Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design: Kisi Karunia
Base Code: Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Monday 1 September 2008

Murid SD belajar menanam padi ketika liburan musim panas

Sekolah Dasar Jepang biasa memberikan tugas libur musim panas dengan kegiatan mengembangkan pengetahuan sain seorang murid. Selama libur sekitar satu setengah bulan murid diberikan tugas sesuai dengan tingkatan kelasnya. Jenis tugas diberikan sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

Gambar sebelah Fadiru mau berangkat sekolah. Anak ini duduk di kelas 5 SD Jepang Aburamen, Meguro-ku, Tokyo memperoleh tugas menanam padi. Padi ditanam di dalam ember bekas, bagian bawah tanpa lubang sehingga air tetap tergenang. Pada ember dibagian luar ditulis nama dan kelasnya. Padi ditanam di sekolah dan selama liburan musim panas ember yang telah ditanam padi tersebut dibawa kerumah.

Selain memelihara padi setiap hari Fadiru juga mengamati pertumbuhan padi tersebut. Memelihara dengan cara menyirami air ketika tanah akan mengering. Dia juga mengamati dan mencatat ketinggian pohon, perkembangan batang, daun, buah padi, akar dan sebagainya. Tugas kegiatan ini dilakukan dengan santai tanpa beban tetapi harus penuh tanggung jawab. Ketika musim liburan selesai dan kembali masuk sekolah, hasil pengamatan diserahkan kepada guru kelasnya.






Agar terkena sinar matahari, ember yang berisi tanaman padi disimpan di beranda luar rumahnya.

Tujuan kegiatan ini agar murid mengenal kegiatan bercocok tanam padi dan mengetahui proses produksi bahan makanan pokok orang Jepang.

Setiap hari mereka dididik selalu mengucapkan itadakimasu sebelum makan. Suatu ucapan syukur telah diberikan makanan, disana juga bermakna ucapan terimakasih terhadap petani yang telah memproduksi bahan makanan. Ketika selesai makan siang bersama di sekolah, guru mengontrol makanan murid yang tidak habis. Guru tidak bosan-bosan mendidik murid untuk selalu menghabiskan makanan yang telah dihidangkan dihadapan mereka. Apabila terdapat murid menyisakan makanan, guru menjelaskan betapa sulit dan lama untuk menghasilkan beras. Sehingga guru selalu menekankan kepada murid ketika makan agar tidak menyisakan satupun butir nasi, makanan harus dimakan habis. “Hormatilah dan hargailah petani yang telah memproduksi makanan !” tegas guru.

Kegiatan yang baik ini semoga dapat kita contoh untuk dimasukan dalam program (ekstra)kurikuler SD di negara agraris. Di negara tercinta ini, diharapkan dapat berkembang pesat jumlah anak-anak bangsa yang mencintai dunia pertanian, termotifasi belajar teknologi pertanian dan bercita-cita menggeluti dunia pertanian. Pada gilirannya bermunculan petani-petani muda yang tangguh siap untuk mendukung pencapaian swasembada pangan dalam pembangunan pertanian yang berkelanjutan.



Tanahnya agak mengering berlumut, batangnya masih tegak

























Tangkai padi tumbuh tidak sama, ada yang sudah merunduk ada yang masih tegak
























Daunnya sudah ada yang mulai mengering
























Teman-teman Fadiru dari SD Aburamen yang ikut menanam padi di sawah pertanian yang terletak di Higashi-Matsuyama shi. Ketika panen tiba mereka ikut memanen padi yang mereka tanam sendiri lalu dimasak menjadi Onigiri. Onigiri seperti ketupat tetapi berbentuk segitiga dibungkus dengan nori (rumput laut). Mereka menikmati hasil panenannya bersama-sama petani dengan mengucapkan itadakimasu sebelum memakannya sebagai tanda terimakasih kepada para petani. Dengan praktek lapang ini anak-anak SD sudah dididik bagaimana seharusnya kita menghormati profesi petani. Terimakasih Bapak-Ibu Tani yang telah bekerja keras sepanjang tahun untuk memproduksi makanan untuk kehidupan umat manusia di dunia.

No comments: