Sementara diadakannya pembangunan industri berskala besar, produksi industri pertanian juga dikembangkan secara menyeluruh. Sejak tahun 1952 sampai tahun 1978, industri pertanian RRC menyediakan akumulasi yang sangat besar sejumlah 800 milyar yuan Renminbi untuk industrilisasi ekonomi rakyat, industri pertanian serta pembangunan irigasi di tanah pertanian yang terkait dan sarana teknologi industri pertamain semuanya mendapat perkembangan yang besar. Sejak tahun 1978, RRC melancarkan penyesuaian keseluruhan terhadap kebijakan pedesaan, dan menyusun serangkaian kebijakan pedoman untuk meningkatkan perkembangan industri pertanian.
Kebijakan yang paling utama ialah pelaksanaan Sistem tanggungjawab kontrak keluarga yang dikaitkan dengan hasil produksi, dengan prasyarat alat-alat produksi, misalnya tanah dimiliki oleh kolektif, keluarga petani mengkontrak tanah untuk pengelolaan, pengkontrak mengikuti peraturan kontrak, kecuali membayar pajak kepada negara dan membayar suatu persentase tertentu kepada kolektif, semua produksi dan pendapatan lainnya dimiliki oleh pengkontrak sendiri. Pola perkembangan industri pertanian tersebut membangkitkan antusiasi produk petani yang luas, wajah pedesaan mengalamai perubahan yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Kontrak keluarga bukan hanya mendorong perkembangan keseluruhan usaha pertumbuhan, juga mendorong bangkitnya dan perkembangan usaha budidaya keluarga dan perusahaan pedesaan dan kecamatan. Sementara itu, sejumlah besar tenaga kerja yang tersisa dibebaskan dari tanah, masing-masing menuju kota, dan menyediakan sumber tenaga kerja yang memadai untuk pembangunan perkembangan kota.
China melalui upaya sendiri, dengan menggunakan tanah garapan yang hanya menduduki 7% dari total luasnya seluruh dunia, menghidupi populasi sebanyak 22% total jumlah penduduk seluruh dunia. pada tahun 1997, volume produksi bahan pangan Tiongkok mencapai 492 juta ton, katun 4,3 juta ton, berbagai jenis bahan minyak 21,5 juta ton, daging 53,54 juta ton, dan hasil perairan 35,61 juta ton, semua angka mutlaknya menduduki tempat terdepan dunia. di antara berbagai bagian industri pertanian, produksi bahan pangan memelihara kecenderungan pertumbuhan yang stabil, pertumbuhan ekonomi selalu berkembang pesar, lebih-lebih industri hutan, penggembalaan dan perikanan berkembang dengan sangat cepat, dengan demikian, terjaminlah kebutuhan perkembangan ekonomi negara dan peningkatan terus-menerusnya taraf kehidupan rakyat.
Volume total ekonomi penduduk China telah mencapai skala yang sangat besar, pada tahun 1997, GDP Tiongkok telah mencapai 7 trilyun 477 milyar 200 juta yuan Renminbi, atau 903 milyar dolar Amerika, dan menjadi salah satu di antara 10 terdepan urutan daftar berbagai negara seluruh dunia. Akan tetapi, karena jumlah populasi Tiongkok sangat besar, dan dasarnya agak rendah, taraf volume total ekonomi rakyat perkapita tetap sangat rendah, China tetap adalah satu negara berkembang yang berpendapatan relatif rendah.
Dalam kaitan ketahanan pangan, dapat dikaji reformasi kebijakan pertanian RRC yang dimulai tahun 1994 yang disebut Economic and Technological Development Zone (ETDZ). Sasaran ETDZ adalah meningkatkan:
a) efisiensi proses produksi pertanian,
b) mengenalkan sistem produksi massal untuk alternaif beras seperti hortikultura dan akuakultura,
c) menguasai dan meningkatkan performa teknologi yang sudah ada di masyarakat petani, dan
d) mengembangkan teknologi baru terutama dalam bidang pembibitan, pupuk, dan pestisida ramah lingkungan.
Apa yang dilakukan China kelihatan sederhana, tapi pemerinah Beijing melakukannya secara bertahap dengan urutan prioritas yang jelas dan dilaksanakan secara konsisten. Hasilnya, kurang dari satu dekade, RRC berhasil mandiri dan swasembada pangan. Bahkan, produk-produk pertanian China kini mulai diekspor dan mendapat pasaran luas di negara-negara berkembang.
Berdasarkan tinjauan ekonomi dari 117 negara, China berada pada peringkat ke 49 dari seluruh ekonomi dunia, menurut Laporan Kompetitif Global 2005-2006, yang dikeluarkan oleh WEF. Pada tahun 2004, ekonomi China berada pada peringkat ke 46, dan tahun 2003, berada pada peringkat ke 33.
Inflasi tidak ada masalah di RRC pada tahun 2001, tapi, karena mungkin menjadi terlalu panas pada tahun 2004, inflasi yang didapat secara signifikan dan peringkat RRC pada indikator ini berpindah dari lima pada tahun 2001, ke 58 pada tahun 2005.
Kebijakan yang paling utama ialah pelaksanaan Sistem tanggungjawab kontrak keluarga yang dikaitkan dengan hasil produksi, dengan prasyarat alat-alat produksi, misalnya tanah dimiliki oleh kolektif, keluarga petani mengkontrak tanah untuk pengelolaan, pengkontrak mengikuti peraturan kontrak, kecuali membayar pajak kepada negara dan membayar suatu persentase tertentu kepada kolektif, semua produksi dan pendapatan lainnya dimiliki oleh pengkontrak sendiri. Pola perkembangan industri pertanian tersebut membangkitkan antusiasi produk petani yang luas, wajah pedesaan mengalamai perubahan yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Kontrak keluarga bukan hanya mendorong perkembangan keseluruhan usaha pertumbuhan, juga mendorong bangkitnya dan perkembangan usaha budidaya keluarga dan perusahaan pedesaan dan kecamatan. Sementara itu, sejumlah besar tenaga kerja yang tersisa dibebaskan dari tanah, masing-masing menuju kota, dan menyediakan sumber tenaga kerja yang memadai untuk pembangunan perkembangan kota.
China melalui upaya sendiri, dengan menggunakan tanah garapan yang hanya menduduki 7% dari total luasnya seluruh dunia, menghidupi populasi sebanyak 22% total jumlah penduduk seluruh dunia. pada tahun 1997, volume produksi bahan pangan Tiongkok mencapai 492 juta ton, katun 4,3 juta ton, berbagai jenis bahan minyak 21,5 juta ton, daging 53,54 juta ton, dan hasil perairan 35,61 juta ton, semua angka mutlaknya menduduki tempat terdepan dunia. di antara berbagai bagian industri pertanian, produksi bahan pangan memelihara kecenderungan pertumbuhan yang stabil, pertumbuhan ekonomi selalu berkembang pesar, lebih-lebih industri hutan, penggembalaan dan perikanan berkembang dengan sangat cepat, dengan demikian, terjaminlah kebutuhan perkembangan ekonomi negara dan peningkatan terus-menerusnya taraf kehidupan rakyat.
Volume total ekonomi penduduk China telah mencapai skala yang sangat besar, pada tahun 1997, GDP Tiongkok telah mencapai 7 trilyun 477 milyar 200 juta yuan Renminbi, atau 903 milyar dolar Amerika, dan menjadi salah satu di antara 10 terdepan urutan daftar berbagai negara seluruh dunia. Akan tetapi, karena jumlah populasi Tiongkok sangat besar, dan dasarnya agak rendah, taraf volume total ekonomi rakyat perkapita tetap sangat rendah, China tetap adalah satu negara berkembang yang berpendapatan relatif rendah.
Dalam kaitan ketahanan pangan, dapat dikaji reformasi kebijakan pertanian RRC yang dimulai tahun 1994 yang disebut Economic and Technological Development Zone (ETDZ). Sasaran ETDZ adalah meningkatkan:
a) efisiensi proses produksi pertanian,
b) mengenalkan sistem produksi massal untuk alternaif beras seperti hortikultura dan akuakultura,
c) menguasai dan meningkatkan performa teknologi yang sudah ada di masyarakat petani, dan
d) mengembangkan teknologi baru terutama dalam bidang pembibitan, pupuk, dan pestisida ramah lingkungan.
Apa yang dilakukan China kelihatan sederhana, tapi pemerinah Beijing melakukannya secara bertahap dengan urutan prioritas yang jelas dan dilaksanakan secara konsisten. Hasilnya, kurang dari satu dekade, RRC berhasil mandiri dan swasembada pangan. Bahkan, produk-produk pertanian China kini mulai diekspor dan mendapat pasaran luas di negara-negara berkembang.
Berdasarkan tinjauan ekonomi dari 117 negara, China berada pada peringkat ke 49 dari seluruh ekonomi dunia, menurut Laporan Kompetitif Global 2005-2006, yang dikeluarkan oleh WEF. Pada tahun 2004, ekonomi China berada pada peringkat ke 46, dan tahun 2003, berada pada peringkat ke 33.
Inflasi tidak ada masalah di RRC pada tahun 2001, tapi, karena mungkin menjadi terlalu panas pada tahun 2004, inflasi yang didapat secara signifikan dan peringkat RRC pada indikator ini berpindah dari lima pada tahun 2001, ke 58 pada tahun 2005.
No comments:
Post a Comment