingatkan bayak orang untuk membayangkan bahwa pemerintahan DPJ dalam sepuluh bulan terakhir tidak jelas orientasi kebijakannya, dan mereka mempertanyakan legitimasi aturan DPJ secara keseluruhan.

Jajak pendapat telah berpengaruh negatif akibat kekecewaan terhadap aturan DPJ, seperti dalam kasus isu Futenma, kebingungan pada tarif pajak sementara dan RUU privatisasi pos, menjalankan Parlemen dengan kekuatan angka, dan isu "mammonism in politics" yang telah direpresentasikan oleh Ozawa dan Hatoyama.

DPJ akan dihadapkan dengan situasi sulit di Diet Twisted, yang mengingatkan pada apa yang dikatakan mantan Perdana Menteri Yasuo Fukuda dari LDP ketika menjabat: "Aku ini menghadapi begitu banyak masalah, merasa kasihan terhadap diri sendiri."

Mengenai kemungkinan partai lain bersekutu dengan DPJ, seperti New Komeito dan Partai Anda telah menolak untuk bergabung dengan pemerintahan sekarang. Sejauh ini tidak ada pihak lain yang telah menyatakan keinginannya untuk segera bekerjasama dengan DPJ. Oleh karena itu, untuk sementara waktu pemerintahan DPJ harus mengatasi situasi sulit ini dengan membentuk koalisi parsial berbasis kebijakan. Tetapi langkah ini tidak akan menjanjikan masa depan yang cerah.

Koalisi parsial hampir gagal dalam pemerintahan mantan Ohira, dan bahkan ia terganggu oleh konflik 40 hari, dan akhirnya dia meninggal karena serangan jantung. Singkatnya, partai yang berkuasa dapat lulus menjalankan pemerintahan hanya dengan kesepakatan oposisi di Diet Twisted.

Sebagai Presiden LDP Sadakazu Tanigaki menyatakan bahwa Perdana Menteri Kan harus membubarkan parlemen dan menarik perhatian rakyat. Partai-partai oposisi akan mencoba untuk mendorong dilakukan pembubaran pemerintahan DPJ dan mengusahakan dilakukan pemilihan umum dengan segala cara.

Anggota the House of Representatives sekarang memiliki tiga tahun sisa masa kerjanya, namun sangat tidak mungkin mereka akan bekerja sampai akhir sisa masa kerjanya tersebut. Ada banyak faktor untuk dilakukan pembubarannya, seperti skandal yang tak terduga dan politik di dalam partai.

Selanjutnya, konflik mungkin terjadi didalam partai sendiri seperti gerakan anti-Kan dan gerakan anti-Edano (Edano Yukio adalah Sekretaris Utama DPJ), dan bahkan gerakan anti-Eda akan meningkat di Kongres (Eda Satsuki adalah ketua the House of Councilors). Karena Eda sangat tidak populer di antara partai-partai oposisi, posisi ketua akan sangat mudah digantikan oleh seorang dari oposisi LDP yang memiliki mayoritas di parlemen.

Karena Perdana Menteri baru saja menduduki posnya, kampanye anti-Kan tidaklah mudah. Oleh karena itu, oposisi tampaknya cenderung untuk melakukan kampanye anti-Edano. Meskipun Perdana Menteri Kan sekarang menyaring kesalahan Edano . Pada kompromi, timbul pertanyaannya apakah Edano akan digantikan oleh seseorang yang dekat dengan faksi Ozawa. Di pihak Ozawa, sekali ditendang keluar dari posisi utama dalam partai, akan diperlukan seorang yang netral atau lebih dekat ke Ozawa untuk dipilih sebagai Sekretaris Kepala DPJ berikutnya. Akan tetapi Ozawa, tidak dapat menuntut terlalu banyak karena pemerintahan Hatoyama-Ozawa sebelumnya tidak akan mampu memperoleh lebih dari sepuluh kursi pada pemilu terakhir jika mereka harus tetap dalam postingnya.

Siasat yang dilakukan oleh Ozawa pada Pemilihan terakhir kritis gagal. Jika pemerintahan Kan membuat persetujuan dengan Ozawa, hal ini dapat membuat pemerintahannya membentuk koalisi dengan New Komeito atau LDP.

Isu pajak konsumsi akan menjadi kunci penting. Namun, LDP akan berusaha untuk kembali berkuasa dengan cara mengambil kursi yang hilang di House of Councilors. Dengan demikian, partai oposisi akan lebih memperkuat sikap mereka dibanding sebelumnya, dalam rangka mendorong dibubarakannya pemerintahan DPJ. Hal ini akan dapat membalikkan keadaan.

Tiga tahun lalu, DPJ mempertanyakan legitimasi pemerintahan LDP saat itu dengan menyatakan bahwa pemilihan Dewan Penasihat merupakan "kehendak rakyat terkini" dan menyerukan untuk dilakukan pemilihan mendadak.

Politik Jepang tampaknya akan semakin tidak stabil. Pada saat ini perhatian akan ditujukan pada bagaimana konflik internal DPJ berkembang menuju pemilu berikutnya untuk kepemimpinan DPJ pada akhir September, yang akan diikuti dengan sesi yang sangat panjang di Kongres.

Sumber:
Tulisan Sugiura Masaaki, Komentator Politik di The Global Forum of Japan (GFJ) E-Letter, 30 August 2010.

No comments: