Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design: Kisi Karunia
Base Code: Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Friday, 1 April 2016

Perkembangan Kejadian Flu Burung dalam Musim Hujan Awal Tahun 2016

Kejadian AI pada unggas meningkat selama Maret 2016 (tgl 1-30 Maret)

1.     Kejadian AI sebanyak 47 di 47 desa, 43 kec, 29 kab/kota, 11 provinsi: Jabar (15), Lampung (12), Sulsel (6), Jatim (4) DIY (1), Jateng (4), DIY (1), Sulbar (1) dan DKI Jakarta (1), Sumsel (1), Kaltim (1), Banten (1).
2.     Jumlah kematian unggas : Itik 27.402 ekor: Ayam Petelur (9.832 ekor), Puyuh (5.273 ekor), Ayam kampung (2.174 ekor), Ayam Broiler (2.167 ekor)
3.     Koordinasi :Tim Unit Respon Cepat Keswan (Pusat, Prov dan Kab/kota) secara cepat lakukan pengendalian AI pada unggas dan kerjasama terpadu di lokasi dengan Tim Dinas Kesehatan setempat.

Kasus AI dan jumlah kematian pada unggas selama 1-28 Maret 2016 di Prov. Jawa Barat

1.     Kab. Sukabumi : 2 kasus (entog 2 ekor dan Puyuh 1.100 ekor
2.     Kab. Kuningan : 1 kasus (Puyuh 1.200 ekor)
3.     Kab. Majalengka: 2 kasus (Ayam kampung 86 ekor)
4.     Kab. Indramayu: 2 kasus (Itik 20 ekor, Kalkun 3 ekor)
5.     Kab. Bekasi: 1 kasus (Ayam 2 ekor)

Kejadian AI pada itik peking pedaging di Kab. Bekasi, Januari 2016

1.     Jumlah itik mati akibat AI sebanyak 224 ekor dari populasi awal 250 ekor 17-22 Januari 2016 usia siap panen (40 hari)
2.     Hasil Uji cepat (RAT) dan Uji PCR positif AI/H5N1 clade2.3.2
3.     Faktor risiko: air minum dari sungai terkontaminasi virus AI
4.     Pemusnahan 214 ekor sisa itik hidup, dibayarkan kompensasi APBN pusat Rp. 8.025.000,- tunai 19 Feb 2016.
5.     Kerjasama tim terpadu URC (Pusat, Prov Jabar, kab. Bekasi), Lab BPPPHK Cikole, PUSKESMAS Kec. Babelan, Kepala Desa.
6.     Pemantauan s/d 3 minggu pasca pemusnahan unggas, TIDAK ADA kasus AI baru pada peternakan dan unggas di sekitarnya, juga tidak ada kasus Suspek/konfirm Flu Burung pada warga desa Pantai Hurip.

Kejadian AI pada Unggas di Kab. Banyuwangi

1.     Lokasi: Dsn. Wringinagung, desa Sumberejo, kec. Gambiran, kab. Banyuwangi,  17 peternak itik, entog, ayam.
2.     Kronologis : unggas mati sejak awal maret 2016: Total 1.600 ekor dari populasi 7.600 ekor. itik 1.000 dari  5.000 ekor, ayam 400 dari 2.000 ekor, entog 200 dari 600 ekor. Awalnya peternak menduga akibat penyakit tetelo biasa. Peternak melapor ke Disnak kab (8 maret), Uji Cepat hasil positif dan pengambilan spesimen untuk pemeriksaan lab uji PCR (9 maret).
3.     Tindakan pengendalian AI: Disposal bangkai, pemusnahan unggas sisa sekandang, pembersihan disinfeksi, koordinasi dan penyuluhan bersama Dinas Kesehatan kab. Banyuwangi. Tidak ada warga/peternak yang suspek/konfirm Flu Burung.

Kejadian AI pada Unggas di Kab. Lamongan

1.     Peternakan ayam petelur di desa Sembung, kec. Sukarame, kab. Lamongan. Ayam produksi populasi awal 750 ekor, mati 735 ekor (8-15 Maret 2016) dengan hasil Rapid Test dan PCR positif AI. Sisa 11 ekor segera dimusnahkan, disinfeksi. Ayam grower 600 ekor usia 4 bulan di kandang lain diamankan dengan biosekuriti dan vaksinasi AI.
2.     Peternakan itik potong di desa Pajangan, kec. Sukodadi, kab. Lamongan, melaporkan pada 22 maret 2016 bahwa 18-22 Maret mati 40 ekor dari populasi awal 250 ekor. Dilakukan pengambilan sampel untuk uji PCR, sedang menunggu hasil lab.
3.     Tim terpadu dengan Dinas Kesehatan Kab. Lamongan untuk kewaspadaan, s/d saat ini tidak ada warga sekitar yang suspek atau konfirm Flu Burung.

Kejadian AI pada Unggas di Cilandak – Jakarta Selatan

1.     Lokasi : Kampung Pemulung, Kelurahan Cilandak Barat RT 14/04 Jl. Lebak Bulus V, Jakarta Selatan. Kawasan kumuh para pemulung, 10 KK yang memelihara ayam kampung dan entog diumbar.
2.     Kronologis: mulai unggas mati (15 Maret), melapor ke petugas keswan dan langsung RAT, ambil sampel (16 maret), Hasil Lab PCR (+) H5N1, pemusnahan tahap-1 (20 ekor), penyuluhan terpadu keswan-kesmas (17 maret), sweeping, pemusnahan tahap-2 (23 ekor) (23 Maret).
3.     Kondisi 23 Maret 2016: total unggas mati 30 ekor (19 ayam, 11 entog), unggas dimusnahkan 43 ekor (29 ayam, 14 entog)
4.     Tim terpadu One Health: Keswan (URC Pusat, Prov DKI Jakarta, Jaksel, Lab BKHI, BV Subang), Kesmas (Dinkes Jaksel, Dit. Penyehatan Lingkungan, Pemda (Camat Cilandak, Lurah, Satpol.PP)

Kasus AI pada Unggas di Kab Lumajang - Jawa Timur

1.     Lokasi : Ds. Sukorejo, kec. Kunir, Kab. Lumajang. Tim Pusat, BBV Wates, Dinas Daerah
2.     Populasi awal itik pedaging 11.000 ekor, itik petelur 3.000 ekor, Ayam Bangkok 300 ekor
3.     Itik pedaging mati akibat AI sekitar 500 ekor/hari, total 9.500 ekor umur 15-30 hari

Kasus AI pada Unggas di Kab. Sukabumi – Jawa Barat

1.     Lokasi : Peternakan Burung Puyuh milik Bpk. Eche di Kampung/kec Sukalarang, kab. Sukabumi.
2.     Populasi 1.300 ekor puyuh umur 6-24 bln, selama 2 tahun aman, membatasi lalulintas orang.
3.     Mulai 24-28 Maret 2016 mati mendadak 1.200 ekor. RAT (+) 27 Maret 2016.
4.     Faktor risiko: 21 Maret, puyuh 30 ekor afkir dibeli murah dari Peternak Puyuh Bp. Syamsul, yang sebelumnya telah mati ratusan ekor, mengira karena ND, selebihnya telah dipotong afkir.

SE DJ. PKH No.12141, Tgl. 12 Feb 2016 Peningkatan kewaspadaan dan pengendalian AI

1.     Penyuluhan kesadaran masyarakat/peternak melapor bila unggas sakit/mati mendadak dan waspada
2.     Petugas keswan lakukan Deteksi, Lapor dan Respon Cepat Pengendalian AI
3.     Biosekuriti 3 Zona (Bersih, Antara, Kotor)
4.     Vaksinasi 3 Tepat (Vaksin, Jadwal, Tehnik vaksinasi)
5.     Sanitasi rantai pemasaran unggas
6.     Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) Masyarakat
7.     Surveilans dan investigasi dinamika virus AI
8.     Pengadaan DOC dari Breeding farm bersertifikat Kompartemen Bebas AI

Tujuan respon cepat pengendalian AI pada unggas:

1.     Memberantas virus AI pada sumber kejadian penyakitnya (pada peternakan unggas) guna meminimalisir kerugian ekonomi peternak
2.     Memutus rantai penyebaran virus AI guna mencegah/meminimalisir penyebaran virus AI ke dalam rantai pemasaran unggas
3.     Mencegah/meminimalisir risiko penularan Flu Burung dari unggas ke manusia

Deteksi, Pelaporan dan Respon Cepat

1.     Deteksi : Rapid Antigen Test
2.     Pelaporan: dari Masyarakat, Peternak, ke Kader atau Pelapor desa, dengan i-SIKHNAS. Rapid test (+) lapor SMS Gateway
3.     Respon Pengendalian: Isolasi, Focal Culling, Disposal, KIE. Bantuan ke peternak: Disinfektan, Vaksin, APD, Pendampingan penerapan Biosekuriti 3 Zona dan atau Vaksinasi 3 Tepat (diutamakan pada Wilayah Risiko Tinggi)


Sumber : URC PHMS, Direktorat Kesehatan Hewan, Ditjen PKH, Kementan

No comments: