Oleh: Hendra Wibawa (Staf Laboratorium
Bioteknologi, BBVET Wates)
LATAR
BELAKANG
Akhir-akhir ini telah dilaporkan adanya
peningkatan kasus penyakit pada itik, disertai tingkat morbiditas dan
mortalitas yang tinggi, di tiga provinsi yaitu Jawa Tengah, Daerah Istimewa
Yogyakarta, dan Jawa Timur sejak bulan September 2012. Hasil pengujian patologi
dan histopatologi, virologi dan biologi molekuler yang telah dilakukan oleh
Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates mengindikasikan bahwa virus H5N1 merupakan agen
utama penyebab kasus penyakit ini. DNA sekuensing terhadap gen hemagglutinin
(HA) dari beberapa isolat H5N1 menunjukkan
bahwa virus H5N1 yang diisolasi dari itik-itik saat wabah penyakit terjadi
tergolong dalam clade 2.3.2, tepatnya termasuk dalam clade 2.3.2.1, sebuah
galur virus H5N1 yang sebelumnya tidak ditemukan di Indonesia (Wibawa et al., 2012).
Walaupun isolat-isolat H5N1 dari itik
ini sudah berhasil diindentifikasi termasuk dalam golongan clade 2.3.2.1, ada
dua pertanyaan yang muncul yaitu:
1) Bagaimana
hubungan kekerabatan genetik (phylogenetic/filogenetik)
isolat-isolat virus dari itik ini dengan isolat-isolat H5N1 clade 2.3.2.1 yang
telah diindentifikasi sebelumnya dari negara-negara lain di Asia,
2) Bagaimana sensitifitas uji biologi
molekular, khususnya real time reverse transcription PCR (rRT-PCR) dalam
mendeteksi adanya infeksi yang disebabkan oleh virus-virus clade 2.3.2.1.
Oleh karena itu, perkembangan terkini
berkaitan dengan analisis filogenetik dan sensitifitas uji rRT-PCR didiskusikan
dalam laporan ini.
METODOLOGI
Analisis
Filogenetik dan Jarak Susunan Nukleotida
Untuk
menentukan grup atau kluster dari isolat-isolat H5N1 itik ini, Dr Ken Inui
(FAO) telah memberikan 99 data sekuen nukleotida gen hemagglutinin (HA) dari
virus clade 2.3.2.1 yang telah diindentifikasi sebelumnya. Sekuen-sekuen ini
selanjutnya dialignment bersama-sama dengan sekuen HA virus-virus
H5N1 yang diisolasi itik dengan program ClustalW di dalam software MEGA 4.0 (Tamura et al., 2007).
Selanjutnya hasil aligment diedit dan digunakan sebagai data untuk menyusun
pohon filogenetik di dalam MEGA 4.0 dengan metode Neighbour Joining (NJ) tree menggunakan 1000
bootstrap replikasi dan Tamura-Nei93 (TN93) untuk model substitusi nukleotida.
Analisis jarak pasangan nukelotida dilakukan dalam software Mega 4.0 mengunakan
p-distance model dan 1000 bootsrap replikasi.
Real-time
Reverse Transcription-PCR
Real time reverse transcription PCR (rRT-PCR) dilakukan
pada sampel-sampel dari isolate H5N1-itik yang digunakan untuk sekuensing DNA.
Uji ini dilakukan, sebelum sampel dikirim ke partner laboratorium sekuensing, untuk
deteksi influenza type A (gen matrix MA) dan deteksi subtype H5 (gen HA)
menggunakan Taqman rRT-PCR assay virus avian influenza dengan primer dan probe
yang telah didesain oleh Australian Animal Health Laboratory (AAHL) Geelong,
Australia. Metode dan kondisi reaksi uji rRT-PCR menggunakan prosedur yang
telah dipublikasi sebelumnya (Heine et al.,
2007).
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Virus
H5N1 dari kasus itik memiliki kekerabatan yang tinggi dengan virus clade
2.3.2.1 A/Hong
Kong/6841/2010-like virus, khususnya grup VietNam C
Sebagaimana laporan WHO, virus H5N1 clade 2.3.2
telah mengalami evolusi yang cukup signifikan dari tahun 2008 (WHO, 2012). Penamaan clade 2.3.2.1 kemudian muncul sejak
tahun 2011 dan virus virus dari clade ini telah terdeteksi menginfeksi burung-burung
liar di China, Hong Kong, India dan Nepal, dan juga
menyerang unggas di Bangladesh, Bhutan, China, India, Nepal and Viet Nam. Berdasarkan
keragaman genetik gen HA, clade ini terus berkembang dan mengalami evolusi
dalam 2 tahun terakhir sehingga WHO membagi clade ini menjadi tiga grup virus yaitu A/Hubei/1/2010-like, A/barn swallow/Hong Kong/D10-1161/2010-like,
dan A/Hong Kong/6841/2010-like (WHO, 2011).
Hasil analisis filogenetik menunjukkan bahwa
virus-virus H5N1 yang diisolasi dari itik di daerah Jawa Tengah, Yogyakarta dan
Jawa Timur memiliki kekerabatan genetik yang sangat berdekatan dengan
virus-virus yang sebelumnya telah diindentifikasi sebagai A/Hong
Kong/6841/2010-like viruses, lebih tepatnya grup VietNam C (Gambar 1).
WHO/OIE/FAO
H5N1 Evolution Working Group (WHO, 2008;
WHO, 2012)
telah membuat ketentuan klasifikasi H5N1 clade sebagai berikut: 1) Digolongkan sebuah clade
baru jika memiliki rata-rata persentase jarak pasangan nucleotida antar spesies
(average pairwise distance) lebih
dari 1.5% dari clade yang telah ada dan
terdefinisi sebelumnya, 2) Hasil
analisis phylogenetic dan keragaman HA sequence menunjukkan sharing common ancestral node
dengan nilai bootstrap > 60% pada
nodus phylogenetic yang menunjukkan clade (setelah 1000 neighbour-joining bootstrap replicates). Analisis sekuen nukleotida terhadap masing-masing
grup virus di dalam A/Hong Kong/6841/2010-like viruses menunjukkan bahwa masing-masing grup memiliki
rata-rata jarak susunan nukleotida (average
pairwise distance within group) kurang dari 1.5% (Gambar 2).
Walaupun rata-rata jarak susunan nukleotida antar grup (between group) virus H5N1 dari kasus itik hanya 0.8% dengan VietNam C, tetapi rata-rata jarak susunan nukleotida dengan A/Hong Kong/6841/2010 dan virus-virus lain grup yang serupa dengan A/Hong Kong/6841/2010 dari Nepal, Tyva, Mongolia, Jepang dan Korea berturut-turut adalah 2.1% dan 2.3% (Gambar 2). Hasil analisis ini menunjukkan bahwa isolat H5N1 dari kasus itik ini masih dalam satu grup dengan VietNam C. Namun, karena rata-rata jarak pasangan nukleotida antar grup dari VietNam C dan isolat virus H5N1 itik ini lebih dari 1.5% terhadap A/Hong Kong/6841/2010 dan virus-virus yang serupa dengannya (Nepal-1, Mongolia, Tyva, Jepang dan Korea), maka ada kemungkinan bahwa virus-virus H5N1 dari VietNam C dan dari kasus itik di Indonesia ini merupakan sebuah grup tersendiri atau sublineage baru dalam clade 2.3.2.
Walaupun rata-rata jarak susunan nukleotida antar grup (between group) virus H5N1 dari kasus itik hanya 0.8% dengan VietNam C, tetapi rata-rata jarak susunan nukleotida dengan A/Hong Kong/6841/2010 dan virus-virus lain grup yang serupa dengan A/Hong Kong/6841/2010 dari Nepal, Tyva, Mongolia, Jepang dan Korea berturut-turut adalah 2.1% dan 2.3% (Gambar 2). Hasil analisis ini menunjukkan bahwa isolat H5N1 dari kasus itik ini masih dalam satu grup dengan VietNam C. Namun, karena rata-rata jarak pasangan nukleotida antar grup dari VietNam C dan isolat virus H5N1 itik ini lebih dari 1.5% terhadap A/Hong Kong/6841/2010 dan virus-virus yang serupa dengannya (Nepal-1, Mongolia, Tyva, Jepang dan Korea), maka ada kemungkinan bahwa virus-virus H5N1 dari VietNam C dan dari kasus itik di Indonesia ini merupakan sebuah grup tersendiri atau sublineage baru dalam clade 2.3.2.
Hasil
pengujian real time RT-PCR (rRT-PCR)
Tabel
1. Hasil pengujian rRT-PCR terhadap sampel-sampel yang digunakan untuk
sekuensing DNA
Virus
|
Cycle threshold
MA Flu-A
|
Cycle threshold
Subtipe H5
|
||
Jaringan
|
Cairan
Alantois
P1*
|
Jaringan
|
Cairan
Alantois
P1*
|
|
Duck/Sukoharjo/BBVW-1428-9
|
td
|
16.0
|
30.4
|
15.9
|
Duck/Bantul/BBVW-1443-9/2012
|
td
|
18.2
|
17.3
|
17.8
|
Duck/Sleman/BBVW-1463-10/2012
|
30.1
|
18.4
|
30.0
|
17.7
|
Duck/Wonogiri/BBVW-1730-11/2012
|
td
|
19.6
|
16.8
|
18.7
|
Duck/Blitar/BBVW-1731-11/2012
|
td
|
16.4
|
18.3
|
16.2
|
Duck/Tegal/BBVW-1727-11/2012
|
21.6
|
15.3
|
21.9
|
15.1
|
Muscovy duck /Tegal/BBVW-1732-11/2012
|
17.3
|
14.6
|
17.9
|
14.9
|
Keterangan:
Uji
rRT-PCR menggunakan primer and probe yang didesai oleh AAHL, Geelong,
Australia.
*Dari
cairan alantois (P1) yang sama dengan sampel-sampel untuk sekuensing DNA.
td:
tidak dilakukan
KESIMPULAN
Hasil analisis filogenetik menunjukkan
bahwa virus-virus yang diisolasi dari itik saat terjadinya kasus penyakit di
Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur termasuk dalam clade 2.3.2.1 dan
memiliki tingkat kekerabatan genetik hemagglutinin yang tinggi dengan clade
2.3.2.1 grup VietNam C. Perlu dilakukan kajian mengenai asal-asal usul dan
bagaimana introduksi clade 2.3.2.1 ini di Indonesia. Uji rRT-PCR menggunakan
primer dan probe yang telah didesain oleh AAHL dan telah digunakan oleh Balai
Besar Veteriner dan Balai Pengujian dan Penyidikan Veteriner mampu mendeteksi
adanya infeksi virus-virus clade 2.3.2.1 ini.
UCAPAN
TERIMA KASIH
Kami mengucapkan terima kasih kepada Dr
Ken Inui (FAO) yang telah memberikan informasi sekuen rujukan, khususnya untuk
gen HA1, dari virus-virus clade 2.3.2.1. Kami memperoleh data-data sekuen
rujukan clade 2.3.2.1 ini dari sebuah email (tertanggal 11 Desember 2012,
bertajuk: The spread of clade 2.3.2.1) dari Dr James McGrane (FAO) yang
ditujukan kepada Bapak Direktur Kesehatan Hewan dan di cc-kan kepada Kepala
Balai Besar Veteriner Wates, kepada penulis, dan kepada beberapa orang lainnya.
DAFTAR
PUSTAKA
WHO (2011). Antigenic and genetic characteristics of zoonotic
influenza viruses and development of candidate vaccine viruses for pandemic
preparedness. http://www.who.int/influenza/resources/documents/2011_09_h5_h9_vaccinevirusupdate.pdf.