Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design: Kisi Karunia
Base Code: Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Wednesday 2 May 2007

Penanggulangan AI dengan hibah Second Kennedy Round

Pemerintah Pusat melalui Dana Hibah Jepang Second Kennedy Round (SKR) memberikan bantuan peralatan untuk penanggulangan berkembangnya wabah Avian influenza (AI) ke beberapa provinsi yang terjangkit wabah AI di antaranya Propinsi Kalimantan Selatan.


Pengadaan peralatan pendeteksi dini atau Rapid Diagnosa Kit merupakan alat test yang mudah dioperasionalkan ke wilayah yang dicurigai.


Untuk itu penggunaan Rapid Test Kit ini dapat diketahui secara cepat apakah terdapat virus AI pada ternak unggas : ayam, itik, burung, dan ternak kecil sejenisnya di wilayah uji/test. Bantuan peralatan Rapid Diagnosa Kit berjumlah 2300 unit telah diterima dengan baik oleh BPPV-V Banjarbaru pada tanggal 18 Desember 2006. Sebagaimana fungsinya, BPPV-V dalam melaksanakan diagnosa ke suatu wilayah dapat mendekteksi terjakitnya wabah outbreak unggas diwilayahnya (Kalsel, Kalteng, Kaltim dan Kalbar). Bila hasilnya positif tindakan selanjutnya dapat dilakukan secara cepat dengan melakukan isolasi dan pelarangan mutasi / lalulintas unggas ke dan dari daerah tersebut.

Perkembangan AI di Kalimantan Selatan hingga dilaporkan, cenderung menurun. Sejak berkembangnya AI tahun 2004 telah terjadi kematian pada unggas ayam petelur /layer sebanyak 2.800 ekor dari total populasi 15.592 di perusahaan peternakan ayam di Nusa Indah, Kecamatan Bati-bati, Kabupaten Tanah Laut. Selain itu kematian unggas juga terjadi pada beberapa jenis unggas lainnya seperti : Itik, ayam broiler, ayam buras, ayam silang, dan burung puyuh.

Setelah dilakukan upaya pencegahan dan pemberantasan yang berpedoman pada kasus-kasus AI diketemukan juga kasus AI pada Itik di Kabupaten Hulu Sungai Utara. Dengan adanya kasus tersebut Dinas melakukan sanitasi kandang dan lingkungan, melakukan isolasi ternak yang sakit, membakar yang mati, pengawasan lalulintas unggas dan ternak. Melakukan pengawasan unggas dan produk unggas dengan bekerjasama Balai Karantina Banjarmasin serta monitoring kasus unggas di lokasi ternak unggas.

Selain melakukan pengendalian lalulintas unggas hidup, produk unggas dan limbahnya yang akan masuk ke wilayah Kalimantan Selatan, masyarakat diberikan sosialisasi dan penyuluhan baik langsung maupun tidak langsung tentang waspada avian influenza. Hasilnya cukup dapat menekan dampak ekonomi dan kesehatan masyarakat, bahkan sampai Nopember 2006 tidak diketemukan adanya wabah AI pada ayam petelur. Sedangkan untuk antisipasi dan penelusuran perkembangan AI masih diperlukan pengembangan Sumber Daya Manusia (pelatihan luar negeri dan dalam negeri) untuk melaksanakan surveillance dan pelaporan setiap ada gejala AI.

No comments: